Chapter 10 : Flowerbomb (3)

3.5K 543 34
                                    

Suara dentingan jarum jam bergema

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara dentingan jarum jam bergema. Gundukan selimut tidak bergerak sama sekali. Yuuji tidak bergerak sama sekali, berusaha menetralkan pernapasannya tetapi itu sia-sia. Bayangan akan Sukuna yang hanya memanfaatkan tubuh nya kembali terngiang oleh nya. Yuuji mengeratkan selimut yang ia pakai. Seharusnya dia tidak perlu bersikap seperti ini, kesepakatan sudah ditentukan. Sukuna memberikan kesempatan kedua kepada Yuuji dan sebagai balasannya Yuuji harus menyerahkan tubuh nya sebagai pengganti inti jiwa nya.

Mengapa aku harus seperti ini? Seperti gadis yang diputus cinta oleh kekasihnya saja. Cih. Yuuji menendang-nendang bantal dan guling. Dia kesal. Sangat kesal, lebih tepatnya sangat jengkel. Keluar dari kamar dia tidak dapat menemukan siluet Sukuna. Yuuji mengangkat bahu nya tidak peduli. Untuk apa dia peduli?

Duduk di sofa. Yuuji terdiam, entah dia merasa hampa saat ini. Sisi lainnya memaksa dirinya untuk menanyakan hubungan diantara dia dan Sukuna tetapi sebaliknya otak nya menyuruhnya untuk diam. Ya. Lebih baik dia diam dan ikuti alur nya. Untuk apa dia menanyakan hal itu? Menggelikan.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, hujan masih belum reda, Yuuji memutuskan untuk berbaring di sofa sembari menonton tv. Tidak ada tayangan yang begitu menarik perhatiannya.
Rasa seperti ditusuk menguasai pergelangan tangan kanan nya. Yuuji memijat-mijat pergelangan tangan nya dengan harapan agar rasa sakit ini segera hilang. Biasanya jika sedang kambuh rasa sakit ini tidak semenyakitkan yang sekarang. Tidak mau hilang, Yuuji meringis menahan sakit yang amat jelas.

Dobrakan pintu begitu keras membuat Yuuji bangkit dan berlari ke arah depan untuk mengecek siapa yang berani merusak pintu rumah nya. Sosok pria dengan pakaian hanfu putih tulang nya, sekejap membuat Yuuji merasa lega. Sukuna berdiri dengan tatapan dinginnya. Mata merah nya melirik pergelangan tangan kanan Yuuji yang mengeluarkan aura hitam.

"Sial."

Sukuna meraih pergelangan tersebut, kedua taring nya berhasil menusuk kulit pucat Yuuji. Pekikan kencang keluar dari mulut Yuuji, sebelah tangan kosong nya mendorong-dorong kepala Sukuna agar menjauh, tetapi Sukuna semakin memperdalam gigitan tersebut.

"S-sakit..."

Menghiraukan ucapan Yuuji, Sukuna menghisap sesuatu yang menempel di lengan Yuuji. Yuuji dapat merasakan sensasi sesuatu seperti ditarik, dia dapat melihat warna dari pergelangan tangannya itu sedikit berubah menjadi lebih normal. Setelah menghabiskan 5 menit dalam posisi seperti ini, Sukuna melepaskan Yuuji kemudian mengecup bekas luka tersebut. Yuuji meraba bekas gigitan tadi dan rasa sakit itu sudah sepenuhnya hilang.

Sukuna yang masih berdiri hanya bisa menatap Yuuji dalam diam. Jika saja ia telat, mungkin Sukuna akan kehilangan Yuuji untuk selama-lamanya. Walaupun Sukuna telah memiliki inti jiwa dari Yuuji, tetapi dia tidak dapat memastikan bahwa cangkang tubuh nya ini akan bertahan jika ada seseorang yang berusaha merebutnya. Aura hitam pekat yang menempel di tubuh Yuuji dalam dua bulan terakhir ini menguras inti sari dari jiwa Yuuji. Tentu saja itu membahayakan keselamatannya, Sukuna tidak bisa asal bertindak untuk menghilangkan aura hitam tersebut. Butuh beberapa pertimbangan agar tindakannya ini tidak memberikan efek samping kepada Yuuji. Walaupun itu harus mengorbankan diri nya sendiri.

𝐄𝐆𝐎 ; 𝙨𝙪𝙠𝙪𝙣𝙖 𝙭 𝙮𝙪𝙪𝙟𝙞 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang