03

2K 265 31
                                    

Jaemin memasuki kelasnya dengan langkah yang sedikit ragu karena kejadian yang terjadi antara dia dan laki-laki bermata perak di lorong tadi. Matanya mencari bangku kosong yang dapat ia duduki dan matanya menangkap satu bangku kosong.

Jaemin berjalan menuju bangku tersebut dan iya baru menyadari bahwa bangku itu berada di sebelah lelaki bermata perak tadi!

"P-permisi.. emm— b, bangku ini kosong kan?"

Demi samudra pasifik, Jaemin ingin sekali menampar mulutnya yang tiba-tiba gagap di hadapan pria tersebut.

"Hm." Jawab pria itu dingin sambil membaca bukunya, bahkan Jaemin merasakan aura kekesalan yang gelap pada pria itu.

Lalu Jaemin duduk di samping pria itu dan segera mengambil handphone nya agar dia memiliki kegiatan lain selain menengok-nengok untuk melihat sisi kelas.

7 menit berlalu, pria itu mulai bosan dengan handphone-nya. Apa yang harus ia lakukan? Berbicara pada lelaki di sebelahnya? Oh tidak, itu terlalu menyeramkan untuk Jaemin yang masih ingin hidup dengan tenang.

Tunggu, mereka belum berkenalan, kan? Bagaimana dengan berkenalan? Ide yang bagus untuk menambah teman bagi Jaemin, tetapi sepertinya tidak berlaku bagi orang seperti lelaki menyeramkan di sebelahnya.

Ah coba dulu saja, siapa tahu dia sebenarnya ramah.

"E-emm.. halo? Kita belum kenalan, kan? Gue Jaemin, Na Jaemin." Ia mengulurkan tangannya untuk dijabat oleh pria di depannya.

Yang diajak bicara menengok ke arah yang sedang berbicara, sedikit bingung karena terlalu tiba-tiba, tetapi membalas jabatan tangan yang diulurkan kepadanya.

"Jeno, gue Lee Jeno."

Hening untuk beberapa saat hingga yang lebih muda mulai membuka pembicaraan.

"Mungkin kita bisa temenan? Kayanya itu ide bagus, kan?"

Awalnya Jeno menatap Jaemin kebingungan, tetapi setelahnya iya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan perkataan Jaemin.

"Jeno, kalo ada waktu besok, ayo pergi ke café yang ada di Mal xxx.  Emm.. atau lu mau makan kue, Mungkin?"

"Hm, kayanya seru. Gue ada waktu besok abis kelas akhir, lu gimana?"

Jaemin agak kaget karena Jeno berbicara lumayan panjang dengan nada yang bersahabat. Tetapi ekspresinya ia ubah kembali menjadi normal, tidak ada alasan ia harus memikirkan itu, kan?

"Oke, besok di café Mal xxx , kelas akhir jam 2 kan ya?"

"Iya, mau berangkat bareng atau langsung kesana aja?"

"Bareng?! Lu mau boncengin gue? Tapi kan gue bawa motor, t-terus nanti orang nganggep—"

"Ngomong apaan lu anjir, maksud gue ya berangkat bareng tapi pake motor masing-masing gitu loh."

Jeno membekap mulut Jaemin yang sudah ngaco, ga bener, cerewet, berisik lagi.

"E-emm.. ohh gua kirain hehe."

Dosen mereka pun datang dan mereka melanjutkan kelas seperti kelas pada umumnya

***

Sesuai apa yang dikatakan olehnya tadi pagi kepada Bundanya, Jaemin pergi ke perpustakaan kampusnya. Ditemani dengan temannya? Tidak, Haechan-sahabat kecil Jaemin-sedang sibuk pdkt dengan kating dari FISIP yang belum lama ini ia kenal, Mark Lee. Jaemin akui Mark Lee itu tampan, tapi jelas Jeno lebih— ah tidak, maksud Jaemin tetap saja Nassar Oppa favoritnya itu lebih tampan dan mempesona.

Jaemin tertawa sambil berjalan masuk menuju perpustakaan kampus seperti orang gila yang jatuh dari surga. Bagaimana tidak, wajah manisnya itu membuat semua orang terpesona. Wanita sangat mengaguminya, tetapi mereka dan bahkan Jaemin sendiri tidak tahu bahwa—

Jaemin telah jatuh dalam pesona Lee Jeno dalam pertemuan pertamanya.

***

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 7 malam yang artinya perpustakaan akan segera tutup. Ia rasa dirinya harus berpindah ke restoran cepat saji yang buka 24 jam dan lokasinya tidak terlalu jauh dari kampusnya-masih di sepanjang jalan Margonda.

Jaemin mengemasi barang-barangnya dan mengembalikan buku yang sudah ia gunakan tadi, karena ia rasa sudah paham dengan materi tersebut.

Jaemin keluar dari perpustakaan dengan wajah yang sedikit— lelah? Wajar saja, akhir-akhir ini tidurnya terganggu karena semua tugas yang diberikan oleh dosennya. Kadang Jaemin ingin sekali menuangkan kopi beracun dengan 8 shot espresso miliknya ke gelas dosen agar diminum oleh dosennya, lalu pusing, terjungkal, tertendang, tertohok, terjatuh dan akhirnya terpingsan.

Canda pingsan.

***

Jaemin rasa kegiatan nugasnya malam ini sudah cukup, lagi pula jam sudah menunjukan pukul 9, Bunda nya pasti sedang beres-beres makanan untuk dimasukan ke kulkas karena ia ingin segera tidur.

Jaemin keluar dari cafe 24 jam tersebut, menaiki motornya dan memasangkan helm, tentu saja di kepalanya, masa di mata kaki, mau naik motor apa mau terjun payung?

Akhirnya Jaemin sampai dirumahnya, seperti apa yang dikatakan ibunya, makanan sudah diletakan di kulkas dan Jaemin hanya tinggal memanaskannya jika ia mau makan. Tetapi sepertinya ia belum lapar, Jaemin memilih untuk mandi dan bermain handphone di sofa dengan TV yang menyala. Jika saja bunda Baek belum tidur, maka Jaemin akan mendapat lemparan bantal sofa tepat di tubuhnya.

Boros listrik katanya.

Akhirnya Jaemin memutuskan untuk mengalihkan atensinya ke TV yang sedari tadi ia nyalakan tetapi tidak ditonton.

Ting!

Baru saja Jaemin menganbil remote TV, ada satu notifikasi masuk dari handphonenya.

le__jno23 started following you.

Username nya tentu sudah tidak asing bagi Jaemin yang terpesona pada pemilik username tersebut.

Jaemin pun membuka notifikasi handphonenya dan memencet tombol "follow back" di aplikasi handphone nya.

Notifikasi tersebut sepertinya membangunkan mood Jaemin yang hilang karena lelah, ia mengembangkan senyumannya dan mulai melihat-lihat foto di akun pria yang lebih tua.

Ah, Jaemin terlalu lelah untuk melihat foto pria itu lagi. Ia memutuskan untuk mematikan TV dan menaruh ponselnya. Ia masuk ke kamar mandi untuk sedikit bersih-bersih, lalu tidur dengan mood yang bagus karena melihat wajah Lee Jeno tadi. Bahkan ia sempat berfikir, pelet apa yang dimiliki Lee Jeno sampai dia bisa begitu.

Na Jaemin tidak sadar, bahwa ada satu pelanggaran yang ia lakukan hari ini.

TBC

Gimana sama ceritanya? Suka ga? jangan lupa pencet tombol bintang di bawah, thank u readers!

Jyxn_yxg©️2021

The Sons of God | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang