4 . a a a , b a p e r !

113 83 98
                                        

Hai, hai, haii

Happy reading!!

Kalo ada typo tandain ya.

Vote dulu dong!!.

***

Setelah sepuluh menit diperjalanan, akhirnya Natasha dan Raffa sampai ditempat tujuan, yaitu stemgaba.

Yang pertama mereka lihat yaitu gapura stemgaba yang mevvah.

Lalu mobil Raffa memasuki parkiran siswa, tetapi sebelum itu..

"Sehat?" Tanya pria paruh baya dengan menggunakan seragam security itu kepada Raffa fan Natasha.

"Sehat," jawabnya serempak.

Kemudian pak security itu meletakkan benda seperti pistol didepan jidat Raffa dan Natasha guna mengetahui suhu badan mereka.

"Yak, masuk," ucap pak security.

"Terimakasih pak."

Setelah memarkirkan mobilnya, lalu ia berjalan menuju lapangan stemgaba karena itu tempat yang ditentukan.

"Eh lo kok ga pake dasi sih Sha?" Tanya Raffa setelah menyadari kalau Natasha tidak mengenakan dasi.

"Ah iya gue lupa," alibi Natasha, padahal sudah jelas ia lupa cara menggunakan dasi dengan benar.

"Yaudah pake gih! Mumpung masih ada waktu," perintah Raffa.

"I-iya," jawab Natasha terbata.

Natasha mulai mencoba memasangkan dasi yang benar pada kerah seragamnya, tapi tetap saja tidak bisa dan berantakan.

"Sini-sini gue pakein," ucap Raffa karena melihat Natasha kesusahan.

"A-em ga usah gue bisa kok."

"Halah lo lupa kan? Sini dah gue pakein ga usah malu kali! Wajar lo lupa kan dirumah ga pake dasi," ujar Raffa sembari terkekeh.

"Bisa aja lo."

Kemudian Raffa memasangkan dasi dengan cara yang benar.

Natasha tak berkedip saat melihat wajah Raffa terlalu dekat. Bukan terlalu dekat sih lebih tepatnya Natasha mendongak sedikit, karena Raffa lebih tinggi.

"Woy! Ngapain lo liatin gue kek gitu?" Ucap Raffa karena sadar sedari tadi dipandangi oleh Natasha.

"Hah si-siapa yang ngeliatin lo?" Jawab Natasha gugup karena terciduk oleh Raffa.

"Dah yok dasinya udah rapih, sekarang tinggal go to lapangan," ajak Raffa sembari menyeret tangan Natasha yang masih terdiam.

"Emm makasih ya."

"Buat?" Tanya Raffa tak paham.

"Lo udah bikin tangan gue sakit," jawab Natasha cemberut.

"Oh kekencengan ya gue nariknya," tanya Raffa sembari menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal.

"Gak."

"Uluhh maap ya Natasha jangan cemberut gitu dong, nanti tambah jelek!" Ledek Raffa sambil terkekeh.

"RAFFA IHHH!" Teriak Natasha sembari berlari karena Raffa sudah lari duluan karena mengetahui bakal ada serangan dari Natasha.

"DIEM DISITU LO! GUE CAPEK FA!!" Teriak Natasha lagi karena Raffa tak mau berhenti berlari.

Setelah melihat Natasha ngos-ngosan, karena Raffa masih mempunyai rasa kasihan, ia pun berhenti berlari.

"Ihh Raffa nyebelin!"

"Biarin, wlee," jawab Raffa sambil menjulurkan lidahnya kearah Natasha.

"Auah gue marah sama lo!"

"Dih yaudah, marah tinggal marah kok."

"RAFFA!! LO TUH YA!!"

"Kenapa Natasha Ferezan? Gue ganteng? Dari lahir kali!"

"PeDe banget lo!"

Tanpa mereka sadari, banyak arwah yang menonton ke-gemoi- an mereka,

***

Setelah beberapa menit kepala sekolah stemgaba bercerita, berceramah, bercerai, ups!.

Seluruh siswa harus berkumpul ditempat yang sudah ditentukan sesuai jurusan.

"Anak-anak kalian bisa lihat pembagian kelas di papan ini," ucap salah satu guru laki-laki sembari menunjuk papan tulis berukuran sedang. "Baris yang rapih ya."

Namun, bukan anak sekolah namanya kalau disuruh baris rapih malah kayak mau tawuran. Semua siswa tkr berebut ingin melihat informasi pada papan tersebut.

"Woi disuruh baris rapih juga!" Ucap salah satu cowok berparas tampan dan bertubuh tinggi.

Mendengar itu, Natasha langsung melihat ke arah sumber suara, dan matanya mendapatkan lelaki tamvan. "Ya toibaa fix dia jodoh gue!" Ucapnya dalam hati.

"Yaampun ganteng benget! Calon imam gue!" Teriak satu cewek menor yang berada tak jauh dari cowok itu.

"Sha! Natasha! Dimana lo?" Ucap Raffa dengan nada yang agak tinggi, tapi bukan teriak. Raffa mencari-cari keberadaan Natasha, dan ternyata ia berada di belakang para semut yang ingin mengetahui kelasnya.

"Astaghfirullah Sha! Lo gue cariin malah disini! Udah tau kelas lo apa belom?" Omel Raffa dan diakhiri dengan pertanyaan.

"Belom Fa, males gue desek-desekan."

"Yaudah nanti aja nunggu sepi."

Dan benar, setelah semua mengetahui kelasnya masing-masing mereka berkumpul perkelas ditempat yang sudah disediakan.

Didepan papan itu sudah tidak ada orang satu pun, Natasha pun melangkahkan kakinya menuju papan tersebut.

"Ihh mana sih nama gue, kok ga keliatan, mana kertasnya tinggi-tinggi banget lagi," gerutu Natasha.

"Nama lo siapa? Biar gue cariin."

***

Siapa dia?

Segini dulu dari aku😊

SIAPA YANG BELOM VOTE? HAYO NGAKU!!

VOTE DONG:(

Sepi ya bund, jadi gaada semangat nulisnya🥺👉🏻👈🏻

Cinta Jalur CoronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang