Sunday

307 26 3
                                    

Jessica terbangun karena seseorang terus saja mengetuk pintu kamarnya. Mau tak mau ia pun harus menuruti kemauan pengetuk pintu tersebut. Ia memutuskan bangkit untuk membukanya

Didapatinya sesosok makhluk pria bersinar dihadapannya. Haisssh, Kris rupanya yang masih membuatnya takut.

"Kita harus segera meriksa sekolah lo" ujar hantu atau apapun itu yang sedang berdiri di hadapan Jessica ini

"Ini minggu, nggak bisa gitu lo biarin gue tidur bentar lagi apa?"

"mau bertahan lebih lama sama si setengah hantu ini? Terserah sih kalo lo seneng ada hantu di sekitar lo. Atau lo mungkin bakal suka jasad gue kenapa-napa. Ini udah hampir 24 jam sejak gue di--yah lo ngertilah--"

"Yah stop. Gue juga nggak mau berlama lama ngadopsi makhluk ga jelas di apartemen ini. Gue juga ga bisa membayangkan bagaimana jasad lo sekarang. Jadi, gue nggak punya pilihan lain selain menurut buat saat ini yah" Jessica pasrah melempar jawabannya super kilat

Setelah hampir satu jam berlalu, Jessica dan Kris sudah di sekolah melakukan misi mencari jasad, sayangnya mereka tak menemukan apapun bahkan hingga siang tak ada tanda-tanda keberadaan tubuh manusia. Jessica melirik Kris, wajahnya lagi-lagi memelas. ayolah ini kelemahan Jessica.

"Firasat gue bilang lo nggak berakhir disini deh!" Ujar Jessica pada Kris. Kris menggigit bibir kecewa sekaligus bingung. Tiba-tiba Jessica merogoh kantong dan mengambil sebuah cincin dengan permata smiley dan memakaikannya di jari kelingking Kris. Itu seperti cincin murahan yang menjadi hadiah ciki-cikian. Tapi Kris taifk menolak harus memakainya.

"Cincin itu punya kekuatan magis untuk membuat lo selalu senyum. Kalau ada masalah, gue selalu pakai itu. So, lo bisa melupakan masalah dengan senyum" Kris menautkan alis heran atas kalimat Jessica, ia menatap cincin smiley dan Jessica bergantian sampai akhirnya wajah muram Kris menjadi beraseri-seri dengan satu senyuman.

"Nah gitu dong. Senyum. Jangan putus asa. Gue yakin jasad lo sekarang lagi sekarat dan dibayangan gue, lo lagi koma gitu" Ucap Jessica yang disetujui Kris.

Mereka duduk beristirahat di bangku taman belakang sekolah, mengumpulkan energi-seidaknya Kris sadar Jessica masih manusia utuh yang bisa kelelahan.

"Lo harus buru-buru ditemukan dan dibawa ke Rumah Sakit. Masih ada harapan kan?" "Lo ingat nggak ketemu si pembunuh itu pertama kali dimana?!" Kris menggeleng dengan rentetan kalimat Jessica, lagipula yang dia bisa ingat sekarang hanyalah wajah. Wajah keluarga, Wajah teman, dan termasuk wajah pembunuh. Selebihnya tidak ada.

"Mungkin nggak sih lo anak murid SMA 99? Ah nggak mungkin deng, kalo iya lo pasti udah jadi isu hangat sekolah sih yah?"

"Mungkin aja sih, karena kemarin belum genap satu kali 24 jam gue menghilang, makanya belum ada pemberitaan. Ohya, Kita bisa melihat internet dulu nyari berita kehilangan di sekitar sini?!" Keduanya merasa mendapat titik terang. Jessica dengan cepat mencari pemberitaan orang hilang di daerah situ.

Tapi sayang media belum memberitakan apapun. Tak ada orang hilang. Mungkin Kris benar-benar bukan orang dari wilayah Jessica

"Eh kok kita bego sih. Lo kan ingat nama lo, kenapa kita nggak cari biodata lo di internet aja? Siapa tau aja lo punya sosmed gitu dan bisa jadi petunjuk"

Krissane Wicaksono, Jessica menuliskan dua suku kata itu di mesin pencari google ponsel nya

Bingo!

Mereka mendapatkan informasi, rupanya Kris adalah seorang calon aktor yang sedang persiapan debut film termahal dengan posisi peran utama langsung. Orang tua nya juga bukan orang biasa-biasa. Jessica mulai merasa minder sekarang.

Thank Ghost➖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang