Chapter 13

97K 4.3K 14
                                    

Alland berada di club sekarang, seperti biasa di sampingnya selalu ada Brian yang setia menemani.

Saat tengah berbincang, gadis dengan pakaian minim dan seksi menghampiri mereka.

"Baby Alland akhirnya kau kembali," ucap Bella menggelayuti lengan pria itu. Sementara Alland hanya menatap lurus ke depan.

Tak lama Brian meninggalkannya berdua dengan Bella, ingin sekali Alland memaki pria itu karena telah meninggalkannya bersama dengan nenek sihir ini.

Tak mendapat tanggapan dari Alland, gadis itu naik ke pangkuan Alland dan membelai rahang pria itu. Alland ingin mencegahnya, namun sesuatu menarik perhatiannya. Ia melihat gadis yang selama ini mengganggu pikirannya, Camella. Mata mereka bertemu. Alland sengaja membiarkan Bella menggodanya di pangkuannya agar Camella dapat merasakan apa yang Alland rasakan.

Tunggu? Apakah Alland benar-benar termakan oleh rasa cemburu? Sungguh, ia tak tahu apa yang ia pikirkan saat ini.

Alland terus menatap lekat gadis itu, ia selalu menghembuskan napas lega ketika melihat gadis itu menolak para pria yang menghampirinya.

Mengapa ia harus mengawasi gadis itu?

Tak lama kemudian, gadis itu kembali dihampiri pria yang cukup tampan. Dan gadis itu menerima uluran tangan pria itu. Alland mengikuti arah kemana mereka pergi, dan kini gadis itu sedang meliuk-liukkan tubuhnya. Rahangnya mengeras ketika melihat pria itu meletakkan tangannya di pinggang gadis itu. Tangan Alland sudah terkepal, ingin sekali ia melayangkan tinjuannya pada pria itu. Namun bagaimana jika pria itu adalah kekasih Camella? Alland mengurungkan niatnya itu. Sebisa mungkin Alland menahan keinginannya.

🌿

Camella sudah benar-benar mabuk sekarang, dan kini ia masih bersama dengan pria yang menari dengannya. Tanpa sadar, pria itu membawa Camella ke sudut club tersebut. Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu, ia bersiap untuk mencium bibir Camella. Namun Camella berusaha menolaknya, ia tidak sudi dicium oleh pria yang ia gunakan hanya untuk memanas-manasi Alland, bahkan Camella sama sekali tidak tertarik dengan pria di depannya ini.

"Menjauh kau brengsek!" ucap Camella dengan sempoyongan karena dikuasai alkohol.

"Jangan munafik bitch." ucap pria itu masih berusaha mencium bibir Camella. Dengan sekuat tenaga Camella menahan pria itu, jika tidak sedang mabuk mungkin akan mudah baginya menyingkirkan pria di depannya ini.

Kini tangan pria itu berusaha menyentuh bagian-bagian tubuh Camella, namun Camella menahan kedua tangan pria itu. Tenaga Camella tidak seberapa dibanding dengan tenaga pria itu, pria itu mengunci pergerakan tangan Camella dan meletakkannya di atas kepala gadis itu, sehingga ia leluasa menyentuh Camella. Camella menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memaki pria itu ketika pria itu ingin menempelkan bibirnya ke bibir Camella.

"Kau menyusahkan bitch!" ucap pria itu lalu mencengkeram wajah Camella agar menghadapnya.

"Aku bersumpah akan mencuci bibirku seratus kali jika pria ini menciumku." batin Camella.

Pria itu semakin mendekatkan wajahnya, Camella memejamkan matanya takut.

Bugh!

Bugh!

Camella mengerutkan keningnya dengan mata masih terpejam karena tidak merasakan apapun, ia membuka matanya dan melihat pria itu sudah tersungkur di lantai. Camella melihat pria yang menyebabkan pria brengsek itu tersungkur, dan ternyata itu adalah Alland.

"Kau tahu?...Kau sangat menyebalkan," ucap Camella ngelantur, sementara Alland tengah membopongnya dengan tangan Camella yang sudah terkalung di leher Alland. Alland tidak mengindahkan ucapan-ucapan gadis itu, ia hanya fokus menatap ke depan.

Alland mendudukkan Camella di mobilnya dan memasangkan seatbelt. Lalu ia mengitari mobilnya dan duduk di kursi kemudi.

"Aku...tidak...mau...pulang," ucap Camella masih dikuasai alkohol.

"Ayahku akan memarahiku," ekspresi gadis itu berubah seketika menjadi takut. Lalu ia kembali tertawa.

"Aku...ingin...menginap,"

Alland menginjak gasnya menuju mansion-nya.

"Kenapa semua ini...terlihat berputar?" ucap gadis itu, ia merasakan kepalanya pusing akibat alkohol, sehingga penglihatannya terganggu.

"Kau sangat tampan," ucap Camella yang saat ini sudah mengelus dada pria itu sambil bersandar di pundaknya. Alland sedikit terkejut dengan penuturan gadis itu, pasalnya ketika orang mabuk mereka akan bicara sesuai dengan yang ada di hati mereka bukan? Alland sudah tidak asing dengan pujian-pujian yang dilontarkan untuknya, namun ketika gadis ini yang mengucapkan itu terasa berbeda.

"Kau menyebalkan...aku membencimu," ucap Camella yang kini kembali duduk tegap. Alland menghembuskan napas pelan menghadapi gadis yang mabuk ini.

"Kau tahu...seleramu begitu buruk! Apa kau tidak jijik dengan gadis yang penuh dengan implan itu?" Camella menatap pria itu dengan matanya yang sayu akibat alkohol.

"Aku...terpaksa menerima...laki-laki brengsek itu! Apa kau marah? haha aku harap begitu," ucap Camella masih dengan nada layaknya orang mabuk.

Alland masih tidak menanggapi ucapan Camella, namun satu hal yang kini ia ketahui, ia berhasil membuat Camella cemburu. Sontak hal itu membuat senyum terukir di bibir pria itu, walaupun sangat tipis dan mungkin hampir tidak kelihatan.

"Argh kepalaku pusing!" oceh gadis itu.

Alland melajukan mobilnya dengan diiringi ocehan-ocehan dari gadis itu, entah yang kadang memujinya atau memakinya. Ia terus menghembuskan napas karena gadis di sampingnya ini menjadi sangat cerewet ketika mabuk.

Kini mereka sudah berada di depan mansion Alland. Ia menatap gadis itu, rambutnya berantakan, wajahnya sayu, bibirnya yang tak henti mengoceh, tetapi itu membuat Camella terlihat seksi di mata Alland, apakah sekarang penglihatan Alland sudah berkurang?!

Alland memandangi bibir ranum gadis itu, sungguh ia sudah menahannya untuk tidak melumat bibir itu. Alland mendekatkan dirinya ke Camella untuk melepaskan seatbelt gadis itu. Namun, ia sudah tidak bisa menahannya. Alland mendekatkan wajahnya ke wajah Camella, dan langsung menyambar bibir gadis itu dengan penuh gairah. Camella pun membalas lumatan Alland tidak kalah bergairah, tangannya sudah meremas rambut Alland.

Setelah adegan berciuman di mobil, Alland membopong tubuh gadis itu dan membawanya ke dalam kamarnya. Sesungguhnya ingin sekali ia menyentuh tubuh gadis itu, namun ia tidak akan meniduri gadis yang sedang mabuk. Sementara Camella sudah memejamkan matanya di ranjang Alland. Wajahnya tampak tenang, tentu saja Alland tidak tega membangunkannya hanya untuk memuaskan nafsu Alland.

Alland memposisikan dirinya di samping gadis itu dan mengecup keningnya lembut.

"Andai kau tidak mabuk, akan ku buat kau tidak bisa tidur hingga pagi menjelang." ucap Alland lalu memejamkan matanya sambil memeluk pinggang gadis itu.


Haloha! Update mwehehe
Ga berhenti berterimakasih buat yang selalu support cerita ini❤
Jangan lupa vote and comment ya supaya authornya semakin semangatss😁💞
Hope you like it!

Xoxo💋

Sexy Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang