Chapter 2: Phawattakun Family

416 46 3
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, makasih..

.

Gulf menatap bayangan dirinya di cermin melihat keadaan tubuh Gulf yang ditempatinya saat ini sangat mirip dengan tubuhnya di dunia sebelumnya. Gulf merupakan seorang yang narsistic dan sangat bangga dengan tubuh dan wajahnya sendiri. Jadi wajar saja jika ia bersyukur tidak banyak yang perbedaan dari tubuh yang sekarang dibanding tubuh yang sebelumnya, malah bisa dikatakan tubuh yang sekarang ditempatinya lebih baik di banding sebelumnya.

Gulf memiliki tubuh yang tinggi dengan proporsi yang sempurna, wajahnya tampan tapi lebih cenderung cantik dan imut. Sebagai pria, seharusnya ia lebih senang disebut ganteng, tapi entah kenapa Gulf tidak pernah menampik bila orang-orang menyebutnya imut atau cantik dan ia lebih suka disebut begitu.

Gulf mengingat kedua orang tua Gulf dalam novel yang jika dilihat juga mirip dengan kedua orangtua aslinya dan perlakuan mereka pun tak jauh beda. Kedua orangtua Gulf sangat menyayangi dan memanjakannya, jika Gulf tidak salah ingat orangtua Gulf dalam buku juga begitu. Sayangnya, pemilik asli dalam novel tidak suka dimanjakan dan lebih memilih mandiri seperti kedua kakaknya.

Berbicara tentang saudara laki-laki, Gulf belum pernah merasakan punya saudara tertua. Didunia sebelumnya dia anak tunggal, kedua orangtuanya tidak bisa memiliki anak lagi setelah kehadirannya. Karena itulah, Gulf sekarang agak penasaran bagaimana perlakuan kedua saudara tertua pemilik asli terhadap dirinya.

Tok tok tok

"Gulf, apa kau sudah bangun, sayang?"

Ah itu suara ibu

"Sudah ibu," balas Gulf segera merapikan diri sembari berjalan untuk menemui ibunya.

Begitu pintu terbuka ibu Gulf disambut dengan senyum manis putranya yang sudah sangat lama tidak terlihat. Ibu Gulf hampir mimisan karena tidak sanggup melihat wajah tampan imut putra bungsu kesayangannya.

Ia tidak tahu apakah ia harus bersedih dengan keadaan anaknya saat ini, satu sisi ia sedih karena menurut dokter putra bungsu kesayangannya telah kehilangan beberapa memorinya atau amnesia, tapi disisi lain ia senang dengan perubahan putranya yang jauh lebih baik, manis dan sangat imut.

"Ibu," panggil Gulf sambil menyadarkan lamunan ibunya.

"Ah ah iya sayang, kamu baik-baik saja?" tanya ibunya sambil mengelus kepala putranya.

Gulf sedikit membungkukkan badannya agar ibunya tidak kesulitan mengelesu kepalanya. Ia tersenyum sambil mengambil tangan ibunya, "Gulf baik-baik saja, ibu!" sahutnya.

Ibu Gulf tersenyum senang dengan tanggapan putranya, hatinya memutuskan meski kepribadian putranya berubah tapi yang dihadapannya saat ini tetaplah putranya.

"baguslah, ayo sekarang kita sarapan, ayah dan kedua Phimu sudah menunggu," ajak ibu Gulf dan menyeret putra kesayangannya tanpa melepaskan jalinan tangan keduanya.

Gulf pun hanya mengangguk dan mengikuti langkah ibunya. Hatinya senang ternyata tidak banyak hal yang berubah dari hidupnya, yang penting ia menjauh dari tokoh utama dan hidup bahagia dengan keluarga barunya saat ini.

Saat Gulf sudah dekat dengan ruang makan, ia melihat dimeja makan telah duduk pria-pria tampan yang pasti akan membuat wanita menjerit. Gulf sedikit terpana dengan gen keluarga tubuh pemilik asli yang sangat luar biasa, ia kembali bersyukur dengan pemandangan kecantikan keluarganya ini.

Pria paruh baya yang masih tetap tampan dan sehat duduk di meja paling ujung menandakan posisinya sebagai keluarga, melihat kerah Gulf yang mendekat sembari mengandeng tangan istrinya. Ia sedikit berdehem, karena belum terbiasa dengan perubahan sikap putra bungsunya.

Tidak hanya ayahnya, ketiga kakaknya juga sedikit menunjukkan ketidaknyamanan ketika melihat senyuman lebar Gulf. Biasanya mereka akan melihat wajah garang, dingin, dan tidak peduli saat berkumpul bersama, tapi semenjak kecelakaan yang menimpa adik bungsu mereka hanya melihat senyuman adik bungsunya yang sangat manis dan membuat semua orang yang melihatnya ingin memanjakannya.

"Ayah, phi selamat pagi," sapa Gulf.

Ayah dan ketiga kakaknya membalas sapaan Gulf dengan pelan, hati mereka makin menjerit karena sapaan pagi yang imut dari si bungsu keluarga mereka.

Gulf yang tidak menyadari pikiran keluarganya dengan santai menarik kursi di samping ayahnya dan duduk disana. Ibunya yang telah melepas gandengannya tersenyum melihat tingkah Gulf, ia pun mengelus kepala Gulf sebelum bernjak ke dapur untuk membantu beberapa pelayan rumah tangga yang tengah menyiapkan makan pagi mereka.

Gulf yang masih tidak menyadari ketidaknyaman ayah dan sudara laki-lakinya bersenandung pelan menyibukkan diri sembari menunggu hidangannya. Saat melihat ketiga saudara tertuanya, Gulf mencoba mengingat informasi mengenai keluarga pemilik asli.

Kakak tertua bernama, Tong Thanayut Phawattakun. Ia merupakan putra tertua pewaris keluarga Phawattakun yang terkenal dengan kejeniusan, ketampanan dan sikap lemah lembutnya. Dalam novel, saat keluarga Phawattakun jatuh ia berlarian kesana kemari untuk menyelematkan bisnis keluarganya namun ia gagal dan saat ia berhasil menemukan jalan keluar untuk menyelematkan perusahaan keluarganya, San mengirim orang untuk membunuh kakak tertuanya.

Kakak kedua bernama Tul Pakorn Phawattakun, ia merupakan aktor dan model yang saat ini sangat terkenal. Bakatnya dalam dunia intertaiment tidak perlu diragukan lagi, dengan usahanya sendiri dan tanpa bantuan keluarganya ia berhasil menjadi aktor papan atas diusianya yang sangat muda. Saat keluarga Phawattakun masuk dalam keadaan yang buruk, Tul berusaha membantu bisnis keluarganya dengan menarik pinjaman pada agency nya yang menyebabkan dirinya bekerja tanpa dibayar selama bertahun-tahun.

Kakak ketiganya bernama Ohm Thitiwat Phawattakun, saudara laki-laki Gulf yang usianya tidak jauh dari Gulf. Kakak ketiga Gulf memiliki ketampanan yang tak kalah dengan saudara tertuanya

.

.

.

TBC

Save Me, Mr.JongcheveevatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang