Satu

117 18 8
                                    

"Seharusnya aku lebih cepat mengenggam tanganmu bukan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Seharusnya aku lebih cepat mengenggam tanganmu bukan?"

"Eomma, kim rowoon ada?"

Gadis yang bernama hyeyoon itu langsung duduk dikursi makan rumah itu, tidak ada rasa canggung lagi dengan keluarga ini. Pertemenannya dengan pria yang bernama kim rowoon yang sudah terjalin selama 6 tahun terakhir membuatnya tidak perlu malu-malu lagi untuk hanya sekedar bergabung dalam acara makan pagi keluarga ini.

"Ada, sebentar lagi dia juga akan turun." Kata eomma rowoon sambil meletakkan piring dihadapan gadis itu sambil tersenyum.

Hyeyoon membalas senyum nyonya kim dan mulai mengambil roti dengan selai strawberry untuknya dan coklat untuk rowoon.

"Wah, hyeyoon-ah tidak tertarik untuk tinggal bersama saja?" Tanya rowoon yang langsung duduk setelah mengelus rambut gadis itu perlahan.

Hyeyoon tidak menjawab pertanyaan bodoh rowoon, ia hanya memakan rotinya, pertanyaan yang sama dari rowoon setiap harinya. Mengingat dirinya juga memang sudah tinggal sendiri selama 3 tahun terakhir karena orang tuanya yang sedang sibuk bekerja diluar negeri.

"Kamu ada masalah ya dengan jaehyun? Tumben sekali kamu datang menjemputku." Ucap rowoon sambil memakan rotinya.

Hyeyoon mendesah kasar, mulut pria ini memang tidak bisa difilter, tentu saja dia kesini untuk menjemputnya karena memang dia sedang ada masalah dengan pacarnya jaehyun. Sepertinya, pria ini terlalu mengenal dirinya.

"Hyeyoon-ie sudah punya pacar?" tanya nyonya kim yang sedari tadi hanya sibuk mendengarkan perdebatan mereka.

Hyeyoon tersenyum canggung, "Iya, eomma. Sudah sekitar 6 bulan, maaf tidak cerita denganmu, kapan-kapan aku akan mengenalkannya dengan eomma dan appa."

Ibu rowoon hanya tersenyum dan mengangguk, ia melihat rowoon hanya melanjutkan kegiatannya tanpa mengucapkan sepatah kata ketika hyeyoon bilang akan membawa pacarnya kerumah ini, ia tau perasaan anaknya. Tapi, ia hanya membiarkan waktu yang akan menjawabnya.

. . .

"Mulutmu kenapa tidak bisa difilter,sih!"

Rowoon hanya menutup kupingnya saat gadis itu menaikan sedikit suaranya. Lagian memangnya salah ibunya tau soal fakta itu? Gadis itu bahkan berpikir untuk membawa -si brengsek itu kerumahnya.

"Saya hanya memberikan fakta yang ada, kenapa harus malu?" jawab seokwoo dan mulai menghidupkan mobil hyeyoon.

Saya dan kamu. Kata-kata kuno itu kadang masih membuat hyeyoon merinding ketika rowoon mengatakannya, tapi diksi itu sangat disukai rowoon. Baginya, saya dan kamu adalah sebuah panggilan yang menunjukan bahwa rowoon dan hyeyoon dekat, saya dan kamu adalah gambaran perasaan rowoon untuk hyeyoon. Sopan dan tidak memaksa. Ia hanya menggunakan kosakata itu dengan hyeyoon.

Dear YouWhere stories live. Discover now