°♡°
Setelah Ny.Kim masuk ke kamar, Saeron dan Sang Hyuk saling memandang.
"Kenapa kau tidak mau kuliah ?"
"Kenapa nunna jujur disaat seperti ini?"
Kedua kakak beradik itu saling melemparkan pertanyaan secara serentak. Dan sama-sama menghela napas.
Karena keadaan sudah seperti ini kedua kakak beradik itu hanya bisa membereskan meja makan dan kembali ke kamar masing-masing.
Saeron berbaring menghadap langit-langit kamarnya. Perkataan ibunya benar, pindah ke Seoul bukan pekara mudah.
Kehidupan di Seoul lebih mahal dan ramai. Tapi bila ia tetap berkuliah di Seoul lalu Sang Hyuk juga bekerja di Seoul, siapa yang akan menjaga ibunya ?
Mereka tidak mungkin membiarkan ibunya tinggal sendiri di Busan. Tapi ia juga tidak mungkin berhenti kuliah dan kembali ke Busan. Ia juga tidak mungkin melarang Sang Hyuk bekerja di Seoul.
Semua terlalu berbelit sekarang..
Rasanya kepala Saeron hampir pecah.
Saeron mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Jungkook.
Kau sudah tidur ?
Alih-alih membalas pesan, Jungkook memanggilnya melalui panggilan video.
Lagipula Jungkook ingin melihat wajah yang sudah tiga hari ini tidak ia lihat.
"Kau belum tidur ?"
"Ini masih jam delapan Sae.. kau pikir aku anak umur 5 tahun yang sudah tidur di jam segini ?"
"Mungkin saja.. kau tidak berhenti merengek dan pecinta susu pisang. Bisa saja kau sudah tidur jam segini"
"Jangan mengejekku!"
Saeron tertawa melihat pria itu yang menekuk bibirnya.
"Baiklah.. aku tidak akan mengejekmu.. aku butuh pendapatmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Diary ✅
FanfictionJungkook mundur satu langkah saat kakinya tidak sengaja menginjak sebuah buku tebal berwarna biru langit yang jatuh dekat pintu atap dan hanya satu nama yang hinggap di otaknya sekarang. Kim Saeron. Buku ini pasti milik gadis Busan itu, Jungkook mem...