●D U A●

5.4K 381 20
                                    

Happy Reading!!
.

.

.

.

.

Alana terbengong saat melihat rumah di depannya. Berkali kali lipat dari rumahnya yang dulu.

Apalagi saat masuk ke dalam. Mungkin dipakai main basket bisa kali yak? Canda!

Bahkan lebih besar dari rumah Kelia yang notabenya anak dari keluarga berada juga.

"Oy!" Alana tersentak saat Kenzi dengan usil mengagetkannya.

"Ah! Ngagetin tauk!"

"Lagian, lo kek pertama kali masuk rumah gede aja."

'Ya nggak salah juga sih. Tapi nggak nangka aja gue bakal tinggal di sini. Gilaak!!'

Alana berdecih. Tak berniat menanggapi lebih lanjut.

"Ara ke kamar dulu ya," pamit Alana lalu pergi ke lantai 2. Tak sulit menemukan kamarnya. Ada nama di depan pintu dengan tulisan " Ara's Room".

Ceklek

'Emmm gak buruk juga seleranya'

Alana merebahkan dirinya ke kasur king size milik Ara yang sekarang ini menjadi milik Alana. Hehehe.

Saking nyamannya dengan kasur yang begitu empuk, Alana tertidur dengan nyenyak.

3 jam berlalu, Alana terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pintu diketuk.

"Dek! Ayo malan malam!" itu suara Kenzi. Mustahil jika Kenzo yang menurutnya membuang buang waktu hanya untuk membagunkan Alana.

"Iyaa! Gue mandi dulu!" sahut Alana. Disusul dengan dirinya yang segera membersihkan diri.

10 menit kemudian, Alana keluar dengan keadaarn fresh. Ia pun turun ke lantai bawah, di mana seluruh keluarganya berkumpul di meja makan.

Alana senang karena Nayla dan Barra juga turut dalam acara makan malam ini. "Malam semua!" sapanya.

"Malam!" jawab mereka kecuali Kenzo yang hanya berdehem.

"Lama banget lo kak!" ujar Darren yang sedari tadi menahan lapar.

"Ya mangap! Namanya juga cewek," jawab Alana.

"Sudah, sudah. Ayo makan. Keburu dingin," ujar Nayla lembut, membuat anak anaknya merasa hangat.

Mereka pun makan dengan khidmat. Karena memang menurut peraturan tak tertulis yang ada, tak boleh ada yang membuka suara saat sedang makan. Alana sudah terbiasa dengan peraturan itu.

Makan malam pun selesai dan di

"Besok Ara masuk sekolah, ya," itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan.

"Kamu yakin? Apa nggak istirahat aja dulu biar benar benar fit?" Saran Barra yang khawatir dengan anaknya itu.

"Gak papa, Pa. Ara udah sehat kok,"

"Yaudah terserah kamu. Tapi jangan capek capek ya sayang," sahut Nayla yang diangguki Alana.

"Yaudah. Ara langsung ke kamar dulu, semua," pamit Alana dan langsung ke kamar. Tidak untuk tidur, hanya ingin melihat lihat kamar mulai saat ini alan menjadi kamarnya. Entah sampai kapan.

🐱🐱🐱

Kini Alana berada di depan sekolah. Ia tak menyangka jika sekolahnya adalah SMA Merah Putih. Itu berarti, wilayahnya saat ini tak begitu jauh dengan jarak rumah Alana yang dulu.

Transmigrasi Alana Fracellia (HIATUS-liburan Fix No Debat!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang