Ini Chapter isi 18+
Pertama kali author nulis modelan begini. Maklum kalo aneh ato gimana.***
Bulan purnama nampak menerangi semester dengan bangga. Walau cahayanya hanya pantulan dari sang surya. Bintang bintang ikut bercahaya, untuk menemani sang purnama. Berkelap kelip layaknya kunang kunang. Nampak kecil walau aslinya besar. Menyembunyikan kehebatannya di balik malam.
Krist tengah duduk di pangkuan Singto. Menikmati malam dalam hening yang panjang. Angin sepoi-sepoi membawa pikirannya melayang.
Dirinya merasa iri, karena Tay dan New sudah menyuarakan kepemilikan masing-masing pada dunia. Pria manis itu juga ingin melakukannya. Ia ingin segera mengumandangkan pada dunia, bahwa Singto adalah miliknya. Ia dan Singto memang sudah bertunangan. Tapi tetap saja belum menikah.
Singto yang sadar akan gelagat Krist. Mengusap rambut pria itu lembut kemudian berkata dengan nada halus.
"Kenapa, hm?
Krist menoleh kearah Singto, kemudian mengubah posisinya menghadap pria tersebut. Ia mengerucutkan bibirnya kesal. Membuatnya semakin manis berkali kali lipat.
"Aku mau menikah, kaya Tay sama New. Kapan kita nikah sih?" Tanya Krist lalu menghujami Singto dengan kecupan ringan.
Warning🔞
"Krist! Gak gitu caranya!" Bukannya menjawab pertanyaan Krist. Singto malah menjawab ciuman pria tersebut. Pria berkulit tan ini menciumnya lembut, mengkulum bibir bawah dan atas pria itu bergantian. Ia menarik tengkuk Krist untuk memperdalam ciuman. Sedangkan tangan yang lain sibuk menjelajah di balik kemeja tipis pria itu.
Gigi Singto sudah mendapat akses masuk ke mulut Krist. Segera kesempatan itu digunakan untuk bermain lidah disana. Krist mengikuti alur main Singto. Ia mengalungkan kedua tangannya ke leher pria tersebut. Sembari mengimbangi ciuman panas tunangannya.
"Nggh....mhnm..aah."
Dirasa oksigen yang dihirup mulai tandas. Kemudian alveolus tak bisa menukar udara. Krist menepuk dada Singto untuk menghentikan kegiatan panas mereka. Keduanya meraup oksigen dengan rakus tanpa takut kehabisan.
Tanpa aba aba, Singto mengangkat tubuh Krist menuju kasur di dalam kamar. Karena sedari tadi keduanya duduk di kursi balkon.
"P'Sing---!"
Bruk!
Singto mengukung tubuh Krist di bawahnya. Menatap pria itu dengan nafas memburu. Mata Krist terlihat sayu nampak pasrah. Keringat membasahi tubuh Krist. Hingga kemeja tipis tersebut mencetak sempurna tubuh tunangannya. Wajah bahkan telinga Krist nampak memerah. Sedangkan leher putih pria itu dengan menggoda menampilkan hasil karyanya. Singto menyeringai membuat Krist tak bisa berkutik.
"Aah.... aargh... P'...Sing!" Desah Krist saat bibir basah Singto membuat karya lagi di leher jenjangnya. Nampak kissmark memerah keunguan terpampang jelas. Singto kembali menyeringai tampan. Membuat Krist merinding tiba tiba. Ia ingin, tapi ia malu. Sudahlah, biarkan Singto memimpinnya.
Baju bahkan celana sudah tanggal dari tubuh keduanya. Krist bergerak gelisah saat Singto memasukkan dua jari kelubang miliknya. Terus bergerak menggunting untuk memperlebar lubang tersebut.
"Krist...ah...ngh...aku masuk ya!" Bagaimana Krist bisa menolaknya? Karena nafsunya juga memuncak sama seperti Singto. Krist mengangguk, kemudian mengigit bibir bawahnya untuk menghilangkan cemas.
Saat kejantanan Singto masuk dengan sekali hentak berkat bantuan pelumas. Saat itu pula tubuh Krist melengkung layaknya busur panah sempurna. Jeda beberapa detik di manfaatkan Singto untuk menatap tunangannya. Nampak Krist menggigit bibir bawahnya agar tak mendesah. Wajahnya semakin memerah dengan keringat bercucuran. Mungkin malu dan gugup di saat bersamaan. Walau mereka sudah pernah melakukan ini beberapa kali. Tapi sepertinya Krist masih belum terbiasa. Tangan Krist meremas sprei mengurangi rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police in the sky [END]
De TodoTeror terjadi seminggu di provinsi Saraburi, Thailand. Membuat warga resah dan kepolisian keteteran. Hingga membuat mereka menghubungi kepolisian provinsi tetangga untuk meminta bantuan. Hubungan rumit mulai terjalin diantara mereka, tanpa sadar ben...