Part 8

39 4 0
                                    

Setelah mereka memilih kamar mereka masing-masing, mereka pun memutuskan untuk beristirahat setelah berbenah. Tetapi, berbeda kondisi dengan Ravn yang berdiam dan menatap Hwanwoong yang sedang tertidur.

'apakah kau adalah pasangan ku seperti yang di katakan Xion?'
'apakah kau seorang vampire seperti ku?'

Tangan Ravn bergerak dan mengusap lembut rambut Hwanwoong. Hwanwoong yang merasa ada yang menyentuh rambut nya pun terbangun.

"Hyung? Sedang apa?" tanyanya sambil mengerjap-ngerjapkan mata ngantuknya.
"Hm? Kau terbangun? Maafkan aku, kembalilah tidur aku akan menemani mu." Kata Ravn lembut.
"Arraseo, Jalja hyung." Hwanwoong kembali menutup matanya.

Muncul secercah rasa takut dan resah di dalam hati Ravn. Dia mulai merasa takut jika nanti harus terpaksa dipisahkan lagi dengan belahan jiwanya. Ravn memandang Hwanwoong yang sedang tertidur lelap. Terlarut dalam kediamannya, Xion pun masuk ke dalam kamar.

"Hyung? kau baik-baik saja?" Xion melihat Ravn yang termenung.
Ravn pun tersadar dan hanya tersenyum melihat Xion, "kau tahu, aku begitu menyayanginya meski aku belum mengenalnya sama sekali."
Xion hanya terdiam, "aku akan selalu menepati janji ku tenang saja hyung."

-----

Berbeda keadaan dengan kamar yang ditempati oleh Seoho, Keonhee, dan Leedo. Tidak terdapat ketenangan sama sekali didalam kamar itu.

"Aku akan menempati kasur yang bagian bawah." Kata Leedo dengan segera meletakkan barang-barangnya pada kasur yang dimaksud.

"Terserah saja." Keonhee hanya membalas seadanya dikarenakan pikirannya yang masih memikirkan anaknya yang berada dikamar sebelah.

Leedo yang biasanya berdebat dengan Keonhee menjadi bingung dengan respon yang diberikan olehnya, "apakah kau baik-baik saja? Kau menjadi aneh setelah pembagian kamar ini." Keonhee pun tersenyum jahil, "kau mengkhawatirkan ku yah?."

Leedo hanya bergidik dan segera bangkit, "Terseralah, jangan lupa bangunkan Seoho untuk makan malam nanti." Diapun kemudian keluar dari kamar untuk melihat dorm mereka.

Keonhee hanya melihat Seoho yang sedang tertidur tadi, "bangunlah, aku tahu kau hanya berpura-pura tidur."

"Aku tidak berpura-pura, aku hanya menghindari hawa canggung yang akan timbul nantinya. Lagipula aku masih memikirkan Hwannie." Seoho kemudian menjadi termenung.

Keonhee menepuk pelan pundaknya, "jangan khawatir aku yakin dia akan selalu dilindungi. Jangan lupakan bahwa dia adalah anak yang kuat. Meskipun terlihat sangat polos aku yakin dia sudah mengerti banyak hal."

Seoho hanya bisa menghela nafas, "lalu bagaimana dengan kita?"

"Kita?" Keonhee menjadi bingung, "Ada apa dengan kita?"

"Ya, kau tahu artinya kita tidak akan mempunyai waktu untuk berduaan lagi. Apakah kau mau didengarkan oleh Leedo pada saat melakukan itu?" Canda Seoho.

"YA, LEE SEOHO!!" Keonhee mengeluarkan teriakan maut yang biasa dia tujukan kepada suami dan anaknya.

Mendengar teriakan Keonhee, Xion pun bergegas masuk kekamar mereka.

"Apa yang terjadi? Keonhee hyung kenapa berteriak?" Xion bergegas mendekati Keonhee.

Keonhee menjadi terdiam dan hanya tersenyum canggung, "tidak ada yang terjadi, hanya saja Seoho hyung mengganggu tidur ku tadi. Iyakan hyung?"

Seoho yang merasa disalahkan ingin melakukan protes tetapi menjadi terdiam setelah melihat tatapan tajam dari Keonhee, "Iya Xionnie, aku tadi mengganggu Keonhee karenea dia mendengkur dengan sangat keras." Keonhee yang awalnya ingin memojokkan Seoho kini menjadi malu akibat ucapan dari lelaki itu.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang