. requirements .

94 14 6
                                    

— 🎎🎋 Happy Reading 🌻🎏 —
Don't forget to vote & comment

— 🎎🎋 Happy Reading 🌻🎏 —Don't forget to vote & comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Ceklekk...

"Mom, Jake pulang," ucap Jake datar seraya masuk ke dalam rumahnya mendahului Jesslyn. Dia membuka sepatu dengan cepat dan mencium tangan mommy-nya yang saat itu sedang asyik memasak di dapur.

"Eh, kalian udah pulang. Gimana jalan-jalannya tadi hm?" tanya mommy sambil mengelus rambut Jake yang cukup berantakan.

"Mommy tanya aja ya sama Jesslyn," jawab Jake mencoba untuk tersenyum, meskipun tetap terpaksa. Lelaki itu langsung pergi ke lantai atas dan mengunci dirinya di dalam kamar.

"Halo, mommy," ucap Jesslyn lesu sambil menghampiri mommynya.

"Lho? Kok anak mommy pada lemes semua gini? Ada apa, sayang?" tanya perempuan dengan rambut pendek dan kepribadian penyayang itu.

Mommy dan Jesslyn pun duduk berdua di meja makan. Jesslyn pun menceritakan semuanya pada mommynya itu. Jujur, dia tidak ada niatan sejahat itu, apalagi untuk menghabiskan uang kakaknya. Dan lagi, Jesslyn sadar ini pertama kalinya seorang Jake menghabiskan biaya sebanyak itu untuk hal yang nyatanya menjadi sampah juga pada akhirnya.

"Ini bukunya, mommy," ucap Jesslyn sambil menunjukkan buku novel mahal yang berhasil dia rusak itu.

"Astaga, pantes mahal, novel dari luar negeri ternyata," ujar mommy sekaligus memberikan nasihat pada anak perempuan satu-satunya itu. Intinya, yang harus dilakukan Jesslyn hanya meminta maaf.

"Semarah-marahnya seorang kakak, masa sih ngga mau maafin adiknya yang sebenernya ngga sengaja?" tambah mommy. Jesslyn hanya mengangguk-angguk kecil.

"Bener kata mommy. Jelas gue yang salah. Gue yang harus minta maaf ke dia," batin Jesslyn dalam hatinya.

"Please, kak... Jangan terus-terusan diemin gue. Sedih tau gue tuh,"

🍉🌻🌿

Kreekk...

"Iiih, pake dikunci segala," batin Jesslyn saat dia menyadari pintu kamarnya tak bisa dibuka. Maklum, masih ada yang ngambek di dalam sana.

"Kak, Jesslyn mau masuk!" seru Jesslyn sambil bersandar lemas di pintu itu. Tak ada pergerakan apa pun di dalam. Jangan-jangan kakaknya itu tertidur.

"Kak? Kakak!" panggil Jesslyn sekali lagi. Tak lama, pintu itu dibuka. Tanpa berkata apa-apa, Jake langsung merebahkan dirinya lagi saat adiknya masuk ke dalam kamarnya.

Jesslyn meletakkan tasnya di dekat ranjangnya. Dia pun memberanikan diri untuk menghampiri Jake yang masih membuang wajah dari hadapannya. Jesslyn duduk di tepi ranjang Jake dan saatnya bagi dia untuk...

My Best Life Partner || Jake Shim [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang