Tak sengaja Miya menyetel berita di tv, “Harap waspada jaga terhadap seseorang yang tidak dikenal ,karena ada kejadian yang menyedihkan, orang itu sudah memakan korban di kota Runtuh dan ia hanya mengincar anak kecil saja” ucapan dari berita di tv. Mendengar berita tersebut mereka berempat terkejut. “Mungkin ini The Mask kak, kronologinya hampir sama dengan tewasnya Maya dan Erwin”, ucap Miya
Xavier ingat perkataan dari Eden kemaren katanya ia mempunyai petunjuk. Lalu Eden kasih topeng yang ia temui di dekat rumah. Xavier melihat tulisan “MASK” di belakang topeng. Dan kata Xavier kalau tidak salah Mask itu sebuah kota yang terpencil dan tersembunyi. “Lalu bagaimana kita bisa kesana” ucap Eden. “Jangan khawatir Eden saya mempunyai alat deteksi canggih, tapi alat ini belum bisa bekerja baik, tetapi kita harus punya sidik jari dari The Mask tersebut” ucap Xavier. “Ya sudah tidak apa-apa walaupun belum sempurna, terus kita kan punya topeng dari The Mask tersebut otomatis ada sidik jarinya kan” ucap Eden. “Ya kamu benar Eden tapi di topeng tersebut sudah banyak sidik jari dari saya kamu Miya dan dari The Mask sendiri” ucap Xavier “Oh, iya kamu benar juga” ucap Eden. “Kenapa kita gak ke kota Runtuh aja kan di sana banyak korban dari The Mask otomatis dia memegang dari pakaian atau tubuh korban itu kan” ucap Miya. “Wahh kamu pinter juga dek, gak kaya ini sebelah kakak(Xavier) ucap Eden (dengan nada candaan). “Kamu nyindir aku ya” ucap Xavier. “Gak kok” ucap Eden.
Lalu mereka bertiga siap-siap untuk ke kota Runtuh dan kakek x tidak ikut dikarenakan ia menjaga rumah Xavier. Mereka bertiga jalan, kesana karena jarak dari rumah Xavier ke kota tersebut dekat hanya sekitar 15 menit.
Sesampainya di kota Runtuh, Eden terharu dengan keadaan di kota itu karena Eden jadi teringat kedua adiknya. Lalu Xavier bertanya kepada seseorang yang berada di dekatnya “Pak tolong ceritakan kronologinya?, saya adalah detektif x” ucap Xavier. “Oh gini detektif x, ada seseorang yang tidak diketahui datang ke kota ini lalu tiba-tiba semua warga disini pingsan tanpa terkecuali, pada saat saya siuman, saya meihat semua anak kecil disini tewas tanpa terkecuali” ucap warga kota Runtuh. Xavier berpikir mungkin bisa jadi para warga kota Runtuh pingsan karena ilmu sihir. “Oh iya pak detektif tadi saya menemukan sebuah jubah hitam mungkin ini bisa jadi petunjuk untuk Anda.” ucap warga kota Runtuh. “Mana?” ucap Xavier. “Mari ikuti saya” ucap warga kota Runtuh. Lalu mereka mengikuti warga dari kota Runtuh itu.
Sampai di rumah warga yang menemukan jubah hitam. “Ini mirip kak, jubahnya. Mungkin pelakunya sama, dengan yang membunuh Maya dan Erwin kak?” ucap Miya. Lalu Xavier mengambil jubah tersebut, dan bertanya “Mas apa jubah ini sudah di pegang sama mas” ucap Xavier. “Oh sudah pak detektif, emang kenapa kalau saya belum memega-ngnya? Ucap warga kota Runtuh. “Ga apa-apa kok, kalau mas belum megang jubahnya saya bisa tau tempat tinggal dari yang membunuh anak kecil di kota ini, karena saya membutuhkan sidik jari dari orang tersebut” ucap Xavier. “Mohon maaf apakah Anda masih menyimpan baju anak anda yang terakhir dipakai” ucap Miya. “Oh masih saya simpan dan baju ini belum di sentuh apapun” ucap warga kota Runtuh. Lalu Xavier meminta baju anak nya yang terakhir di pakai. “Mas mohon maaf kami izin pulang” ucap Eden, Xavier, dan Miya. “Oh silahkan” ucap warga kota Runtuh
Setelah mereka bertiga interograsi yang cukup lama, mereka akhirnya pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah mereka bertiga di sambut oleh kakek x. Dan beliau sudah menyajikan makanan. Lalu mereka bertiga langsung duduk di ruang makan, dan lalu mereka langsung memakannya. Ketika asik makan. “Aduh kak Miya ngantuk nih” ucap Miya. “Ahh kamu kebiasaan nih lagi enak-enak juga, yaudah kamu tidur duluan sana kakak masih mau makan” ucap Eden. “Okee kak” ucap Miya.
Selesai dari makannya, Eden langsung ke kamar untuk tidur
Pagi harinya seperti biasa Miya menyajikan makanan, setelah selesai masak Miya ke kamar untuk membangunkan Kakaknya. “Kak bangun kak” ucap Miya. Tetapi ucapan dari Miya tidak membuat kakanya bangun dan Miya langsung mengambil ember untuk siram ke badan kakanya. “Blusssshhhhh” suara siraman air. “Aduh kamu kebiasaan Miya selalu kakak disiram” ucap Eden. “Abisan kakak susah banget di bangunin” ucap Miya. “Kakak mandi dulu ya” ucap Eden. “Jangan lama-lama nanti kehabisan lagi sarapannya” ucap Miya. “Iya adikku tersayang” ucap Eden.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask
Non-FictionEden dan Miya yang ingin membalaskan dendam terhadap pria bertopeng yang bernama The Mask, karena ia sudah membunuh adik mereka. Ternyata The Mask memiliki rencana untuk menghancurkan kota x Tetapi Eden dan teman-temannya sudah mengetahui rencana Th...