Saeron meletakan tas punggungnya dan menghempaskan diri di sofa sepertinya ia akan makan malam dengan ramyun lagi karena terlalu lelah untuk sekedar memasak untuk dirinya sendiri.
Cafe terlalu ramai hari ini hingga ia bahkan tidak sempat untuk duduk sebentar mengistirahatkan kakinya yang pegal karena terus berdiri.
Biasanya ada Sang Hyuk yang bersedia memasakannya omurice atau menggoreng sosis untuknya makan dan juga menjemputnya dari tempat kerja bila ia pulang terlalu larut atau sedang hujan.
Sekarang ia harus melakukan semua hal sendiri. Dan itu semua membosankan.
Tidak ada yang bisa ia ajak bicara. Ia juga kehilangan buku diary-nya. Saeron sudah mencari di seluruh tempat dan tidak menemukannya. Ia hanya berharap tidak ada yang membaca buku diary itu.
Terlalu memalukan bila seseorang membacanya mengingat semua yang Saeron tulis bukanlah hal yang menyenangkan.
Gadis itu bangun dari duduknya dan pergi memasak ramyun sebelum perutnya kembali berbunyi menunjukan aksi protes agar Saeron makan dengan banyak.
Tidak butuh waktu lama untuk memasak ramyun juga tidak perlu waktu lama bagi Saeron untuk melahap habis ramyun buatannya, gadis itu lalu mencuci piring dan mandi karena jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.
Eomma-nya pasti akan mengomel kalau tahu ia mandi malam, beliau selalu bilang tulang mereka akan sakit-sakit saat tua nanti bila selalu mandi malam.
Saeron langsung menarik selimutnya dan tidur begitu ia selesai mandi.
Terlalu lelah untuk melakukan hal lain seperti mengepel lantai atau menyetrika baju. Ia janji akan membereskan semuanya di hari minggu.
.
Jungkook pergi menyusul Jimin di supermarket karena hyung-nya itu belum kembali juga setelah sepuluh menit.
Ia, Jimin dan yang lain pergi bermain basket lalu bertaruh yang kalah pergi membeli minuman.
Pria bermarga Park itu kalah dari Jungkook dan akhirnya harus pergi membeli minuman untuk mereka bertujuh.
Jungkook harusnya beristirahat dengan tenang karena kemenangannya tapi karena pria bermarga Park itu belum kembali juga, ia terpaksa menyusulnya karena perintah dari hyungnya yang lain.
"Hyung! Kenapa kau lama sekali ?" protes Jungkook saat melihat Jimin berada dikasir.
Pria itu segera menyerbunya dengan protesan sembari mengelap keringatnya.
Matanya baru menangkap sosok yang berada di hadapannya. Kim Saeron.
Gadis itu sedang bekerja part time sebagai penjaga kasir.
"Sedang apa kau disini ?!" Shit! Jungkook memaki dirinya sendiri dalam hati.
Mulut bodohnya otomatis bertanya saat melihat gadis itu.
Gadis itu pasti akan berpikir bahwa dirinya aneh karena sebelumnya mereka tidak dekat dan sekarang ia bertanya pada gadis itu dengan bahasa tidak baku-nya layaknya ia sudah mengenal dekat gadis itu.
Oh ayolah.. Mereka hanya pernah berbicara satu kali saat gadis itu baru pindah, walau sebenarnya Jungkook sudah mengenalnya dari buku harian gadis itu.
Jimin ikut menatapnya dengan pandangan aneh. Pria bermarga Park itu pasti akan menginterogasi lebih jauh nantinya.
"Aku sedang bekerja part time. Kau sendiri ?" Saeron membalas pertanyaan Jungkook setelah terdiam beberapa saat.
Gadis itu memilih menggunakan bahasa non baku-nya sama seperti yang Jungkook lakukan.
"Aku bermain basket di lapangan sana. Ah ! Ini sepupuku Park Jimin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Diary ✅
Fiksi PenggemarJungkook mundur satu langkah saat kakinya tidak sengaja menginjak sebuah buku tebal berwarna biru langit yang jatuh dekat pintu atap dan hanya satu nama yang hinggap di otaknya sekarang. Kim Saeron. Buku ini pasti milik gadis Busan itu, Jungkook mem...