19. di rundung lagi?

6 4 0
                                    

"kenapa lo bisa tau ? dari mana?" panik ku

"sebernernya setiap lo bicara sama Tasya.....gue gak sengaja denger pembicaraan lo dan Tasya."

jujur saat itu aku panik aku gak mau tentang ini tersebar. takut nya akan terulang lagi kejadian dulu.

aku pun pasrah dengan menundukan kepala sedikit terisak dan bener bener gak bisa di tahan.

"lohh?? kok" heran Rangga.

aku pun mengelap pipiku yang basah dan menghela napas. ya mungkin aku tau Rangga pasti kebingungan kenapa aku menangis.

"cha sumpah aku bener bener gak sengaja." ucapnya juga merasa bersalah.

"iya ga apa apa, tapi... yang lainnya tau juga?" 

"kayanya enggak. selama ini gue selalu sendiri. intinya setiap gue kesuatu tempat mau ke balkon atau perpustakaan pasti ada lo  sama tasya. dan gue pun juga gak sengaja denger kalau kalian bicara." ceritanya. aku pun menghela nafas lega. 

kami pun terdiam tidak saling berbicara. pikiran ini membunuhku. rasa ke kwatiran selalu saja  bertumpuk entah itu diamanapun dan kapanpun. aku takut semuanya akan terjadi. aku takut kalo semuanya berubah. tapi aku juga berusaha bisa untuk menyelesaikan ini sendirian. 

"kenapa..." ucap Rangga tidak menyelesaikan kalimatnya.

"ya?"  

Rangga pun ragu untuk berbicara."kenapa lo bisa kaya gini?" tanya nya. aku pun terdiam sejenak.

"saat aku  sd" ucapku sedikit ceria, karena aku gak mau kalau harus orang yang gak bersalah pun ikut sedih karena rasa empati. 

"sd? kok bisa?" tanyanya  heran, aku pun tersenyum dan menjawab

"*****"

 --------------

Hari mulai sore. Semuanya pun berjalan keluar gerbang untuk pulang. Aku disini hanya bisa jalan dengan sangat lesu, entah karena pikiran entah karena kecapean. Tapi untungnya Rangga bisa menjaga rahasiaku, jadi aku juga gak terlalu memikirkan itu.

"hai cha, kok lesu gitu? Cape banget emang?" ucap sesorang yang tiba tiba memelukku aku pun terkejut dan menoleh kearahnya dan ternyata dia afifah.

"eh iya..."senyumku canggung. Aku pun entah harus gimana rasanya memang benar benar canggung

"kok kamu kek canggung gitu?"ucapnya sambil tertawa kecil.

"hihi iya."

"aelah cha cha kamu inih ada ada aja." ucapnya aku pun menyengir

"pulangnya bareng yu..kan kita searah." ucap Afifah, aku pun menganggup dengan bingung. Lah kan biasanya dia selalu sama cery? Apa karena mereka marahan? Separah ini? Biasanya mereka kalau marahan suka gampang baikan, tapi kok ini?

Aku dan Afifah pun jalan kaki bersama. ya sekolah sama rumah sih lumayan deket jadi bisa naik angkot bisa juga jalan kaki.

Ketika di tengah keheningan tiba tiba Afifah menarik tanganku dan berlari. Kami pun tertawa entah karena apa.

"hah capee..."ucapnya dengan napas terengah engah. Aku pun juga.

"hihi maaf yah aku ngajak kamu lari soalnya suasananya canggung banget..."ucapnya aku pun mengerti.

"jadi kemarin itu kan aku abis dari toko buku terus aku baca baca tuh terus ada panel kaya lari lari gitu pas aku baca teks katanya itu buat ngatasi rasa canggung." ucapnya

"lah itu kan bukannya buat pasangan?" ucapku

"iya emang tapi aku nyoba aja..."kau pun tertawa bersama.

[ SEDANG DI REVISI]Aku bahagia ketika kamu tertawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang