Harto berjalan di koridor kampusnya yang tengah sepi, iya karena ini masih jam pertama.(Guys aku nggk tau suasana perkuliahan, fyi karena aku belum kuliah, jd harap maklumi)
Meski pun haruto seorang mafia, dia tetap menjalani masa remaja nya dengan menuntut ilmu. Dia rasa hidup nya yang suram tidak akan menjadiebih suram kalau dia pintar dan berilmu.Yaa munkin begitu,
Berbeda dengan di sekolah nya dulu, yang dia sering menjadi bahan bullyan, sekarang dia bahkan sangat populer di kalangan wanita dan pria, dia sudah menjadi seperti layaknya artis, yang memiliki fans di mana²
Langkah kaki nya berhenti ketika melihat seorang lelaki manis berjalan ke arah nya dengan menenteng sebuah plastik.
"Haruto, ini untuk mu" ucap pria itu, sambil menyodorkan plastik itu
"Apa ini?" tanya haruto yang masih setia dengan ekspresi datar sedari tadi.
"Buka saja"
Kemudian haruto membuka bunkusan itu, yaa tidak terlalu terkejut sih dengan apa yang ada di dalam plastik itu. Pasti coklat, entah knp orang² suka sekali memberinya coklat, padahal kan dia tidak suka coklat.
Dan pasti coklat itu akan berakhir di tangan pemuda manis titisan koala.
Ya haruto selalu memberikan coklat nya kepada lelaki manis menyerupai koala"Hemm terima kasih mashi" ucap nya kepada mashiho. Lalu berjalan melalui pria manis itu.
Haruto memutuskan untuk pergi ke rooftop, karena disana lah koala gembrot itu berada.
Entah dekat sejak kapan, yang pasti, dia, kim Junkyu adalah orang yang menjadi satu satunya alasan haruto harus hidup sampai akhir.
Hanya berawal pertemuan tragis hari itu, keduanya menjadi sangat dekat.
Haruto selalu menyangkal kalau orang² berkata dia sebenarnya menyukai junkyu, dia benar² tidak pernah terpikir akan sejauh itu, dia berpikir, junkyu hanyalah orang penting di hidupnya tidak lebih.
Dari hari pertam ia bertemu dengan kim junkyu waktu itu, semuanya berjalan begitu saja....
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY - [Harukyu yoshikyu]
Fiksi Remaja"Apa itu kebahagiaan?" Siapa yang bisa menjawab pertanyaan itu? Tidak bisa menyalahkan takdir maupun tuhan, aku bahagia dan kemudian semuanya menghilang. Keadilan? Kurasa selama kita masih hidup di dunia ini, kita tidak akan bisa mendapat keadilan...