09

3.2K 444 30
                                    

PLAK!

Sesaat setelah mengumpatinya kau menamparnya dengan sangat keras. Tapi setelah menamparnya rasa sakit di hatimu tak juga mereda, rasanya menamparnya saja tidak akan cukup membuatmu melupakan perbuatan brengseknya.

"Kau benar-benar brengsek... Yoon Jeonghan."

Air matamu lolos begitu saja terdorong oleh perasaan sesak yang memenuhi dadamu.

Kau tak lagi peduli jika Jeonghan melihat warna cahaya yang terpancar dari tubuhmu yang masih polos dan hanya ditutupi selimut tebalnya.

"Aku tau. Maka dari itu aku meminta maaf dengan tulus, (y/n)."

Kau mengisak. Mencoba untuk menutupi tubuhmu darinya. Jika saja ia tak menyesal, maka perasaan sakit ini mungkin tak akan pernah ada. Mengapa ia harus menyesal telah melakukannya denganmu? Apa karena ia tak memiliki perasaan yang sama denganmu?

"Kau pikir permintaa maaf dapat mengembalikan semuanya? hiks"

Kau memukul-mukul lengan Jeonghan sampai rasanya kau benar-benar cukup puas melihatnya meringis karena pukulanmu.

"Maaf."

"Apa hanya itu yang bisa kau katakan setelah aku memberikan segalanya untukmu? Aku bahkan tak mengijinkan Yang Mulia menyentuhku sejauh kau menyentuhku. Seharusnya kau tau seberapa penting dan berharganya kehormatanku. Seharusnya kau tau bahwa kau adalah orang yang istimewa karena telah mendapatkannya. Seharusnya kau juga sadar bahwa aku meny- huh...."

Kau merunduk. Menahan luapan emosi yang hampir saja meledak dan membuatmu buka mulut tentang perasaanmu. Kau membiarkan air matamu jatuh mengenai selimut tebal berwarna putih tersebut. Hanya air mata yang bisa mewakili perasaanmu saat ini.

"Aku ingin sendirian. Bisa tolong keluar sebentar? Aku janji nanti malam kau bisa tidur di kamarmu." Ucapmu pelan

Jeonghan mungkin tak ingin membuatmu semakin sedih sehingga ia memilih untuk melangkahkan kakinya kelur kamar dengan sangat hati-hati.

Sebelum ia menutup pintu ia sempat mengatakan bahwa ia sangat menyesal dan benar-benar minta maaf atas kecerobohannya. Kau tak mengindahkannya karena kau sudah muak dengan kata maaf yang terus menerus dilontarkannya. 

.

.

.

.

Hari kembali berganti pagi. Hari ini adalah hari dimana kalian akan kembali ke desa untuk menemui nenek Yoon.

Sejak kejadian kemarin pagi, kau tak ingin melakukan apapun. Lebih tepatnya kau tak ingin bertemu dengan Jeonghan yang pada dasarnya adalah pemilik apartement tempatmu tinggal.

Kau tak lagi mengoceh menanyakan banyak hal, padahal ada banyak hal yang bisa kau tanyakan padanya.

Tapi biarlah.

Mendengar suaranya hanya akan membuat hatimu semakin sakit.

Dalam perjalanan sekalipun, kau selalu menoleh ke arah yang berlawanan dengannya. Meski kau tau sesekali ia melirikmu ketika ia sedang fokus menyetir. Bahkan ia mencoba untuk bersikap konyol seperti biasanya, namun hal tersebut tak lagi menarik bagimu.

Kau hanya diam dan membiarkan keheningan membunuh waktu perjalanan selama dua setengah jam itu.

Hingga sore harinya, kalian sampai di rumah nenek Yoon. Seperti biasanya wanita tua itu menyambut kedatangan kalian dengan sangat antusias sembari sesekali bercerita tentang teman Jeonghan yang kerap kali melarangnya ini dan itu.

Sounds of Your Heart [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang