[3] Pertunangan

5 1 0
                                    

Seminggu sudah berlalu setelah kejadian perjodohan dadakan itu.Aku masih belum percaya,sekarang sudah waktunya aku bertunangan dengan gadis yg baru ku kenal seminggu yg lalu,Susan.Sebenarnya,aku dan susan tidak berniat bertunangan dalam waktu dekat ini.Ini semua keputusan orang tua kami.Satu minggu katanya cukup untuk masa pengenalan.Dan mereka bilang,lebih cepat lebih baik.

Sekarang aku sedang menatap diriku dicermin.Ganteng juga,pikirku.

"Udah mengagumi diri sendirinya?" Bundaku tersenyum sambil merapikan dasi dan juga jas yg kukenakan untuk acara pertunangan nanti.

"Bukan mengagumi Bun,Nazar kan emang ganteng jadi apa yg Nazar bilang tuh,ya faktanya Bun hehe" Kataku sambil cengengesan.

"Iya deh,anaknya Bunda yg ganteng" Bunda mengelus kepalaku,membuat rasa geli dan nyaman yg aku rasakan.

"Bunda bener-bener gak nyangka,sekarang Nazar yg dulu pas makan masih harus bunda suapin sekarang udah punya pendamping aja" Suara bunda terdengar sedih.Siapa juga yg tidak sedih saat anak laki-laki semata wayangnya akan segera punya wanita lain untuk ia jadikan prioritas.

"Bunda...walaupun Nazar bentar lagi bakalan nikah,bagi Nazar bunda wanita no.1 dihati nazar" Kataku sambil tersenyum dan memeluk bunda.Bunda mengangguk dalam pelukanku,aku juga mendengar isakan kecil darinya.

***

"Sekarang saatnya penukaran cincin"Kata sipembawa acara.Para tamu yg datang langsung bersorak menggoda.

"Cieee-cieeee" Teriak mereka,semakin membuatku malu.

"Udah fokus aja,cepet pasang cincinnya!pegel nih tangan gue!"Aku langsung mengangguk saat Susan berkata demikian.

Aku sudah menyematkan cincin putih dengan berlian kecil ditengahnya itu dijari Susan yg lentik.Aku memandangnya cukup lama,sampai Susan menarik kasar tangannya.

"Lama!" Susan menarik tanganku,dan ia pasangkan cincin yg sama dijariku.

Aku tersenyum,sekarang kami resmi bertunangan.Sungguh aku tidak menyangka,bahwa aku akan bertunangan secepat ini.

Mamah dan papahnya Susan menghampiri kami,mereka terlihat sangat bahagia.Begitupun dengan kedua orang tuaku.

***

Acara yg sangat panjang,dan benar-benar melelahkan.Sekarang aku dan Susan sedang istirahat diruangan yg sudah disiapkan bunda dan mamahnya susan.

Tapi dari tadi hanya ada keheningan.Susan seperti enggan mengawali percakapan denganku.Begitupun aku sih.Tapi rasanya benar-benar tidak nyaman,maka dari itu aku mencoba mencairkan suasana canggung ini.

"Um-gerah gak?" Tanyaku.Susan melirik sekilas.

"Ya itu lo,kerasanya apa?! Gerah gak?!" Tanya Susan sewot.

Haduh,aku benar-benar payah kalau soal yg seperti ini.Dan ujung-ujungnya hanya kata "Maaf" yg bisa kuucapkan.

"Gue keluar duluan,lama-lama disini bareng lo malah makin bikin gue tambah gerah" Susan langsung keluar tanpa basa-basi lagi.Tinggal aku sendiri.

"Kayanya bakal susah" Aku berguman.Memikirkan bagaimana kehidupanku dan Susan saat sudah menikah nanti.

Author POV'S

Seindah SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang