Prolog

340 26 1
                                    

Natyana Pramudita Hapsari gadis yang baru saja menyandang status fresh graduate dari salah satu kampus terkemuka di kota Bandung. Dita bukan mahasiswa terbaik di angkatannya namun meski begitu nilai yang ia raih dan beberapa sertifikat yang  berhasil Dita kumpulkan cukup mumpuni dan dapat dipertimbangkan.

Dita adalah anak perempuan pertama di keluarganya hal ini yang membuat ia terus saja didatangi beberapa pria yang siap mempersunting dirinya. Awalnya pada saat Dita masih menyusun skripsi tawaran itu terlihat menarik. Dirinya sempat buntu saat menyusun dan putus asa terlebih ibu negara tak henti henti menghubunginya hanya untuk memberikan foto laki laki yang tiap harinya akan berbeda dengan profesi yang beragam dari mulai satpam bank sampai pekerja kantoran. Maklum saja Dita memang terkenal sebagai kembang desa di tempantnya sebut saja tidak banyak perempuan yang meneruskan pendidikan seperti dirinya kebanyakan mereka akan meneruskan kehidupannya di tigaUr dapUr, sumUr dan kasUr kalian pasti mengerti apa maskudnya

"Gimana mau ya nikah aja udah kamu ngga usah kerja"

"Ya ngga bisa gitu dong ma ih, ngapain aku cape cape sarjana kalo cuma berakhir kaya si Tati"

Tati adalah tetangganya yang seangkatan dengan dirinya namun Tati lebih memilih bergabung dengan yang lainnya untuk menjadi perempuan dengan tiga Ur di usia muda

"Yaudah gini aja sebulan ini kamu ngga dapet panggilan kerja kamu terima lamaran anak pa Lurah aja gimana?"

Dita mendelikan matanya jengah "Ya tuhan ma si Asep yang masih ingusan itu? Ma lagian yah yang lurah tuh bapak nya bukan anaknya si Asep aja pengangguran gitu mau di kasih makan apa aku sama anaku nanti ngga ah" kesalnya bagiamana bisa ibunya itu malah menyerahkan anak perempuan manis seperti dirinya pada si Asep yang masih seperti bocah itu "lagian ma Dita aja baru wisuda gimana mau langsung dapet kerja sih mama ni ada ada aja"  Dita tak habis pikir dengan pemikiran ibunya ia kira jika anak lurah hidup anaknya terjamin jika tidak bekerja? Si Asep saja masih suka main layang layangan dengan anak anak di kampungnya iih membayangkannya saja membuat Dita sakit perut

"Tapi kan bapaknya lurah sawahnya banyak"

Dita menghela nafas sejenak ibunya ini memang sedikit lembek kepala karena lebih banyak kerasnya "ma kan Dita udah bilang yang Lurah bapaknya kalo mau mama aja gimana nikah lagi tuh sama pa lurah mumpung kuburan bu lurah udah mulai kering" tandasnya lalu berlalu ke arah dapur karena jika Dita tidak beranjak debat kusir itu tidak akan berhenti

Sesampainya di dapur ia langsung di datangi oleh bapaknya yang sedari tadi diam diam mendengarkan perdebatan ibu dan anak itu

"Ka kamu mau ibu kamu itu nikah lagi sama pa lurah itu?"

"Boleh aja sih asal uang saku aku nambah kenapa engga"

Bapaknya langsung terlihat marah dan ingin memukul Dita menggunakan koran yang sedari tadi ia bawa namun sebelum pukulan itu mendarat Dita langsung kabur masuk ke dalam kamar

Kepala keluarga yang tak lagi muda itu hanya bisa mengeleng gelengkan kepala "dasar cah gendeng"

Di lain tempat Dita sedang asik berjingkrang jingkrak di atas kasurnya karena ia baru saja mendapat email jika dirinya diterima kerja di salah satu perusahaan impiannya

"Ma Bapak anakmu dapet kerja" teriaknya dalam kamar

Untouchable (Wengahope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang