Mau double up hari ini!! Tungguin ya chapter lanjutannya sekitar nanti sore^^
Jangan lupa voment biar akunya semangat terus!! ❤️❤️
Selamat membaca!!
🐶🐶🐶
Tanganku di genggam erat oleh Kak Jaehyun lalu menarikku keluar dari cafe "tunggu, sebentar kita mau kemana?"
"Ke rumahmu, biar aku hajar Jeno di depanmu"
"Hah? A-apa?" Kataku meminta Kak Jaehyun mengulang kalimatnya.
Pria di hadapanku itu berdecak kesal sambil memutar kedua matanya malas "cepet kasih tahu rumahmu di mana, biar aku hajar Jeno sampe berlutut di depanmu" jelasnya lagi.
Aku menahan tangan Kak Jaehyun "jangan aneh-aneh deh"
"Aku serius"
"Kamu ga perlu se-serius itu"
"Hahh kalo gitu aku anterin pulang aja, kapan-kapan aja aku hajar Jeno nya" ucapnya final.
Suasananya hening di dalam mobil Kak Jaehyun, aku juga gatau mau ngomong apa jadi aku memilih diam.
"Jangan panggil aku pake embel-embel 'Kak' lagi. Rasanya jadi flashback. Panggil Jaehyun aja" katanya memecah keheningan di mobil.
"Pekerjaanmu gimana? Baik-baik aja kan?" Tanya ku. Pria di sebelahku itu mengangguk kecil "akhir-akhir ini aku sering bolak-balik US-Korea.. Orangtuaku katanya seneng kalo di samperin terus"
"Hubungan kalian makin baik ya.." ucapku sambil menundukkan kepala.
"Yahhh sejak Nuna masuk rumah sakit jiwa sih makin baik"
"Hah? Apa katamu barusan? Nun—"
"—iya.. dia stress karena ulahnya sendiri gausah sia-siain rasa kasihanmu sama dia" katanya memotong kalimatku.
"Ahh di depan sana belok kiri, itu pintu cluster ku" tanganku menunjuk gerbang cluster di depan.
Jaehyun menganggukkan kepalanya tanda paham "aku di sini lumayan lama, bisakan lain kali ketemu lagi?" Tanya Jaehyun saat kami sudah berada di depan rumahku.
Aku mengangguk saja padahal ga tau bakal dapat izin dari Jeno atau tidak. "Kamu bisa bilang manajer cafe ku, nanti dia bilang ke aku"
"Ribet banget"
"Hubunganku sama Jeno lagi ga baik-baik aja Jae.. bayangin kalau dia tahu aku punya nomor mu, pasti dia marah"
"Ke kanak-kanakan namanya itu"
"Iya terserah—"
Ponselku berdering menunjukkan nama Jeno di layarnya. Aku menoleh sebentar kearah Jaehyun dan pamit mau keluar dari mobil, namnun tanganku di tahan. Seolah tatapannya mengatakan 'jawabnya di sini aja aku mau denger' begitu.
"Halo?"
"Halo? Kamu di mana sih? Di cafe gaada"
"Aku baru sampe rumah kenap—"
"—ke rumah sakit sekarang, Juno pingsan"
"Hah?! Kok bisa sih Jen yaampun.."
"Mana aku tahu?! Buruan ke sini!! Ga bisa ngurusin semuanya sendiri tau gak?!"
Sambungan telfonnya terputus sepihak, aku menghela napas kasar "siapa? Jeno ya? Kok dia galak banget sama kamu sih?"
"Aku bisa minta tolong?" Tanya ku mengabaikan pertanyaannya di awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Blooming | Lee Jeno
FanfictionSekuel dari buku Uncle | Jung Jaehyun, Kalian pikir bunga di padang akan terus mekar dan tidak layu? Kalian salah.