Chapter 7: The Right One

172 38 0
                                        

Off sebelumnya, tidak menyadari bahwa tangannya mulai remang-remang, seperti menghilang, setelah Gun mengatakannya.

Gun hanya diam, tahu bahwa waktu Off pergi sudah dekat. Bisa saja pas Gun tertidur, Off sudah pergi. Bisa saja pas Gun keluar, Off sudah pergi. Bisa saja... Bisa saja... Bisa saja...

"Gun, jangan berpikir terlalu banyak." kata Off, sambil memegang tangan Gun.

"Aku tidak mau Off pergi." jujur Gun, tangisan mulai menghampirinya.

"Gun..."

"Bisakah, Off, berjanji kepada Gun?" kata Gun sambil menangis.

Off tidak bisa berkata apa-apa, karena Off sendiri juga tahu, suatu hari dia akan pergi, meninggalkan Gun, meninggalkan toko ini, dan meninggalkan dunia ini.

Saat Off tidak bisa menjawab, tangisan Gun semakin deras, bahwa Off sendiri juga tidak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya sendiri.

"Gun, aku tidak bisa menjanji apa-apa, tetapi, ayo kita manfaatkan waktu dengan kesenangan. Ayo kita pergi nge-date. Gun suka apa?" kata Off, sambil mengelap air mata Gun.

"Off.. bisa keluar dari toko ini?" tanya Gun.

"Khusus Gun, semua bisa dilakukan dong." senyum Off.

Siangnya, Off dan Gun keluar bersama dari toko. Mereka berencana untuk pergi ke Funland, tempat dimana semua umur berkumpul untuk bermain berbagai permainan.

Off dan Gun sangat bahagia, keduanya bermain roller-coaster, makan popcorn, masuk rumah hantu, dan banyak lagi.

Off dan Gun juga menyuruh pelukis untuk menggambar mereka, karena Gun tidak mau melupakan Off, juga untuk kenang-kenangan.

Off dan Gun bermain sampai malam hari, dan satu hal yang tidak boleh dilewatkan saat berada di Funland, adalah Ferris Wheel.

Off dan Gun duduk di Ferris Wheel, hanya diam dan menatap satu sama lain serasa dunia milik berdua.

"Gun, aku cinta kamu." kata Off, yang tahu bahwa malam ini tidak akan sebahagia yang mereka pikirkan.

"Gun juga cinta Off, selamanya." kata Gun, menahan tangisannya.

Untuk terakhir kali, Off mencium Gun untuk lebih mengungkapkan apa yang dirasakan. Off merasa kata-kata tidak pernah cukup untuk mengatakan apa yang dia rasakan kepada Gun.

Selagi mereka berciuman, air mata Gun pun pelan-pelan mengalir. Gun tahu bahwa ini akan berakhir, dan Gun berharap dia bisa memberhentikan waktu agar Off tidak pergi. Off sangat berarti di kehidupan Gun. Apa yang akan Gun lakukan jika Off sudah pergi?

Mereka berpisah dari ciumannya, dan Off mengelap air mata Gun. Walaupun Off tidak menangis, tetapi mata Off mengekspresikan kesedihan dan mengutarakan bahwa dia juga tidak ingin berakhir.

Off dan Gun juga pulang dan kembali ke toko. Off melihat lampu neon di depan toko sudah sangat redup, seakan-akan menunjukkan bahwa waktu Off tidak banyak lagi.

Off dan Gun pergi ke atap, dan memandang langit. Kali ini, ada banyak bintang bersinar, membuat date mereka semakin perfect sebelum berakhir.

"Gun, aku berjanji jika kita tidak bisa bersama di kehidupan ini, kita akan bersama lagi dikehidupan selanjutnya. Aku akan selalu mencarimu, Gun. Dimanapun kamu berada, perlu berapa waktu pun yang aku akan habiskan, kita akan kembali bertemu lagi. Aku akan hanya mengharapkan satu hal ini. Untuk kita kembali bersama." kata Off.

"Off, aku mempercayaimu. Aku juga akan mencarimu Off. Kita akan selalu bersama, selamanya." kata Gun.

"Jadi, Gun. Aku harap, kamu jangan menangis saat aku pergi. Jangan bersedih. Aku ingin kamu menikmati dan melangsungkan kehidupanmu seperti biasa. Aku akan selalu melihatmu Gun. Ingat, aku tidak ada berada disana bukan berarti aku tiada. Tetapi aku akan selalu melindungimu. Aku janji." kata Off, sambil menunjukkan jari kelingkingnya.

"Off, emangnya kamu anak TK? Pake janji kelingking." kata Gun sambil tertawa, tetapi juga menyilangkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Off.

Andaikan mereka tahu, bahwa saat mereka berjanji kepada satu sama lain, saat itu juga bintang telah jatuh.

Off dan Gun berbaring di tempat tidur, dan Gun tidak ingin tidur karena takut Off akan pergi. Gun belum siap, tetapi cepat atau lambat, Gun harus bisa menerima, bahwa Off pergi untuk baik. Off dan Gun pasti bisa bertemu kembali di kehidupan selanjutnya.

Off memeluk Gun sampai Gun tertidur, dan kali ini Off tidak akan meninggalkan Gun. Mereka merasa sangat nyaman di pelukan sesama, dan pada akhirnya Gun juga tertidur.

Melihat Gun yang tertidur pulas, Off mengecup dahi Gun. Dia tidak ingin moment ini berakhir. Off akan selalu mengingat Gun. Tetapi bukan hal itu saja yang akan diingat Off, kejadian sekilas kembali lagi, untuk ke terakhir kalinya.

"Saya mohon, jangan bunuh saya dan anak saya." kata perempuan itu sambil memeluk erat anaknya. Off yang terikat, melihat Jenderal Din, yang siap untuk membunuh perempuan dan bayi tersebut, dan tahu bahwa korban selanjutnya adalah Off.

"Off, Letnan-ku, mengapa kamu membiarkan mereka bebas? Bukankah aku menyuruhmu untuk membunuh semuanya?"

Hope (Not)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang