| 13 |

81 32 46
                                    

! H-6 !

Waktu olimpiade yang semakin dekat membuat semua peserta bersiap-siap lebih keras. Semuanya sibuk berkutat dengan soal-soal yang sudah mereka bawa. Elie dan Aldrich yang biasanya tak banyak berbicara, semakin mengurangi porsi berbicara. Hanya berbicara yang benar-benar penting saja.

"Gue mau ngambil roti di dapur, lo mau apa?" tanya Elie sambil bangkit dari duduknya.

Aldrich melihat jam tangannya, lalu menatap Elie. "Gue mau coklat dingin aja. Panas."

Elie mendengus sebal. "Bikin ribet lo."

Aldrich tak menghiraukan kekesalan Elie dan membiarkan Elie berlalu begitu saja. Elie mengambil bubuk coklat dari dalam laci dan mulai menyeduhnya. Dean yang melihat Elie sedang menyeduh cokelat pun memulai pembicaraan.

"Woi!"

"Gue gak terkejut." Elie masih tetap santai dengan pekerjaannya.

Dean mendengus dan menarik kursi. "Sialan lo. Btw, El, marga lo apaan?"

Elie melirik sekilas. "Kenapa lo nanya-nanya?"

Dean hanya menggeleng sekilas sambil memainkan pulpen di tangannya. "Gak ada. Cuman mau memprediksi, seberapa cocok lo sama Aldrich."

Elie yang sedang mengaduk cokelat langsung menggeplak kepala Dean. "Apaan, sih, woi!"

Dean hanya terkikik tidak jelas dan ekspresinya berubah datar. Ada banyak hal yang dipikirkannya. Elie yang melihat perubahan sikap Dean pun merasa bingung.

"Lo kenapa?"

Dean mengerjap dan menggeleng singkat. "Gak. Gue mau ke belakang, ditungguin partner gue. Oh, ya, gue udah tau masalah Gio. Gue juga bakalan bantuin kalian cari tau siapa yang ngelakuin hal itu."

Sepeninggalan Dean, Elie terdiam sejenak dan pikirannya kembali diserang oleh berbagai pertanyaan mengenai Gio. Tahun lalu, semuanya masih baik-baik saja. Tak pernah Elie temukan hal-hal seperti ini.

Elie segera menyelesaikan cokelat hangat miliknya dan cokelat dingin milik Aldrich, serta mengambil beberapa cemilan. Tangan Elie yang penuh membuatnya limbung sejenak, untung saja ada Devan yang kebetulan ingin pergi ke dapur dan membantu Elie.

"Hati-hati. Mau dibawa ke mana, nih?" Devan mengambil beberapa makanan yang dibawa Elie dan memegangnya.

Elie berjalan pelan dan diikuti oleh Devan. "Ke pondok depan."

Elie dan Devan berjalan beriringan. Layaknya sepasang sepupu, mereka bercengkerama akrab dan saling tertawa saat membicarakan hal-hal lucu.

Elie memberikan cokelat hangat yang dibawanya. "Nih, ambil."

Aldrich memalingkan wajahnya dari HP di genggamannya. Aldrich mengambilnya sambil menggumamkan kata terima kasih dan meneguknya perlahan.

"Gue dapet info soal coronation."

Devan yang baru saja ingin beranjak, kembali terduduk di pondok yang sama dengan Elie dan Aldrich.

"Apaan?" tanya Elie dan Devan serentak.

Mereka yang menyadarinya langsung bertos ria sambil terkikik kecil yang dihadiahi dengusan oleh Aldrich.

"Habis KSN gue bakalan naik takhta. Lo, Dev, siap-siap aja." Aldrich menatap Devan dengan serius.

Coronation atau pemahkotaan bagi lima marga besar adalah hal yang sangat dinanti-nantikan oleh para kaum tua. Raja baru akan mengambil alih pimpinan jalannya pemerintahan bagi lima marga.

HSM 1: OLYMPIADS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang