Chapter 10

43 12 1
                                    


Happy Reading...

.

.

.

Sudah lima hari vanya dirawat di rumah sakit. Silvia dan doyoung pun selalu datang menjenguknya sehabis sekolah. Sungguh membosankan bagi vanya duduk diam tanpa melakukan apa apa di bed rumah sakit itu.
Sementara penyelidikan kasus vanya disekolah sudah berakhir sehari yang lalu tanpa keterangan apa pun. Sangat mengherankan karna polisi dan detektif yang di minta untuk melakukan penyelidikan itu tak menemukan apa apa. Bahkan di tempat kejadiannya pun tidak ada jejak yang tertinggal.

"bagaimana mungkin kalian tidak menemukan apa apa, ini kasusnya serius pak anak saya bisa saja meninggal karna orang orang itu!" ucap mama vanya.

"maaf nyonya, kami sudah melakukan semuanya tapi kami tetap tidak bisa mendapatkan jejak apa pun bahkan TKP menunjukkan bahwa anak nyonya tergelincir dan jatuh hingga mengenai wastafel toilet itu!" balas polisi

"tergelincir?!, apa mungkin tergelincir bisa sampai mengenai cermin di wastafel itu, kedengarannya saja mustahil pak!" mama vanya tetap bersikeras agar polisi bisa lebih teliti dalam penyelidikannya.

"kedengarannya memang mustahil nyonya, tapi apa lagi yang bisa kami lakukan!" ucap polisi yang sudah kehabisan kata kata.

"ya lakukan apa saja asalkan orang itu tertangkap!" mama vanya.

"mah sudah mah!" papa menenangkan mama yang sangat tidak terima dengan diberhentikannya penyelidikan dari kasus yang menimpa vanya.

"kami sudah melakukannya nyonya, jika saja korban bisa mengingat kejadiannya kami masih bisa meneruskan penyelidikan ini namun korban mengatakan dia tidak ingat apa apa!" polisi.

Perdebatan itu tidak berhenti hingga papa vanya berhasil membujuk mama untuk pergi dari police office. Namun mau bagaimanapun juga mama masih tidak puas hati dengan jawaban dari polisi tadi.
Sementara di sekolah, silvia yang sedang berada di kelas bersama febby, fina dan chenny masih sibuk membahas kejadian yang menimpa vanya beberapa hari yang lalu.

"eh piya gimana kondisi vanya?, dia udah dibolehin pulang?!" febby

"kalo sekarang sih udah gapapa feb dan nanti sore juga udah dibolehin pulang!" silvia

"hah gue masih gak habis pikir, padahal vanya baru aja masuk ke sekolah ini tapi udah kek gini aja!" ucap fina dengan wajah sedihnya.

"iya, eh tapi gue heran kenapa setiap ada kejadian kaya gini polisi selalu aja gak bisa nemuin jejak!, padahal kasus kasus sebelumnya ada yang lebih parah tapi sama aja gak nemuin apa apa"chenny

"nah itu dia, gue rasa si killer itu pasti udah berpengalaman banget sama urusan kaya gini, atau mungkin killer itu sychopath yang nyamar jadi salah satu siswa sekolah ini!" febby

"bisa jadi sih!" fina

"aelah jauh amat pemikiran lo, sampai segala bawa bawa sychopath lagi!" silvia

"ya kan bisa aja piya, mana ada siswa umuran kita yang segitu hebatnya jadi killer sampai gak ninggalin jejak apa apa!" chenny

"hai, lagi ngomongin apa nih?!" tanya daniel yang baru saja masuk dan langsung menghampiri mereka berempat.

"eh niel dari mane lo?!" febby

"ruang bk!" daniel

"lah ngapain, lo ngerusak fasilitas sekolah lagi?" chenny

"anjir, ya kaga lah chenny, gue tadi habis dari ruang guru terus ke bk buar nganterin buku!" daniel

"buku apaan?!" silvia

"ga tau, tapi tadi gue sempet baca dan keknya itu buku keterangan siswa gitu, seingat gue!" daniel

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang