●E M P A T●

5.3K 429 74
                                    

Happy Reading!
.

.

.

.

.

Alana turun dengan pakaian santainya. Membuat pandangan kelima cogan di ruang tamu mengarah ke tangga.

"Gue tau gue cantik!" sarkas Alana yang risih dipandang kelima cogan. Membuatnya dag dig dug serrr...

Mendengar ucpan Alana dengan kepercayaan diri yang tinggi, sontak saja mereka mendengus kesal dan mengalohkan pandangan ke arah lain.

Untuk makan siangnya kali ini, Alana memutuskan memasak perkedel dengan sayur sop. Karena alana mengira Arkan dkk tak mau makan masakannya, jadi ia tak memasak banyak. Cukup untuknya dan Darren.

Saking seriusnya, Alana tak menyadari bahwa sesekali kelima cogan itu curi curi pandang ke arahnya. Merasa sedikit takjub melihat Alana yang begitu terlihat ahli dalam hal memasak.

"Kasian Ara. Dia yang masak dia juga yang sakit," celetuk Ares dan seketika mendapat hadiah jitakan di kepalanya dari Kenzi.

"Lo do'ain adek gue sakit?" kali ini Kenzo membuka suara dengan nada dinginnya. Membuat nyali Ares menciut.

'Ini si kembar napa dah? Kok jadi serem gini. Biasanya juga ikutan nyinyir' batin Ares.

Mereka pun melanjutkan aktivitas masing masing yang sempa tertunda. Namun tetap sesekali melirik ke arah dapur.

Beberapa saat kemudian, bau harum tercium di indra penciuman mereka.

"Buset! Ini bau masakan si Ara?" tanya Malvin dengan pandangan terarah ke dapur. Dimana Alana menyiapkan hasil masakannya di meja.

Glek
Kruyuk kruyuk

Akibat harum masakan Alana, membuat mereka lapar seketika.

"Halah! Paling baunya nggak seenak rasanya," sanggah Kenzi mencoba untuk tak tertarik pada masakan Alana.

Tadi belain sekarang ngehina... punya masalah hidup apasih si Kenzi itu?-_

Sedangkan Alana melirik sinis ke arah mereka. Setelah menutup makan di meja dengan tudung saji, Alana menaiki anak tangga menuju kamar Darren.

DOK DOK DOK !!!

"WOY KEBO! BANGUN, LO. MAKAN SIANG!" teriakan Alana membuat ang pemilik kamar yang sedang bermesraan dengan gebetannya di mimpi pun terbangun.

Degan segera, Darren membuka pintu dan muncul dengan wajah bantalnya yang terlihat kesal.

"Apasih?!"

"Makan."

"Ada makanan?"

"Ada, gue tadi masak. Laper soalnya," yee.. curhat-_

Mendengar itu, Darren memincingkan matanya. Terlihat curiga jika kakak perempuannya itu memasak. Kalaupun iya, ia takut jika makanan itu berubah jadi racun yang membuatnya harus berakhir di UGD.

Membayangkannya saja sudah membuatnya begidik. Otaknya berfikir keras untuk mencari alasan agar menolak untuk makan masakan Alana.

Namun hal itu kalah cepat dengan Alana yang sudah membaca gerak gerik Darren.

"Udah, ayo makan!" dengan tak berperikeadikan, Alana menyincing kerah belakang Darren dan menuntunnya berjalan seakan akan Alana sedang membawa seekor kucing.

Dari sejak turun turun tangga hingga duduk di di kursi meja makan, Arkan dkk menatap Darren dengan tatapan kasihan.  Darren pun pasrah saat Alana menyiapkan seporsi makanan untuknya. Jujur saja, ia sedikit tergiur saat melihat makanan yang tampak enak di hadapannya.

Transmigrasi Alana Fracellia (HIATUS-liburan Fix No Debat!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang