Sekitar pukul setengah tiga, Davinta sampai di rumah. Sesampai nya di rumah ia langsung merobohkan dirinya ke kasur empuk kesayangan nya. Ada banyak lamunan yang terbesit di fikiran Davinta, salah satu nya soal Chaiden."Kok tadi Chaiden aneh, ya. Gak biasa nya dia gitu." pikir Davinta
"Atau, dia lagi ada masalah? Tapi masa dia gak cerita. Biasa nya juga pasti cerita kok. Kebiasaan deh Chaiden, aneh nya muncul lagi. Banyak teka-teki dari diri Chaiden. Tapi masa dia nyimpen sendiri sih. Aah bingung gue astagfirullah." Gumam Davinta sembari memukul-mukul pelan bantal guling yang ada di samping nya
Tuttt....
Davinta pun menoleh ke arah ponsel nya yang berdering dan tertera nama Adelio disana, Davinta pun tersenyum lantas mencoba membalas pesan dari Adelio.
Davinta belum sempat membalas pesan dari Adelio, kemudian ada telvon wa masuk di sana dan tertera nama Chaiden di sana.
"Nah baru di bilang." Gumam Davinta lalu mengangkat telvon dari Chaiden
"Ta, kesini. Gue guee gak kuat."
Davinta heran, kenapa Chaiden terlihat seperti orang lemah. Bahkan suara tegas nya sudah hilang. Davinta pun lantas mencoba bertanya,
"Lu kenapa, Den?""Lu kesini ke rumah sakit bla bla bla... Buruann argh.."
Telvon pun mati begitu saja, tanpa penjelasan kenapa dan bagaimana dari Chaiden. Chaiden hanya menyebutkan nama rumah sakit tersebut dan Davinta langsung bergerak dari tempat tidur nya mengenakan hijab nya, lalu pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Crazy
Roman d'amour"Saya memang gila, tapi saya juga punya cinta untuk anda." "apa sih gaje lu." "yee orang lagi serius juga si bambankk." "sejak kapan sih lu bisa serius, kerjaan lu kek orang gila saban hari." "ya gak tiap hari juga sayang." oh iya kenalin gue Dav...