Chapter 1

16.4K 1K 124
                                    

Chapter 1

.

.

.

Meng Yang merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, juga sedikit rasa dingin karena angin dan hujan yang menerpanya.

Hujan? Meng Yang bertanya-tanya, kenapa ia bisa kehujanan? Bukankah seharusnya dia ada di dalam gua?

Setelah mengambil napas dalam-dalam, Meng Yang pun yakin bahwa saat ini dia tidak sedang ada di gua, ataupun terjebak di kedalaman gunung di bawah tebing.

"Hei, kamu baik-baik saja?"

"Melihat keadaannya, apakah dia pingsan?"

"Kenapa orang ini tiduran di tengah jalan seperti ini?"

"Mungkin dia sedang mabuk?"

"Ini sangat berbahaya, orang ini benar-benar tidak menghargai hidupnya."

Meng Yang mendengarkan suara-suara di sekitarnya, lalu perlahan membuka kelopak matanya. Meski masih sedikit buram, tapi ia masih bisa melihat orang-orang yang kini tengah mengerumuninya. Dia telah buta selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin ia bisa melihat seperti ini?

'Aku pasti sedang bermimpi! Aku harus bangun!'

Berpikir seperti itu, Meng Yang pun kembali jatuh pingsan.

.

.

.

Sehari setelah Meng Yang sadar, dia pulang dari rumah sakit. Dia bersandar di tempat tidur, menatap ruangan yang terasa familiar di ingatannya, dan memicingkan matanya pada sinar matahari di luar jendela. Dia tidak bisa melihat dengan kedua matanya selama bertahun-tahun. Dan setelah tidak bisa melihat cukup lama, ia baru sadar bahwa kemampuan melihat itu adalah hal yang luar biasa indah.

Dia tidak bisa membayangkan bahwa ia telah menunggu, menunggu dan menunggu selama lima belas musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Menanti kesempatan untuk dilahirkan kembali. Menanti kesempatan untuk kembali, dan kini ia telah kembali ke waktu dimana saat semuanya belum terlambat.

Saat terbangun di rumah sakit, dia jadi yakin bahwa ini bukanlah mimpi dan ia pun menangis untuk waktu yang lama. Para perawat mengira ia tengah kesakitan, dan mereka pun memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan ulang.

.

.

.

Sementara Meng Yang menikmati perasaan bisa melihat kembali, pintu kamar perlahan dibuka dari luar. Meng Yang menoleh dan segera merasa marah seolah-olah seseorang tengah mencekik lehernya dengan kencang, membuatnya sulit bernapas.

"Meng Yang, kamu baik-baik saja?" Yu Junchen bertanya pada Meng Yang, terlihat cemas dan khawatir.

Meng Yang menatapnya dengan tatapan kosong, tidak menjawab kata-katanya.

"Aku mendapat telepon dari ibuku yang ada di luar negeri. Ketika aku mendengar bahwa kamu hampir ditabrak mobil dan masuk rumah sakit, aku hampir mati dan bergegas kembali lebih awal."

Yu Junchen berjalan ke tempat tidur dan duduk, mengamati Meng Yang dan bertanya penuh perhatian,

"Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah masih sakit?"

Pernikahan Kedua Sang Pria Tua Kaya [BL] *(Complete)*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang