BLACK SWAN || Lisa × YoonTaeMinKook ||

008|| Identity

§><§

BlackSwan

+ Identity -

§><§

Langit malam menaungi mereka, di pinggir jalanan kota, yang mana hampir tak ada lagi satu pun yang melintas menciptakan suara.

Sedikit gelap karena malam, tapi kota masih membantu pencahayaan.

Dan di tengah malam itu, Suga sudah berdiri di atas sebuah apartemen yang tinggi. Berpakaian serba hitam, bersama ke empat pria lain nya yang saling berpencar di masing-masing sudut untuk dapat menemukan target secara bersama.

Kedua lengan kekar yang bersarung kan hitam itu terlihat jauh lebih berbahaya malam ini.

Berpegangkan sebuah senjata api sebesar lengan nya sendiri, Suga sudah menyiapkan jari-jari nya menghitung ketepatan waktu yang tepat dengan kedua mata yang menatap tajam tanpa berkedip walau sejenak.

Desir angin melambat, di lihatnya target mulai mendekat, dan dalam jarak duapuluh meter bersebrangkan jalan raya, Suga tersenyum miring sebelum melesatkan timah panas pertama miliknya hingga menembus kaca jendela hotel di gedung sebrang mereka serta tubuh target juga yang sontak terjatuh di sana.

Ia berhasil.

Buru-buru ia melangkah mundur dengan cepat, memberikan tatapan isyarat pada keempat pria lainnya, sebelum berujar, "Misi kita telah selesai"

§°§

" Kurasa sekarang polisi sudah sedikit bergerak lebih cepat menyaingi kita"

Suga hanya meliriknya sesaat, masih tetap berjalan menyusuri lorong sebuah gedung dengan ikut melepaskan jaket kulit yang ia pakai, "Apa maksudmu?"

Jay tampak balas mengendikkan bahu di sebelah Suga, seraya mengangkat benda pipih yang cukup besar di tangan, yang sering menjadi teman bekerja nya, "Kalian hampir berpapasan di jalan"

"Hanya hampir, tapi tidak pernah"

Jay mengoperasikan kembali iPad yang ia bawa, menekan-nekan sesuatu pada layarnya, sebelum menunjukannya lagi pada Suga, "Dua menit pasca kalian turun dari gedung, dan mobil polisi itu juga telah tiba di persimpangan berjarak sepuluh meter dari kalian"

Suga terkekeh sedikit, melirik pada Jay amat remeh, seraya meraih salah satu knop pintu untuk ia buka dan masuk lagi bersama.

" Itu cukup menantang, bukan?"

Tak urung Jay mengalihkan tatapan nya ke arah Suga, tepat setelah lampu di ruangan itu yang sontak menyala secara otomatis setelah kedatangan mereka.

"Aku hanya khawatir pada apa yang akan terjadi setelah kita tertangkap nanti" ujar Jay.

Lelaki itu hanya memilih berdiri di tengah-tengah ruangan, memandang ke arah Suga yang terlihat sudah berhasil menyampirkan jaket milik nya pada standing hanger di sudut ruangan beserta seluruh sarung tangan yang ia pakai.

Sebelum menghampiri satu-satunya meja besar yang ada di sana, tempat Suga biasa menghabiskan waktu selama bertahun-tahun ini, lalu duduk di atas kursi nya di ikuti tautan pada jari jemari yang menumpu siku di atas meja.