Chapter 16

197K 4.4K 24
                                    

Harap bijak membaca😅

"Kita belum pernah melakukannya di meja, naughty girl." bisik Alland sensual. Pipi Camella bersemu merah mendengar penuturan pria itu.

🌿

Camella menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alland karena malu. Alland mengulum senyumnya. Ia menatap gadis itu yang kini sudah terduduk di meja. Perlahan Alland menyingkap sweater gadis itu dan meremas paha dalamnya sensual, membuat Camella semakin bergairah. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Camella, kini hidung mereka sudah saling bersentuhan. Alland mengelus lembut bibir Camella dengan ibu jarinya.

Drrtt Drrtt

Ponsel Alland bergetar membuyarkan aktivitas mereka. Alland menggeram rendah dan meraih ponsel itu, ia mengisyaratkan Camella untuk menunggu. Camella tertawa melihat wajah Alland yang menahan amarah.

"Sir, maaf mengganggu-"

"Langsung saja." Alland memotong ucapan seorang wanita di seberang sana.

"Ada pihak perusahaan asing yang ingin mengajak kerjasama dengan anda." ucap seorang resepsionis. Alland mengerutkan keningnya. Ia melirik ke arah Camella yang sedang menatapnya.

"Aku sibuk, temui aku besok." ucap Alland dan mematikan panggilan tersebut.

Lalu ia kembali menghampiri Camella yang juga tengah menatapnya.

"Ada masalah?" tanya Camella.

"No, hanya perusahaan asing yang mengajak kerjasama." ucapnya acuh, Alland menyelipkan rambut Camella yang menutupi wajah gadis itu ke belakang telinganya.

"Lalu? Kau tidak pergi menemuinya?"

Alland menggelengkan kepalanya.

"Aku sedang sibuk denganmu sekarang." ucap Alland menatap Camella dalam-dalam. Sementara Camella membelalakan matanya tidak percaya. Bagaimana bisa pria ini mengabaikan tamu penting dan memilih menghabiskan waktu dengan Camella?

"Pergilah temui mereka." ucap Camella.

"Mengabaikan mereka tidak akan membuatku bangkrut." ucap Alland.

"Kau sangat angkuh! Kau arogan! Kau menye-"

Belum sempat meneruskan makiannya kepada Alland, pria itu melumat bibir Camella dengan liar, tangannya memeluk pinggang ramping gadis itu. Tangan Camella sudah berada di leher Alland, mengusap lembut di sana. Lidah mereka kembali saling terpaut.

"Kau sangat cerewet." ucap Alland melepaskan lumatannya. Camella terengah-engah akibat serangan mendadak dari Alland. Bibirnya sedikit membengkak akibat ciuman brutal dari pria tersebut. Alland tersenyum melihat bibir gadis tersebut yang tambah menggairahkan menurutnya.

Tanpa menunggu lama, Alland melucuti pakaian Camella dan melemparnya asal. Camella sudah tidak ditutupi benang sehelai pun, membuat Alland semakin dilanda gairah karenanya.

Camella mengelus dada bidang Alland dan membuka sisa kancing kemeja Alland dengan perlahan, matanya menatap Alland menggoda. Sementara Alland tidak sabaran dengan ulah gadis itu yang terus mencoba menggodanya. Sungguh nakal!

"Menggodaku, heh?" ucap Alland tersenyum. Camella terkekeh mendengar penuturan atasannya itu.

Kini Alland sudah bertelanjang dada, setelah Camella menyelesaikan acara membuka kemejanya, Alland kembali menyerbu bibir gadis itu tanpa ampun. Sebelah tangannya sudah bermain di puncak payudara gadis itu, menyentil, memilin, dan mencubitnya gemas. Camella mendesah di sela ciuman mereka, tangannya meremas rambut Alland sensual.

Alland menghentikan ciumannya dan menatap Camella lekat, seolah-olah ia tidak akan pernah bisa menatap gadis itu lagi. Tangannya turun ke area sensitif gadis itu. Alland mengelus milik Camella. Camella semakin terbuai oleh perlakuan Alland. Tanpa basa-basi Alland memasukkan kedua jarinya ke dalam Camella. Camella mendesah, mengapa hari ini Alland selalu melakukannya secara tiba-tiba?

Alland memompa jarinya di bawah sana dengan tempo teratur, matanya tak lepas kepada Camella. Ruangan itu dipenuhi dengan desahan Camella yang menurut Alland sangat merdu. Ia suka mendengar setiap desahan, erangan, dan racauan dari gadis itu.

"Yeahh..."

"Yeahhh di sana!"

"Sebentar lagi!!"

Begitu racauan yang keluar dari bibir gadis itu saat hendak mendekati puncaknya. Namun, Alland melepaskan jarinya dari sana, membuat Camella lagi-lagi membelalakan matanya. Ia menatap Alland sebal.

"Saatnya digantikan dengan milik-ku, naughty girl." bisik Alland dan dengan secepat kilat ia membuka celananya, kini mereka sudah bertelanjang bulat.

Alland meregangkan paha Camella dan mengarahkan milik-nya yang sudah berdiri kokoh, Camella sempat terkejut melihatnya.

Alland menggesek-gesekkan milik-nya menggoda milik Camella yang sudah sangat basah, membuat gadis itu menahan erangannya. Ia melakukan itu dengan menatap wajah Camella yang sudah sangat bergairah.

"Oh c'mon! Berhenti menggodaku!" kesal Camella karena pria itu terus menggodanya, ia sudah cukup kesal karena tidak mendapat pelepasannya tadi. Alland terkekeh pelan melihat raut kesal gadis itu.

Alland mengarahkan milik-nya kembali, dan tanpa aba-aba ia memasukkan milik-nya ke dalam Camella dengan satu hentakan, membuat gadis itu sedikit terpekik.

Ia menatap wajah Camella yang sudah memerah, matanya berair karena gairah. Tangannya menahan pinggul gadis itu agar tidak bergeser karena hentakannya. Camella menumpu kedua tangannya di meja, menikmati setiap gerakan yang Alland berikan. Alland terus memompa milik-nya dengan tempo yang teratur. Sesekali ia melumat bibir gadis itu, tangan sebelahnya sudah menari-nari di payudara gadis itu.

Camella merasakan milik-nya sudah berkedut, bertanda ia akan mencapai klimaks-nya. Alland mempercepat goyangan pinggulnya, ia menghujam milik Camella semakin cepat dan dalam.

"Ahh Yashh sir!"

Camella terus mendesah dan meracau tidak jelas, ia mendongakkan kepalanya, ia akan segera mendapatkan pelepasannya. Alland menciumi leher jenjang Camella, hingga...

Dalam tiga hentakan, Camella mendapatkan pelepasannya. Ia mengatur nafasnya, matanya sangat berair karena pelepasan yang ia dapat luar biasa menurutnya.

Sementara Alland sibuk menatapi gadis di depannya ini, keringat membasahi tubuh gadis tersebut, pemandangan yang luar biasa menurut Alland. Camella terlihat sangat menggoda, bibirnya sedikit membengkak, rambutnya sudah tidak tertata menambah kesan seksi gadis tersebut, kiss mark di leher jenjangnya, dadanya naik turun mengikuti deru nafasnya, sungguh pemandangan yang tidak boleh dilewatkan.

"Sudah cukup istirahatnya, naughty girl."

Camella menatap Alland dengan sayup.

"Maksudmu?"

"Aku masih belum keluar, ayo lakukan lagi naughty girl." bisik Alland di telinga Camella, Camella merinding dibuatnya.


Haloha! Update!
Semoga suka ya💞
Jangan lupa vote and comment ya✨
Thankyou❤

Love you all
Xoxo💋

Sexy Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang