Hari berlalu dengan sangat cepat, Saeron bahkan belum berhasil menemukan jawaban untuk pernyataan dari Jungkook tapi waktu yang di janjikan sudah mencapai tenggat waktunya.
Jeon Jungkook akan kembali ke Universitas hari ini.
Rasanya Saeron tidak ingin bertemu dengan Jungkook secepat itu, jadi ia menyembunyikan dirinya di sudut perpustakaan,,tempat yang amat sangat dibenci oleh Jungkook.
Tapi sialnya Jeon Jungkook sudah sangat hapal dengan keberadaan Kim Saeron. Gadis itu tidak memiliki tempat lain selain perpustakaan dalam benaknya, jadi ia dengan mudah menemukan sosok yang selama beberapa hari ini tidak ia lihat dan tidak ia hubungi.
"Oh Jungkook-ah.. kau datang hari ini? Sedang apa disini? Apa ada buku yang ingin kau baca ?"
"Aku mencarimu.. Boleh kutahu apa jawabanmu tentang pernyataanku ?" Jungkook langsung pada point penting yang ingin ia tanyakan, tidak membiarkan Saeron untuk mengelak.
Jungkook melangkah maju satu langkah mendekati Saeron saat gadis itu masih tidak menjawab, Saeron menundukan kepalanya tidak berani untuk menatap manik mata yang hitam dan dalam itu.
Melihat reaksi Saeron, Jungkook kecewa..
"Sepertinya aku sudah tahu jawabanmu.. maaf membuatmu takut" Jungkook menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah keruh dan berbalik untuk pergi saat Saeron menahannya.
"Sepertinya aku menyukaimu!" pekik Saeron dengan nada yang cukup tinggi.
Beruntung mereka berdua berada disudut perpustakaan yang tidak dilalui orang lain, walau suara Saeron terdengar sampai ke telinga orang-orang di dalam perpustakaan..mereka tidak melihat sosok yang berteriak itu. Image Saeron masih terselamatkan.
Ditempatnya Jungkook terdiam dengan jantung yang tidak karuan. Ia tidak bergerak.. masih membelakangi Saeron.
"Kubilang aku menyukaimu" ulang Saeron, kali ini hanya dengan suara yang sangat-sangat rendah yang hanya bisa di dengar oleh semut yang sedang berlalu. Tapi telinga Jungkook cukup tajam untuk mendengar kalimat itu sekali lagi dalam hidupnya.
Jadi ia berbalik dan segera menarik Saeron untuk memeluknya dengan kuat.
Ia akhirnya punya kekasih.
Hari itu Jungkook tidak berhenti tertawa dan tersenyum, hingga rasanya bibir pria itu akan robek bila ia tidak mengistirahatkan bibirnya.
Malam harinya setelah mengantar Saeron kembali ke rumah, Jungkook tidak kembali ke rumahnya. Rasanya tenaganya masih maksimal jadi ia pergi ke rumah Jimin untuk bercerita, lalu pergi ke rumah Taehyung, lalu ke rumah Hoseok, lalu ke rumah Seokjin dan mengintari satu per satu rumah hyung-nya tanpa melihat bahwa jam sudah menunjukan pukul tiga pagi.
.
Hari itu untuk pertama kalinya Saeron mendapat panggilan telepon dari ibunya setelah hampir sebulan berlalu sejak ia kembali dari Busan. Saeron sedang bersama Jungkook saat ibunya mengatakan ia sudah berada di stasiun kereta di Seoul.
Jadi Saeron terpaksa mengambil cuti dari tempat kerjanya dan pergi ke stasiun kereta di antar oleh Jungkook.
Saeron menemukan ibunya sedang duduk di kursi tunggu dengan satu tas ransel besar, sendirian tanpa ditemani Sang Hyuk.
"Eomma"
"Kenapa eomma datang sendirian ? Kenapa tidak meminta Sang Hyuk mengantar ?"
"Sang Hyuk sedang sibuk dengan tugasnya. Eomma mengambil cuti dan memutuskan untuk mencarimu"
"Apa eomma akan menginap ditempatku ?"
"Eum"
Saeron menarik senyumnya dan melirik dengan senang pada Jungkook. Itu artinya ibunya akan mencoba untuk tinggal di Seoul. Tapi Jungkook tidak membalas tatapan Saeron, pria itu terpaku dengan senyum kikuk saat wanita paruh baya yang merupakan ibu Saeron terus menatapnya. Saeron baru tersadar setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Diary ✅
Fiksi PenggemarJungkook mundur satu langkah saat kakinya tidak sengaja menginjak sebuah buku tebal berwarna biru langit yang jatuh dekat pintu atap dan hanya satu nama yang hinggap di otaknya sekarang. Kim Saeron. Buku ini pasti milik gadis Busan itu, Jungkook mem...