Berlatih Bersama Kedelapan Pemberani

2 0 0
                                    

Keesokan pagi, harinya mereka berlima itu latihan terpisah, yakni Fatih, dan Selena berlatih bersama dengan bantuan alat dari Xavier yaitu alat tempat untuk berlatih pedang.

Lalu si Juna cuman mengasah kefokusan agar ketika dia memanah bisa fokus untuk menembak lawan.

Berbeda dengan Susi dan Kirana mereka hanya mengasah ilmunya, kalau Susi meningkatkan ilmu medisnya sedangkan Karina meningkatkan ilmu sihirnya.

Kalau Miya dan Eden mereka latihan dengan guru Kakek X, menurut Kakek mereka sudah meningkat walaupun mereka hanya berlatih satu hari. “Eden dan Miya coba lawan Kakek, Kakek mau tahu kemampuan kalian” ucap Kakek X. Eden dan Miya menerima tantangan Kakek X.

Eden dan Miya ambil kuda-kuda, lalu Eden menyerang Kakek X tetapi di tangkis oleh Kakek X, lalu membalasnya dan seketika Eden terpental jauh. “Kak kamu tidak apa-apa kan” ucap Miya. “Kita harus bekerja sama dik” ucap Eden. Lalu mereka mengeluarkan jurus warisan dari keluarganya yakni jurus pukulan beruntun untuk menyerang Kakek X. Tetapi Kakek X masih bisa menahan serangan tersebut. Lalu mereka kelelahan, dan mereka menyerah.

Kata Kakek X mereka sudah bisa sedikit menguasai jurus dari warisan keluarganya tetapi kata Kakek mereka masih kurang power.

Setelah itu Kakek bilang begitu mereka berdua bersemangat latihan agar bisa bertambah power-nya. Mereka berdua terus-menerus latihan dari pagi hingga malam hari.

Malam harinya Xavier merasa kasihan, karena mereka berdua belum beristirahat dari hingga ini, dengan inisiatifnya Xavier membawakan makanan terhadap mereka. “Eden Miya istirahat dulu, ini aku sudah membawakan makanan” ucap Xavier. “Oh baiklah” ucap Eden dan Miya.

Lalu mereka beranjak dari latihannya untuk istirahat sekaligus makan. “Kalian kenapa latihannya hingga malam hari, sedangkan kelima pemberani itu sekarang lagi tidur” ucap Xavier. “Kami ingin meningkatkan power kami, menurut kakekmu power kami kurang.

Saat lagi berbincang, “Kak mata Miya sudah ngantuk nih, latihannya dilanjutkan besok aja kak” ucap Miya. “Sama dek Kakak juga sudah lelah” ucap Eden. “Yasudah sana, kalian tidur” ucap Xavier.

Lalu Eden dan Miya beranjak dari luar ke kamar mereka untuk istirahat tidur. Mereka pun tidur dengan nyenyak.

Pagi harinya Miya beranjak dari tempat tidurnya ke dapur untuk menyajikan makanan. Saat Miya lagi memotong wortel, Susi dan juga Kirana datang “Miya, kamu sedang apa?” ucap Kirana. “Ohh aku sedang memotong wortel untuk di masak sop”. “boleh kami membantu?” ucap Susi. “oh mari silahkan”.

Lalu Susi dan Karina membantu Miya, ketika Miya ingin merebus air tiba-tiba api kayu bakar itu habis, lalu Miya mencari kayu bakar ke tempat penyimpanan, tetapi di situ juga habis. “Aduuh gimana ini, kayu bakar habis lagi” ucap Miya. “Tenang Miya aku mempunyai ide” ucap Kirana. Idenya yakni Kirana memakai ilmu sihirnya. Karina membaca mantra “wahai bumi tolong kasihi aku kayu bakar untuk memasak” mantra Kirana. “Cliiiiingggg”, kayu bakar itu pun seketika ada. Miya terkejut.

Lalu mereka melanjutkan memasak, setelah masakan itu jadi Miya ingin membangunkan penghuni rumah ini, tetapi hendak ia ingin berjalan ia dihalangi oleh Karina “berhentiiiiii biar aku saja” ucap Kirana. Tetapi Karina membangunkannya dengan bantuan sihirnya yakni Kirana memanggil alat musik. “Kenapa kamu memanggil alat musik” ucap Miya. “Lihat saja nanti” ucap Kirana. “jreeeeeeeeeeeeeng” suara dari alat tersebut (dengan suara keras). Miya dan Susi pun langsung menutupi kupingnya. “Ohhh aku tahu tujuan kamu memanggil alat ini” ucap Miya.

Seketika para penghuni keluar dari kamarnya. “berisik sekali iniii” ucap Xavier. “ada apaan ini” ucap Eden. “Gak kok ini si Karina iseng aja” ucap Miya. “Ah sialannn” ucap Xavier. “Yaudah sana kalian cepat mandi abis itu makan, makanan sudah siap” ucap Miya.

The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang