Selama kurang lebih 3 setengah jam, akhirnya dia sampai ke tempat yang ditujunya. Ia terpana ketika melihat bangunan didepannya yang terlihat seperti istana daripada mansion. Hingga gerbang tersebut terbuka otomatis pun, pria itu masih tak berhenti memuji mansion didepannya.
Seorang pria paruh baya turun dari sebuah mobil berwarna kuning dan menghampirinya.
"Ada keperluan apa kau, nak?" tanyanya dengan sebuah senyum ramah. Pemuda itu membungkuk pelan setelahnya melangkah untuk lebih dekat.
"Perkenalkan nama saya Kim Minseok, Paman. Saya keponakan dari bibi Kim yang sedang sakit dan saya akan menggantikannya untuk beberapa minggu" ujarnya santun.
Pria tersebut pun mengerti dan mempersilahkan Minseok untuk naik ke mobil tersebut, Ia pun membantu membawakan barang-barangnya.
Pantas saja mereka menyediakan mobil seperti ini, jarak dari gerbang ke mansion nya saja sangat jauh. Belum selesai memandang kagum sekitarnya, paman yang mengantarnya tiba-tiba menepuk bahunya.
"Mari masuk"
Ukuran pintunya pun sangat besar. Apakah dirinya terlihat berlebihan? Maaf saja, di daerahnya tidak ada rumah sebesar ini.
Minseok diajak ke salah satu ruangan sebelah kanan tangga. Oh iya, Ia lupa mengatakan bahwa harum rumahnya pun membuat candu. Aroma nya sangat menenangkan.
Rumah ini di dominasi warna hunter green yang di kombinasikan dengan interior kayu dan cat abu-abu. Sepertinya pemilik rumah ini sangat menyukai alam khususnya pepohonan hijau.
Ia sadar sadar saat berada disini yang dilakukannya hanyalah mengagumi mansion ini.
"Kim Minseok, bukan?" seorang wanita berjalan anggun memasuki ruangan yang sama dengan Minseok berada.
Minseok berdiri dan membungkuk hormat kepada wanita yang dia tak ketahui. Ah, dia lupa menanyakan kepada bibinya tentang rupa pemilik rumah ini. Minseok hanya tahu namanya.
Dia sebenarnya sedang menganggantikan bibi nya yang sakit untuk 2 minggu, kebetulan pemilik rumah ini juga pergi dan meninggalkan anak-anak mereka.
Bibinya sudah menjadi asisten kepercayaan keluarga ini, sehingga pemilik rumah menitipkan anak-anaknya kepada bibinya bahkan saking percayanya mereka mengizinkan dirinya untuk menggantikan sang bibi.
"Saya Choi Yoona" ujarnya memperkenalkan diri setelah membaca raut wajah Minseok yang kebingungan.
Dia membungkuk lagi, merasa tak sopan. "Maaf nyonya Choi"
Yoona terkekeh, "Tak masalah, silahkan duduk."
"Terima kasih sudah bersedia menganggantikan bibi Kim, sebenarnya kami ingin menyewa asisten lain untuk sementara bagi anak-anak kami. Tetapi saya merasa cemas, jadi maaf jika hal ini mengganggu mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cotton Candy [✔]
Fanfiction» Seperti permen kapas yang manis dirasa tetapi singkat dimulut « ! Warning ! -•Yaoi // b×b -•Mpreg -•Ot12 [ Xiumin × all member] Oneshoot/twoshoot/etc