Saat itu masih terlalu pagi
Bagi sang pemalas untuk beranjak pergi.
Menapaki kaki dikeramain.
Tempat yang penuh para pedagang.
Nampak penjual sayur keliling sedang bersiap siap.Tak lama...
Kulihat para pejabat berkeliling
Langkahnya berhenti tepat pada tong sampah.
Berkacak pinggang dengan angkuh.
Seolah,itu tampak tak baik untuk mataSebagian dari mereka
Kulihat mengambil sampah disekitar yang masih berserakan.
Dengan ujung telunjuk dan ibu jari yang mengapit dua sampai tiga lembar sampah kering.
"Jijik ya" kata batinku.Hei...
Kami tau tempatmu sangat nyaman.
Dengan gajih puluhan tiap bulan.
Berleha leha kaki diatas meja.
Tapi,apa kau ingat?
Kau dapatkan itu dari rakyat.
Mengemis suara pada kami,
Dengan iming iming janji
Yang enggan ditepati.
Dari aku sang
Tak paham makna politik.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Ungkapan Hati"
Não FicçãoHanya emosi dan perasaan yang ditumpah ruahkan dalam bentuk kata kata. Tulisan yang terdapat disini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sang penulis! Jangan lupa vote dan coment nya!😊