01

2.9K 318 6
                                    

Minggu, 13 Agustus 2000, 01:04

Byun Baekhyun, lelaki manis yang hampir terlelap di jok sebelah supir, sedang mengelus perutnya yang buncit. Iya, Baekhyun sedang mengandung anak laki-laki yang berusia 8 bulan di perutnya. Sedangkan Park Chanyeol, lelaki bertubuh tegap, tinggi besar, telinga caplang bak elf, dan berwajah tampan tentunya, sedang mengendarai mobilnya di sebuah jalan yang redup dikarenakan lampu jalan yang beberapa diantaranya sudah tidak berfungsi sebagaimana mereka seharusnya karena termakan usia.

Chanyeol mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karena jalanan sedang sepi saat itu. Ditambah lagi jalanan yang redup, dan pemandangan kanan dan kiri mereka adalah hutan. Dari kejauhan, mereka dapat melihat satu titik cahaya kecil yang datang dari arah yang berlawanan. Awalnya, mereka hanya mengira bahwa itu adalah motor yang dikendarai pemuda secara kebut-kebutan di tengah malam.

Biasa, anak muda katanya.

Tetapi, mereka menyadari sesuatu, bukankah jalanan itu khusus kendaraan roda empat atau lebih? Bagaimana bisa sebuah motor dapat melintasi jalanan itu? Awalnya Chanyeol dan Baekhyun berfikir lagi-lagi bahwa itu hanyalah anak muda yang iseng masuk ke jalan tol, karena perjalanan ke kota hanya butuh 2 menit lagi, dan lampu jalanan sudah banyak yang menyala.

Lama kelamaan cahaya itu semakin dekat kearah mereka. Semakin mendekat cahaya itu, kedua lelaki itu menyadari bahwa itu bukanlah motor, akan tetapi itu adalah truk yang lampu sebelah kanannya tidak berfungsi dengan rem blong dan arah yang tak terkendali. Sadarnya Chanyeol dan Baekhyun berbarengan dengan suara klakson truk, hujan deras yang tiba-tiba turun, dan suara gemuruh guntur yang menggelegar serta jangan lupakan partner setianya yaitu petir yang menyambar di dekat mereka, bersyukur petir tersebut hanya menyambar pohon di sekitar mereka. Tetapi, jangan lupakan truk yang akan menabrak mereka dan--

BRAKKK!!!

Truk kontainer tersebut menghantam mobil mereka, mobil mereka terlempar ke arah belakang dan terguling hingga airbag mobil tersebut mengembang, dan kaca jendela mobil mereka pecah. Jangan lupakan pohon di sekitarannya yang terbakar, truk kontainer yang jatuh terguling, dan Baekhyun yang setia menjaga perutnya yang buncit itu sambil berdoa dan pasrah dengan keadaan. Pandangan Chanyeol menggelap, bersamaan dengan mengalirnya cairan merah-yang tidak lain adalah darah-yang keluar dari bagian dahi dan telinganya. Beberapa serpihan kaca jendela juga mengenai tubuh Chanyeol yang terkulai lemas. Sedangkan Baekhyun, hanya dapat menangis melihat keadaan suaminya dan dirinya penuh dengan darah yang keluar dari tangannya akibat tergores, dan..

Dari pahanya.

Baekhyun dapat melihat tubuh basah suaminya yang terkena air hujan. Tidak lama setelah kejadian tabrakan tersebut-sekitar 2 menit-Baekhyun melihat seorang laki-laki bertubuh besar dan tegap mendatangi suaminya, dengan membawa pedang berwarna biru yang terlihat seperti terbuat dari air, dan petir kecil menyambar di sekitar pedangnya. Laki-laki tersebut mengarahkan pedangnya kearah Chanyeol, dan seketika muncul pusaran air diatas tubuh suaminya. Pusaran air itu sangat kuat, berwarna biru gelap seperti diambil dari laut dalam, dan jangan lupakan api yang tadinya membakar seluruh pohon di sekitarannya seketika hanya menyisakan abu dan asap. Angin kencang juga berpusar diatas pusaran air yang dibuat oleh laki-laki itu. Baekhyun dapat melihat suami tercintanya transparan, jiwa suaminya terpisah dari raga lemah itu, memasuki pusaran air, dan langsung tersedot ke dalam air. Seketika pusaran air tersebut menghilang, dan laki-laki tadi menempelkan pedangnya ke arah dada Chanyeol, hingga tubuh suaminya itu seketika membiru.

Pandangan Baekhyun kabur, yang dapat ia lihat terakhir kali hanyalah petir yang menyambar dimana-mana.

Sepertinya dewa tau bahwa sebentar lagi dia akan mati.

Dan jangan lupakan Park Jaemin, laki-laki yang sekarang berada di dalam tubuhnya.

The Sons of God

jyxn_yxg ~ 2020

The Sons of God | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang