06. Anger for Alea.

272 20 0
                                    

"Terkadang hubungan tak terlepas dari seorang yang tak diinginkan untuk datang, lalu perlahan merusak."

______
Stagnation.
______

Sinar matahari sudah menyinari jendela apartemen Fay, semalaman gadis itu hanya bercek-cok dengan Reino, hingga pada akhirnya mereka memilih untuk menonton film bergenre romance bersama dengan posisi berjauhan sambil sesekali menatap sinis.

Vania memilih untuk pulang dan mempersiapkan pembalasan dendam untuk Leon yang membawanya ke club.

Kini Fay hanya bisa tersenyum paksa mengingat itu, kejadian langka dan menurutnya sedikit lucu.

Dan akhirnya, ia menyadari bahwa sekarang ia terbangun dikamar apartemennya, tenang saja Reino tidak berbuat apa-apa.

Lelaki itu hanya mengangkat Fay yang tertidur disofa, dan Reino memilih untuk tidur didepan televisi.

Dan kini Fay hanya bisa menatap langit-langit kamar diapartemennya dengan pantulan cahaya matahari yang masuk dan dengan cepat suara pintu terbuka membuatnya terperanjat bangun dari ranjang.

*Bruk.

"A-argh" keterkejutan Fay membuat tubuh gadis itu mendarat dikarpet berwarna ungu pastel yang kasar itu.

"Masakin gue! Laper!" teriak Reino mengacak rambutnya sambil memandangi kekasihnya yang masih memegangi lututnya dan wajah yang tertutup rambut.

Sialan, bukannya membantu kini lelaki dengan kaos polos itu malah bersidekap dada.

"Cepat babu!"

Fay mendongakkan wajahnya, menatap tajam dengan manik mata yang menyorot kearah Reino yang balik melotot kearahnya.

"Babu?" Fay bangkit dan membenarkan tatanan rambutnya.

"Jadi? Gue babu lo?" Fay mendekat dan mengeraskan wajahnya.

Reino menggeleng cepat, kan keceplosan! "Baby... Eh iya itu maksud gue, iya itu... Baby... Salah mulu heran."

"Kemaren lo bilang gue babi, babu, sekarang babu lagi ya?" Fay menatap kesal dan membuang wajah.

Moodnya hancur karena tingkah Reino, dan kini Reino malah cekikikan tidak jelas.

"Senyum dong." Reino mendekat dan mencekal dagu Fay, menarik kedua pipi gadis itu, namun sialnya Fay justru menendang kaki Reino kesal.

"Minggir! Gue masakin, tapi gue kasih racun tikus!" Fay menyingkir dan berjalan melewati Reino.

Reino menggeram, "Heh lo tuh gak boleh gitu, palingan kalo gue mati, lo ngesot-ngesot dipinggir jalan sambil nangis!" teriak Reino sambil mengambil handuk ingin menyegarkan diri.

Fay menutup telinganya, Reino membuat suasana apartemennya hancur! Kacau bahkan tidak nyaman ditempati.

*Klek...

"Nyenyenye...."

"Yuhu, dua pangeran dateng!"

Suara menjengkelkan itu terdengar ditelinga Reino dengan cepat.

"Loh?! Kok lo disini—." kaget Zaki memotong kalimatnya.

"Heh dua kampret lo ngapain pada kesini!" Reino yang hendak bergegas kekamar mandi harus menghentikan langkahnya, mendapati Fero dan Zaki datang sepagi ini.

Zaki juga teman segeng mereka, ah dibaru saja pulang dari Jepang.

Tapi kenapa mereka membawa banyak bawaan, heh?! Kenapa datang keapartemen Fay?! Jangan-jangan....

Stagnation (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang