01. when christmas end

3.7K 587 54
                                    

———



“Apa keinginan kalian untuk hadiah natal dari santa?”

“Aku mau saudara baru! Aku nggak mau punya adik kayak Ji.”

Anak laki-laki yang berperawakan lebih kecil dari saudaranya itu menoleh kikuk, memperhatikan tiap sudut wajah Lee Felix dengan tatapan kebingungan, sekaligus sedih karena ia berpikir Felix akan meminta orang tua mereka untuk membuangnya jauh-jauh atau mungkin menukarkannya di tempat penitipan anak.

“Yong~!” panggil Jisung, yang membuat kepalanya seketika dipukul kencang oleh  Felix. “Aku nggak suka dipanggil Yong! Kamu nggak pernah ngerti, ya? Dasar bodoh!” tegurnya dengan kasar.


“Berhenti kasar, Felix.” Ayah yang duduk berhadapan dengan dua putranya itu lekas menggendong Jisung. Menjauhkannya dari jangkauan Felix yang memang ringan tangan sedari kecil, entah kenapa. Padahal orang tuanya terbilang lembut dalam mendidik, pergaulannya juga terbatasi.

“Ji itu anak istimewa,” ujar Ayah sambil merapihkan rambut Jisung yang berantakan, kemudian mengecup keningnya.

“Jijik!” pekik Felix. “Aku nggak punya saudara kembar. Kita lahir di tanggal yang beda, kan? Dia bukan anak Ayah,” tukasnya emosi. Kemudian berdiri di atas kasur tua yang selalu berdecit tiap ia melakukan pergerakan kecil.

“Buang dia, Ayah! Aku harap santa segera datang untuk memberiku saudara baru.”

Felix berlari kesal meninggalkan kamarnya dengan derap yang dihentak-hentakkan. Sementara itu, Jisung kecil hanya terdiam menggigiti kuku jemarinya.

“Jisung mau hadiah apa dari santa?” tanya Ayahnya.

Kemudian Jisung menyentuh kedua kakinya; menjelaskan bahwa ia ingin santa membawa keajaiban agar Jisung bisa berjalan dengan normal tanpa perlu terjatuh—karena dia memiliki keseimbangan yang buruk. Jisung juga ingin berlari sebagaimana kakaknya Felix, berlarian kesana-kemari dengan bebasnya.




———

Han's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang