Jam dinding kamar Jessica kini menunjukkan pukul 11 kurang 13 menit. Itu artinya sudah nyaris empat jam Jessica belum juga bangun dari pingsannya. Sementara itu, tampak sesosok cowok asing berambut hitam kecoklatan disana sejak tadi mengurus kepingsanan Jessica.
Ia mengangkat tubuh lemah Jessica di bed, kemudian mengipas-ngipas wajah si nona pingsan berharap ia akan bangun, sekaligus ia menghirupkan minyak kayu putih ke penciuman Jessica. Aneh, gadis itu tidak kunjung bangun. Mungkin dia telah melanjutkan pingsannya ke tunggu-
Jessica pun akhirnya terbangun dari pingsannya dengan mendapati sesosok makhluk cowok berada dihadapan nya.
"Siapa lo? Hantu atau manusia? Plis Siapapun lo, jangan gangguin gue! Gue anak baik. plis jangan ganggu gue, gue mohon sa-" Jessica yang merepet panjang secara mengejutkan menjadi bisu tatkala melihat makhluk itu menyodorkannya secarik kertas. dengan ragu tapi penasaran, Jessica memilih meraih kertas yang berisi tulisan itu.
DEAR pemilik apartement ini
Mungkin saat lo baca ini, artinya lo udah sadar dari pingsan. Gue sengaja menulis surat ini karena gue takut lo pingsan lagi kalau gue menjelaskan dengan lisan siapa gue sebenarnya. Jangan takut dulu, nama gue Krissane Wicaksono, biasanya gue dipanggil Kris. Dulunya gue juga manusia sama seperti lo--
Jessica mulai dikucur keringat dingin mengetahui sosok dihadapannya benar-benar bukan manusia seperti dirinya. Tapi Jessica dengan nyali rendahan harus diacungi empat jempol karena masih mau memberanikan diri untuk melanjutkan penjelasan sosok makhluk dihadapnnya itu.
Gue nggak akan mengganggu lo. sebaliknya, gue Cuma minta tolong doang. FYI, posisi gue sedang nggak jelas saat ini. Gue juga masih belum ditetapkan sebagai hantu oleh dewan hantu. Oke, lo pasti nggak ngerti seandainya lo minta penjelasan. Yang pasti jasad gue belum ditemukan dan itu kenapa posisi gue masih abu-abu. Antara manusia dan hantu. Sampai lo berhasil menolong gue menemukan jasad gue, saat itulah posisi gue punya kejelasan. Terakhir, yang gue ingat gue ada di sebuah sekolah. Sekolah lo! Gue dihabisi di sana. Dan gue tersadar nya di apartemen lo! Gue korban pembunuhan anyway. Nggak usah bingung dan mikirin banget. Tinggal bantu gue menemukan jasad gue di sekolah lo.
Thanks sebelumnya..Napas Jessica memburu membaca penjelasan Kris. Apakah ini bercanda? Mengapa harus dirinya yang dimintai tolong oleh sosok tak jelas dihadapannya ini? Jessica merasa airmata ketakutan telah mengaliri pipinya
"lo manusia, iya kan? Lo bercandain gue yah? Halloween udah lewat kali. Cukup deh!" ujar Jessica ditengah ketakutan dan airmatanya berusaha meyakini bahwa ini adalah jokes dari teman-temannya atau jika tidak, pasti ia hanya sedang bermimpi.
Sosok bernama Kris itu kini terduduk frustrasi di lantai apartemen yang begitu dingin itu, Jessica hanya mengernyit wondering.
"gue benar-benar nggak ngerti lagi sekarang, semuanya terlalu konyol. Gue tahu nggak akan ada yang percaya. Gue udah muak harus bagaimana. Gue benar-benar nggak nyaman di posisi ini" kali ini sang cowok menatap memelas pada Jessica. Jujur saja, Jessica kembali merinding, biar bagaimana pun sosok dihadapannya tetaplah bukan seorang manusia
"Seandainya gue bisa dipertemukan dengan orang yang tepat... orang yang mengerti posisi gue, dan mau menolong gue" sorot mata kelelahan terpancar dari sosok itu, rasa kemanusiaan-atau-kehantuan-entahlah-apa-namanya- akhirnya tumbuh dihati Jessica melihat wajah putus asa sosok itu.
"ke.. k.. kenapa minta tolong sama orang lain segala?" tanya Jessica yang sedang berusaha mengubur ketakutannya. Ia merubah posisi tidurnya menjadi duduk.
"Meskipun dengan sendirinya gue udah menemukan jasad gue, nggak mungkin juga gue bisa mengebumikan jasad gue sewajarnya kan? karena gue nggak bisa melakukan apapun. Famili gue nggak bisa liat gue. Cuma lo, sejauh ini yang bisa ngeliat gue. Jadi lo bis akan bantu gue dan menjelaskan ke keluarga gue? Gue butuh lo!" jessica menyerap kalimat Kris dengan baik. Setidaknya ia bisa menangkap tujuan sosok ini menemuinya. Tapi ia tak mengerti mengapa harus ia yang melihatnya sejauh ini? Kenapa dia tak meminta pada orang lain saja? Jessica tetap tak mungkin menolak harapan sosok bernama Kris ini.
"baiklah, gue akan coba bantu lo. tapi selama lo nggak bertindak seperti hantu yah. Saat gue mulai merasa lo mirip hantu, maka mulai detik itu juga lo harus pergi jauh dari hidup gue. Deal?" ujar Jessica membuat kesepakatan yang akhirnya diterima Kris dengan senang hati
"yeah" Kris menyambut uluran tangan Jessica untuk menerima kesepakatan dengan saling berjabat
"what-the-gue koq kisa sentuhan sama lo? bukannya harusnya nggak bisa yah?"
"mungkin karena gue belum fix sebagai hantu? Sayangnya Cuma elo yang bisa liat dan menyentuh gue!"
"Kenapa harus gue yah? Pasti ada sesuatu dibalik ini? Eh Btw, sekedar informasi bahwa gue takut banget sama yang namanya hantu! Jadi gue harap lo bersikap benar!"
"yah. kelihatan kok kalo lo penakut. Dan gue belum jadi hantu ingat!" Kris mengejek sekaligus memperingati Jessica, membuatnya hanya meringis.
Kris tiba-tiba terkekeh sambil menunjuk-nunjuk wajah Jessica
"harusnya lo bercermin saat lo se-takut itu, sumpah, muka sule bahkan kalah sama lo!" ejek sosok setengah hantu itu kepada Jessica
"gue tahu gue akan se-over itu kalau lagi takut. Jangan dibahas deh"tegas Jessica yang sepertinya berhasil membungkam Kris.
Keduanya kini hening dalam pikiran masing-masing. Kris memikirkan nasib Jessica si penakut yang harus dimintai bantuan oleh sosok yang nyaris menjadi hantu. Sebaliknya Jessica memikirkan Kris yang tentu sedang dalam duka. Duka bahwa ia yg sadar kalau sebenarnya dirinya telah meninggal dunia.Tentu Kris amat tersakiti. Jessica teringat saat cowok itu merosot ke lantai saking galaunya dengan nasibnya sendiri. Naluri tak tega akan selalu muncul disaat seperti itu bagi Jessica. Tentu semua ini ikut menyiksa dirinya terlalu banyak.
"hei, gue nggak perlu dikasihani kali" ucap Kris seolah menebak isi otak Jessica. spontan, Jesica melirik ngeri kepada cowok disampingnya itu
"lo bisa baca pikiran?"
"kadang-kadang sih. Tapi nggak bisa membaca seutuhnya. Gue Cuma tahu lo kasihan aja sama gue gitu. udahlah nggak penting juga!"
Jessica menganga lebar mendengar pengakuan Kris. Dan apa? menurutnya dia yang bisa membaca pikiran orang lain adalah tidak penting? Yang benar saja. Itu mengerikan sekali. Ini artinya Jessica tidak akan bisa merahasiakan apapun dari hantu itu. Ah, ini benar-benar karma bagi dirinya yang sebegitu takutnya pada hantu. Ia merasa sedang dibodohi. Apa mungkin ini april fools? Tidak, ini sudah oktober
*****Thank Ghost*****
January, 30. 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank Ghost➖
Teen Fiction[HIATUS] Sumpah demi apapun, Jessica itu takut hantu. Dan sekarang ia berada di kota ini sendirian. Demi bisa bersekolah di SMU 99 yang terkenal itu katanya, padahal ia hanya ingin menjaga jarak dari ibunya yang keras itu. Jessica pun memutuskan men...