WYB 01

4.4K 346 18
                                    

"Tidak, papa tidak mengizinkan."

Jisung menatap tak percaya ke arah tuan Han yang dengan entengnya menghancurkan rencana-rencana yang sudah ia susun selama beberapa minggu ini. Bahkan setelah dirinya memberitahu kalau dirinya akan ditemani Felix pun pria paruh baya itu tetap melarangnya untuk berkuliah di kampus yang sama dengan Minho.

"Kenapa pa? Jiji tak sendirian disana, akan ada Felix yang menemani Jiji, tapi kenapa papa masih melarang?"

Pria paruh baya itu menghela nafas, kepalanya mendongak, menatap lurus netra anak bungsunya yang keras kepala, persis seperti dirinya.

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin berkuliah disana? Bukankah selama ini kamu bilang ingin melanjutkan kuliah di kampus yang sama dengan kakakmu?"

Jisung mendengus, bukan dirinya yang bilang seperti itu, tapi papanya lah yang selalu memaksa kedua anaknya untuk berkuliah di kampus ternama yang sekarang menjadi tempat Brian melanjutkan pendidikannya.

"Itu mau papa, bukan maunya Jiji."

Nyonya Han yang sedari tadi mendengar percakapan antara suami dan anak bungsunya memilih bungkam, meski sesekali memberi isyarat kepada Jisung untuk tetap bersikap tenang.

"Memangnya apa alasanmu?"

"Jiji tahu kalau papa sudah tahu alasan Jiji."

Pria paruh baya itu menyenderkan tubuhnya ke sofa. Memang benar, dirinya sudah tahu perihal kisah menyedihkan yang dialami anak bungsunya itu, dan disinilah letak permasalahannya.

"Ji, dengar papa. Kalau kau mau berkuliah disana dengan alasan seperti itu, bukankah artinya kau hanya ingin mengejar kakak kelasmu itu? Dan tidak menutup kemungkinan kalau nantinya kau akan mengesampingkan pendidikanmu."

Tuan Han memandang anaknya dengan pandangan khawatir yang dapat ia sembunyikan dengan baik. Bagaimanapun juga dia adalah seorang ayah yang khawatir akan masa depan anaknya.

"Apa papa tak melihat kalau Jiji sudah bersungguh-sungguh selama ini? Jiji juga sudah memikirkan semuanya, Jiji ingin masuk kampus itu bukan hanya semata-mata ingin menemui kak Minho, tapi karena jurusan yang Jiji mau juga ada disitu."

Emosi Jisung mulai tersulut, dia merasa kesal karena papanya mengira dirinya hanya mementingkan Minho saja, padahal usahanya selama ini terasa cukup untuk membuktikan kalau dia masih menomorsatukan cita-cita dan masa depannya.

Harus kalian ketahui kalau Jisung benar-benar berusaha keras agar bisa memasuki kampus itu. Dimulai dari les setiap hari, tetap belajar disaat orang-orang sudah mulai terlelap, bahkan ia merelakan waktu weekend nya untuk tetap mempelajari setiap materi dan mengerjakan latihan soal.

Lalu dengan mudahnya sang papa mengira kalau dirinya akan mengesampingkan pendidikannya. Bagaimana emosi Jisung tak tersulut?

"Memangnya kau yakin kalau hanya bersama Felix kamu akan aman?"

Jisung berdecak, merasa kesal karena sang papa mengalihkan pembicaraan.

"Tentu, kami berdua kan laki-laki."

"Tapi kalian berdua adalah submissive yang terbiasa dilindungi."

Tuan Han berujar dengan penuh penekanan. Sedangkan Jisung yang kembali melupakan fakta mulai tersadar akan sesuatu. Jika terjadi apa-apa pada dirinya dan Felix nanti, apa mereka bisa saling menjaga satu sama lain?

"Lebih baik kau tidur, ini sudah larut."

- Wish You Back -

"Lixie, kau baik?"

Felix mendongak, mendapati Changbin yang baru saja kembali dengan dua buah hot dog ditangannya sedang menatapnya khawatir.

"Aku baik, tapi Jisung tidak."

Changbin mendudukkan dirinya dibangku kantin yang berhadapan dengan kekasih manisnya.

"Ada apa dengan Jisung?" Ujar Changbin sambil menyodorkan satu buah hot dog kepada Felix.

"Dia tidak diizinkan untuk berkuliah dikampus yang kita tuju."

Pemuda bermarga Seo itu mangut-mangut, "alasannya?"

"Tuan Han takut kalau nantinya aku dan Jisung tidak bisa menjaga diri dengan baik. Kau tahu kan? Kita berdua sama-sama terbiasa dilindungi daripada melindungi, dan itu membuat tuan Han tidak memberi izin."

Sedikit banyak Changbin setuju dengan tuan Han, bagaimanapun dirinya mengerti kekhawatiran seorang ayah yang harus merelakan anaknya merantau jauh.

"Kau benar, bahkan sampai tingkat akhir SMA pun Jisung masih diantar jemput."

Felix cemberut, tangan kecilnya mengambil hotdog yang tadi dibelikan oleh sang kekasih lalu melahapnya dengan kesal.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku ingin membantu Jisung...."

Changbin terdiam sesaat, memikirkan sesuatu yang mungkin bisa menyenangkan hati kekasihnya.

"Kau benar-benar ingin membantu Jisung?"

Yang ditanya mengernyit heran, bukankah sudah jelas kalau dirinya bersungguh-sungguh ingin membantu sang sahabat? Bahkan dia sampai ikutan pusing karena masalah ini.

"Tentu saja, apa tampangku tidak meyakinkan?"

Changbin terkekeh, padahal bukan itu maksudnya. Ia hanya ingin memastikan sesuatu dulu sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan.

"Kalau begitu biarkan aku untuk ikut membantu kalian."

"Caranya?"

Pemuda bermarga Seo itu tersenyum tipis, "nanti ku jelaskan ketika kita bertiga sedang berkumpul. Atur saja jadwalnya."

Tbc

Gimana chap pertamanya?

Sumpah aku ga pd nge up ini, karena ya On Track aja yang baca sedikit, apalagi ini?

Tapi karena ada beberapa readers yang udah baik banget memberikan antusiasme nya thd sequel ini jadi yaudah, aku bikin ini buat kalian ❤️

Percaya ga percaya aku hafal sama uname kalian kalian yang sering komen, dan setiap aku up notif dari kalian yang paling aku tunggu wkwkwk.

Udah ah segitu aja, see you bubay!

-131220-

Wish You Back ; Minsung (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang