7. Jejak Masa Lalu

96 15 2
                                    

Aku bersembunyi di tempat yang tak bisa ditemukan.

Menjauh dari segala sesuatu yang menguarkan aroma familiar yang nyaman.

Mengikuti jejak langkah seseorang yang telah tiada, seraya memungut tongkat sihirnya yang terbelah dua.

Ini adalah pilihanku. Aku tahu itu. Jauh di dalam hatiku, aku tahu inilah yang selama ini kuimpikan semenjak kematiannya.

Karena itulah.... kau kutinggal sendirian di tempat yang bernama 'rumah' itu.

xxxx

.

.

I Remember

(In search for someone missing)

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

.

.

oo...oo

xxxx

Atropa...samar-samar bisa merasakannya. Mengetahui sesuatu yang berderum seperti mesin di bawah kulitnya. Aliran darah yang mengalir deras penuh adrenalin. Perasaan mencekik yang membuat nafasnya tercekat. Jantung yang memompa lebih cepat. Inilah reaksi atas perasaan-perasaaan lain yang merasuk ke dalam hati. Yang kadang kala mjerubah tatapan matanya menjadi seperti orang yang pasrah dan sakit hati.

—Perasaan-perasaan yang datang bersama ingatan yang tidak pernah terjadi di dalam hidupnya.

Seperti yang terjadi di suatu waktu di masa lalu.

Ketika tanpa sadar ia segera meraih tangan Orphe, meremasnya tanpa mampu mengalihkan mata dari pemandangan yang tersaji di depan sana. Sosok punggung mama dan Elliot yang berjalan lebih dulu di depan mereka, entah kenapa pemandangan itu amat mengguncang hati.

Entah kenapa terlihat amat menakutkan.

Kedua sosok itu yang tidak menyertakan mereka berdua—Orphe dan Aropa— bersama mereka.

Atropa yakin sekali bahwa tak satupun dari kedua orang itu menoleh.

Walaupun tak lama kemudian mama berhenti dan melihat ke belakang, memanggil Atropa dan Orphe untuk berjalan agak cepat.

Tetapi tidak!

Atropa yakin sekali bahwa tak satupun dari kedua orang itu menoleh!

Tidak pernah melihat kembali pada orang-orang dan rumah yang mereka tinggalkan—

Wuuuush!

Angin dingin bertiup kencang. Ekor mantel coklatnya berkibar. Tangan Atropa sontak memegang ujung topinya, tak mau benda itu terbawa angin. Sorot mata nanar melirik pada awan yang mulai menghitam dan pohon-pohon yang miring karena hempasan angin.

Perlahan titik-titik air jatuh dari awan mendung yang sesekali memperlihatkan kilat petir.

Anak kecil yang berdiri di sudut jalan pun mulai melangkahkan kakinya.

Atropa Malfoy berjalan menjauhi keramaian Diagon Alley. Memasuki gang gelap, menyusuri lorong yang sepi, dan menuruni tangga menuju Knockturn Alley.

Ditemani oleh suara hujan di atas pavemen. Bibir yang melengkung ke bawah menampakkan ekspresi yang agak kekanak-kanakan. Sebuah respon untuk kesendirian yang menyergapnya dengan tiba-tiba.

I Remember (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang