17. Walk alone.

172 10 0
                                    

"Sebuah situasi yang mengharuskan diri ini berjalan sendiri adalah hal yang perlu dinikmati."

______
Stagnation.
______

"Jadi lo pindah kesini karna jadi bahan bully kelas Reino? Beruntung sih lo kesini, gue bakal jadi sahabat  lo lagi kok!" ucap Vania semangat membuat Fay yang mendengarnya dari depan merasa panas.

"Sudah ya senyam-senyum nya, lagian kalian kalo ada murid cantik langsung aja—."

"Cantik dari mana? Gatelan gitu!" potong Fay tertawa dan membuat banyak lelaki dikelas ini ikut tertawa.

"Setuju gue Fay!" sorak mereka.

Dan para gadis pun hanya menyergit tanda tidak suka, disisi lain Vania hanya memutar bola matanya malas. Ia begitu marah dengan Fay, sejahat-jahatnya dia. Vania tak suka jika dia bermain dengan banyak lelaki. Ini menyakitkan.

"Lo liat apa yang bakal gue rebut dari lo, Fay Aleshia." gumam Anzela mengibaskan rambutnya.

Disamping itu bu Delita hanya menggeleng dan melanjutkan pelajaran, Fay duduk didepan seorang diri dengan meja polos tanpa satupun buku yang tak tampak menghiasi.

Gadis itu hanya memainkan ponselnya santai dan menaruh tasnya diatas meja lalu meletakkan kepalanya disana.

Dan para siswa pemalas yang ada dibekalang pun menggeleng, "Udah cantik, cocok jadi panutan, gas!!! Ngebo ae lah!" ucap salah satu dari mereka mengambil tasnya dan melakukan hal yang sama dengan Fay.

"Gue kangen lo Rei." gumam Fay sebelum terlelap dalam dunia gelapnya.

* * *

"Reino!" panggil Alea duduk disebelah Reino.

"Hm."

"Anzela udah nggak dikelas IPS 3 lagi, dia pindah kekelas Fay!" ucap Alea gugup.

"Terus?"

"Tolong buat dia pindah dari sana, gue mohon!" ucap Alea memegangi lengan Reino.

"Apaan sih lo?! Lagain kenapa kalo Anzela dikelas Fay?!"

"Dia itu jahat!"

"Jahat mata lo sliwer, lo kalo dendam nggak usah fitnah deh, dari lo sama Anzela. Gue nggak bakal pilih salah satu dari kalian." ucap Reino sambil merapikan bukunya.

Dan disisi lain Alea menghembuskan nafas lega, "Syukur deh."

"Lah?" Reino menyergit, "Nggak usah sok polos deh lo, gue tau lo bakal bikin akun fake buat neror Fay kan? Cupu amat lo neng."

"Rei makin lama mulut lo perlu difilter deh kayaknya, kasar banget!" kesal Alea.

"Hm sorry, gue nggak lagi deket sama Fay lagi, jadi ya jangan bicarain dia untuk waktu ini. Gue mau main basket." ucap Reino beranjak dari kursinya.

"Kenapa? Gara-gara Anzela?"

"Anzela mulu daritadi. Naksir lo? Lesbi ya?" kesal Reino keluar dari kelas, dengan cepat Alea berlari menghampiri Reino.

"Bangsat gak lah!"

"Mulai kasar ya." tunjuk Reino menggeleng.

"Buat dia bahagia, lo nggak boleh salah pilihan buat orang jahat, gue nggak suka orang jahat, gue mohon." ucap Alea memegang tangan Reino, membuat banyak pasang mata memperhatikannya.

"Lo sakit?" Reino mendongakkan wajah Alea dan menempelkan telapak tangannya kedahi Alea dan saat itulah semburan kemarahan Fay menyirat dengan sempurna.

Stagnation (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang