"Selamat datang di Toko 'A Gift for Someone You Hate'. Apakah ada hadiah yang kamu mau belikan kepada seseorang?"
"Level berapa parfum ini?" tanya seorang mahasiswi.
"Itu.. hanyalah level 2. Setelah dipakai, kulitnya akan alergi, memiculkan kemerahan dan gatal-gatal, serta timbul bintik-bintik merah." kata Off, sambil memegang parfumnya.
"Maukah kamu level yang lebih tinggi?" sambung Off. "Parfum level 4. Seperti bisa ular, menghentikan detak jantung dalam sekali kena."
Off tersenyum licik, melihat mahasiswi tersebut kelihatan ragu, seakan-akan ingin memilih parfum level 4, tetapi masih ada rasa takut."Kamu takut? Kenapa? Kan gak ada yang tahu kamu penyebabnya. Santai aja." ucap Off, karena semakin besar level yang dipilih, semakin puas Off, melihat mereka tersiksa.
Inilah memang sifat Off, yang licik, jahat, dan pintar manipulasi. Ia sendiri bisa membujuk orang membeli level 4 hanya dengan kata. Inilah juga penyebab kenapa dia ditahan di dunia ini. Dia ingin berubah, tetapi sifat jahatnya lebih kuat menguasai dirinya dibandingkan diri dia sendiri.
Tidak pernah Off ketemu dengan orang yang bisa merubahnya, tetapi takdir mempertemukan mereka.
Gun, yang dikerjain oleh orang kantornya, pulang dengan rasa benci. Ia selalu melewati toko Off, tetapi selalu jalan terus tanpa melihat sedikitpun tentang tokonya. Semua orang dikota jelas tahu, dan rumor yang tidak baik pun beredar tentang toko tersebut. Akan tetapi, sebenci Gun terhadap rekannya, dia tidak mau bersangkut-paut dengan kejahatan. Gun sendiri sadar, mungkin di kehidupan lalu, perbuatan dia sendiri yang mempengaruhi kehidupan sekarang.
Dan Off, sudah mengenal bahwa cowok ini, yang selalu melewati tokonya tanpa meliriknya, semakin penasaran dengan cowok ini. Off berpikir, pasti cowok ini memiliki hasrat yang tinggi, dan lebih gampang untuk membujuk dia agar membeli hadiah level 4 yang Off telah persiapkan.
Untuk pertama kali dalam berabad-abad Off berada di dunia ini, baru sekali saja ia keluar dari toko hanya untuk membujuk cowok tersebut.
"Hey!" sahut Off ke Gun.
Gun menoleh ke Off, lalu jalan pergi.
Off berpikir, ini tidak segampang yang ia pikirkan. Besok ia akan mencobanya lagi.
"Kalo ada benci, ngapain disimpan-simpan." kata Off, pas saat Gun melewati tokonya.
Gun tetap berjalan, tanpa menoleh ke belakang.
Off, tanpa patah semangat. Akan besok mencobanya lagi.
"Emangnya kalo disimpan, ada untungnya? Rugi malah. Terus dipikirin."
Gun terus jalan tanpa menoleh kebelakang lagi.
Tetapi malam itu, Gun terefek dengan kata-kata tersebut. Gun terus berpikir, iya benar juga sih, tapi lukai orang juga gak ada untungnya. Enggak lukai orang, juga gak ada untungnya. Dan dalam pertama kali, Gun akan mampir ke toko tersebut, hanya untuk melihat, tidak untuk membeli.
Gun yang sekarang berdiri di depan toko tersebut, melihat ke sekitarnya. Toko tersebut memiliki pamplet neon yang bertulisan "A Gift for Someone You Hate" yang lampunya sangat terang. Toko ini terlihat hanya seperti ruko lama yang sudah tidak dihuni.
"Kalo masuk lihat-lihat aja, kan gak ada salahnya."
Suara Off yang membuat Gun terkejut, membuat Gun sadar dan kembali. Di dalam hati Gun, ia masih ragu apakah mau masuk atau tidak. Pada akhirnya, Gun juga masuk, karena hanya masuk tidak ada salahnya.
Satu hal yang Gun tidak tahu, bahwa Off jago dalam bidang manipulasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope (Not)
RomanceOff terkutuk menjadi pemilik toko "A Gift For Someone You Hate" dan Gun yang bersedia untuk menolong Off bebas dari kutukan tersebut.