16: Cita-Cita Juno dan Hari Natal

824 119 29
                                    

Halo semuanya!! Gimana chapter sebelumnya?

Gimana nih? Seneng ga Jeno sama Sora rujukan? 😘

Jangan lupa voment ya!! 😤

Selamat membaca












Tolong diplay ya audio diatas, biar ngena.













🐶🐶🐶



"Uwahhh beneran ma? Asikkk" seru Juno bahagia saat aku dan Jeno memberitahu bahwa Juno boleh keluar rumah sakit.

Sebenarnya kami memaksa sih karena awalnya dokter melarang Juno pergi dari rumah sakit.

Beberapa saat sebelumnya,

Aku duduk di sebelah Jeno dengan tangan Jeno yang saling bertaut. Kami emndengar penjelasan dari sokter yang kalau dirangkum itu intinya melarang Juno untuk keluar rumah sakit.

"Alat oksigen yang selama ini Juno pakai itu membantu Juno untuk bertahan hidup. Kita ga tau kapan Juno akan pergi atau organ dalamnya komplikasi" jelas dokter.

Memang benar, alat yang Juno pakai itu membantu Juno untuk bertahan hidup. Tapi Juno tidak akan hidup selamanya kan? Disaat Tuhan memutuskan tentu Juno akan pergi. Intinya, oksigen itu seperti membantu memperpanjang umur Juno secara tidak langsung.

"Tanpa tabung oksigen Juno sedikit susah bernapas, saya dengar kemarin Juno jalan-jalan di taman tanpa tabung oksigen, tolong jangan diulangi lagi. Bisa-bisa Hal itu membuat Juno meninggal" lanjut dokter lagi.

"Tapi dok, ini keinginan anak saya" balas Jeno.

"Dok, pada akhirnya memang Juno gaakan bertahan lama kan? Kami siap menerima resikonya" kalian paham maksudku? Jika pada akhirnya Juno meninggal karena kondisinya, karena penyakitnya, untuk apa dia tetap menggunakan alat bantu itu? Biarkan Juno menikmati saat-saat terakhirnya.

"Saya memberi saran, tapi semua kembali sama kepitusan orang tua. Jika memang tetap mau seperti itu saya lepas tangan"

"Oke, kami sudah memutuskan. Sore nanti kita bawa Juno pulang, terimakasih dok kerja sama nya" jawab Jeno lalu memberi salam kepada dokter dan menggandengku pergi.

Tangannya masih setia menggenggamku menelusuri lorong rimah sakit. Bibirnya tersenyum samar "bukunya di bawa?" Tanya nya. Lalu aku mengangguk.

"Kamu duduk di sini ya, aku ambil nomor antrian dulu" ucapnya sambil menuntunku duduk. Setelah bertanya pada dokter memang kami ke dokter kandungan untuk monthly check. Dan ini sudah mau bulan ke-tiga aku hamil.

Sedikit sulit sih, hamil di saat seperti ini. Pusing dan mual yang aku rasakan kemarin-kemarin kubiarkan dan kuanggap stress karena memikirkan peceraian ini.

Ngomong-ngomong soal perceraian, akhirnya aku memutuskan untuk tidak tanda tangan dan tidak mengembalikan surat itu sampai tenggat waktunya.

Setelah menunggu, kami masuk ke dalam aku sedikit terkejut sih, dokter yang menanganiku kali ini berbeda. Sebenarnya aku tidak check kandunganku saat di usia 2 bulan karena aku terus/terusan kepikiran Juno.

"K-kak Winwin?!" Ucapku terkejut.

"Dunia sempit ya" balasnya dengan tenang sambil tersenyum.

Jeno menyodorkan bukunya kepada Kak Winwin lalu fuduk di hadapannya.

"Oh akhirnya nikah sama dia? Bocah galak itu?" Tanya Kak Winwin sambil menunjuk Jeno, menatap Jeno pura-pura sinis.

Aku mengangguk "iya"

[2] Blooming | Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang