Papa || Haikyuu x Reader

Winner [Sugawara Koushi x Reader]

Hari ini adalah hari ulang tahunku. Sangat disayangkan karena aku sedang berada di Korea Selatan saat ini, aku tidak bisa menggelar pesta dengan teman-temanku. Aku berencana untuk merayakannya hanya dengan anggota tim dan manajerku.

Pertandingan hari ini berakhir di sore hari. Kami segera menuju ke hotel dan membersihkan diri. Bertanding seharian membuat tubuh kami benar benar lengket. Aku sekamar dengan Hitoka-san. Yah, ini cukup menarik karena dulunya ibu Hitoka-san menjadi manajer papaku.

Setelah aku mandi dan berganti pakaian, aku mengambil hpku yang kutinggalkan di hotel. Banyak pesan masuk dan juga misscall dari orang-orang terdekatku di Jepang. Aku membuka satu persatu pesan yang masuk dan membalasnya.

Aku membuka pesan papaku. Sepertinya dia panik karena aku tidak aktif di hari ulang tahunku. Aku memilih untuk vidcall dengannya. Tapi, setelah 10 kali kucoba papa tak kunjung mengangkatnya. Aku berpikir jika mungkin papa tertidur. Akhirnya, aku memutuskan menyalakan lokasi di hpku agar papa bisa mengecek keberadaanku saat bangun. Kami cukup sering mengecek lokasi satu sama lain untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Mengingat aku pernah diculik saat masih kecil.

Kami beristirahat selama 3 jam. Setelahnya, kami pergi ke sebuah restoran yang sudah dibooking oleh manajerku. Hal ini sudah menjadi tradisi jika salah satu dari kami ada yang berulang tahun, tak terkecuali manajer.

Sesampainya di sana, restoran telah disulap menjadi tempat makan prasmanan. Aneka buah, daging, sayur, dessert dan makanan lainnya terhidang di depan kami. Kami yang kelaparan langsung memakan semua itu dengan lahap. Semua hidangan yang disiapkan habis tak tersisa. Tidak mengherankan karena kami semua berjumlah 13 orang.

Di akhir acara, manajer membawakan kue ulang tahun yang sudah diberi lilin berangka 14. Kue black forest kesukaanku!

Manajer menyuruhku untuk make a wish sebelum meniup lilin itu. Aku memejamkan mataku, berharap papa datang ke sini menemaniku. Sejujurnya, ini kali pertama aku merayakan ulang tahunku tanpa papa.

Setelahnya, aku meniup lilin itu. Semua yang berada di sana bertepuk tangan dan memberikan selamat padaku. Aku segera membagi kue itu. Potongan pertama kuberikan pada manajerku yang selalu kujahili selama ini. Dan untuk potongan lainnya, aku membiarkan teman-temanku mengambilnya sendiri.

Kami makan dengan banyak hingga seluruh makanan yang kami pesan habis. Manajer membayar semua makanan itu tak lama setelah kami menghabiskannya. Kemudian, kami beranjak untuk menuju hotel. Besok ada pertandingan final yang menjadi penentu kemenangan kami. Syukurlah seluruh anggota tim sedang memiliki stamina yang penuh sehingga kami tidak perlu khawatir tentang strategi permainan kami.

Keesokan harinya, kami bersiap menuju tempat pertandingan diadakan. Kami turun ke lantai 1 untuk sarapan. Menu sarapan hari itu adalah daging. Ini merupakan menu favorit kami. Kami segera menaiki bus dan menuju stadion. Hiruk pikuk keantusiasan penonton terlihat setibanya kami di sana. Bahkan, maskot volleyball club dari Jepang terlihat di sana.

Ini membuatku semakin bersemangat. Kami segera menuju ruang istirahat dan mengganti baju di sana. Tim kami akan melawan tim dari Korea Selatan. Kami berkumpul membentuk lingkaran dan mulai berdoa bersama sama. Setelahnya, kami menyatukan tangan dan mulai meneriakkan yel yel kebanggaan kami.

Wasit meminta kedua tim masuk ke lapangan. Pertandingan akan segera dimulai. Kami berjabat tangan dengan lawan. Kemudian, beberapa pemain cadangan segera menuju areanya dan pemain inti menempati posisi. Aku sebagai setter langsung menempati posisiku di bagian depan, dekat dengan net.

Permainan berlangsung dengan sengit. Kami cukup kewalahan menghadapi tim dari Korea Selatan. Saat ini, kami memasuki set kedua. Kami memenangkan set pertama dengan perolehan poin 32:30. Manajer terus meneriakkan arahan arahan untuk kami. Hingga saat ini, kami masih belum bertukar dengan pemain cadangan.