Melihat seseorang yang kita sayangi, lebih memilih bersama yang lain itu tidak semudah mengucapkan 'aku sayang kamu.
****
Mencoba untuk terlihat baik-baik saja adalah hal yang selalu Shinta lakukan di depan semua orang. Ia tidak ingin dianggap lemah sebagai wanita. Ia mencoba untuk tersenyum meskipun berbanding terbalik dengan hatinya yang sedang terluka.
Berpapasan dengan seseorang yang sudah berkali-kali membuat hatinya terluka, kecewa di depan parkiran motor. Bahkan cowok itu keluar bersamaan dengan seorang cewek yang sudah ia curigai sejak awal.
"Shin," panggil Ihsan.
Shinta berhenti dan menatapnya sekilas.
"Kenapa?" tanya Shinta tanpa mau melihat wajah cowok di sampingnya itu.
"Ada yang ingin aku omongin sama kamu."
Shinta mencoba untuk menatap cowok di sampingnya, namun ia menganggap seolah cewek di samping cowok itu tidak ada.
"Aku juga ada yang mau aku omongin sama kamu. Tapi ...." Shinta melirik ke arah cewek di samping Ihsan.
"Nanti aja deh, sepulang sekolah. Dan aku mau kita bicara empat mata. Kamu temui aku di taman pas kita ngerayain hari jadian ke-3 tahun SEN.DI.RI.AN," lanjut Shinta dengan sedikit menekan kata terakhirnya seraya melirik cewek di samping kekasihnya.
"Ngapain lo lirik gue," sungut Dea tak terima.
"Mata, mata gue. Terserah gue mau lihat siapa," jawab Shinta memutar bola matanya.
"Udah ya, San. Nanti aku tunggu di taman sepulang sekolah."
Kemudian Shinta berjalan meninggalkan mereka di depan parkiran motor.
"Iihh, nyebelin banget sih tuh cewek," gerutu Dea meremas tangannya seraya menghentakkan kakinya.
"Udah, mending kita ke kelas." Ihsan berjalan lebih dulu meninggalkan Dea.
****
Hari ini adalah jadwal untuk kelas XI IPA 1 dan 2 pelajaran olahraga. Semua siswa-siswi mengganti pakaiannya menjadi baju olahraga. Termasuk dengan Shinta dan kawan-kawan, Ihsan dan kawan-kawan, tak lupa juga dengan Dea.
Sudah terkumpul di lapangan, mereka langsung melaksanakan pemanasan terlebih dahulu agar tidak ada terjadi hal yang tidak diinginkan ketika pembelajaran olahraga. Setelah pemanasan, Pak Harus selaku guru olahraga itu memberitahu anak muridnya mengenai pembelajaran kali ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Pak Harus.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Dan dijawab serentak oleh siswa-siswi dari kedua kelas tersebut.
"Baiklah, untuk pembelajaran kali ini adalah mengulang kegiatan Minggu kemarin yaitu basket. Karena hari ini ada penilaian untuk ulangan akhir semester. Dan disini, bapak akan membagi empat kelompok. Yaitu dua kelompok dari kelas XI IPA 1 dan dua kelompok dari kelas XI IPA 2. Laki-laki sendiri, perempuan sendiri," jelas Pak Harus
"Oke, silakan membentuk kelompok," lanjutnya mengintruksi.
Tanpa ada drama berebutan, kedua kelas itu akhirnya bisa membahagi kelompoknya masing-muasing. Lapangan pun di bagi menjadi mendua. Di sebelah kiri lapangan di tempati oleh kelas XI IPA 2, sedangkan di sisi kanan lapangan di tempati oleh kelas XI IPA 1. Saat ini giliran para cowok yang bermain.
Tim dari kelas XI IPA 1 ada Ihsan, Yanuar, Angga, Vino dan Tino, dan lainnya. Sedangkan tim dari kelas XI IPA 2 ada Beni, Juna, Juno, Andre dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Luka [SELESAI]
Roman pour Adolescents[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Teenfiction *** Kisah yang indah tidak akan selalu baik-baik saja, meskipun di depan orang-orang kita terlihat baik-baik saja seakan tidak memiliki masalah. Bukan berarti mereka bisa berkata demikian tentang kita. Nyata...