Bab 1: Benar. Ini seperti biasa

3.1K 269 100
                                    

Fade melihat kegelapan. Mata biru kristalnya terbuka namun yang dia lihat tetaplah kegelapan sejauh dia mencoba memandang.

"Senang bertemu denganmu, Fade." (----)

Tiba-tiba suara lembut datang. Langkah kaki kecil terdengar dari belakang dan Fade melihat seorang wanita cantik bermata merah muncul tepat di depan dirinya.

Wanita cantik itu memutar tubuhnya dengan anggun dan rambut ungunya yang panjang berkibar, sebelum dia membungkuk kepada Fade sambil mengangkat gaunnya sedikit-nampak seperti gadis bangsawan kelas atas.

"Namaku adalah Ryca, seorang Dewi Reinkarnasi. Apakah perkenalanku ini cukup?" (Ryca)

Fade mengangkat alis. Mempertimbangkan bahwa dia baru saja mati, maka kejadian bertemu Dewi seperti ini mungkin tidak aneh. Jadi, dia menyilangkan kaki dan
mencoba bersikap santai saat dia memunculkan senyum.

"Dewi? Meski aku hampir tak percaya dengan yang ada di depanku saat ini, setidaknya aku akan mendengarkan perkataanmu. Apakah ini pemberitahuan tentang kematianku ... ataupun hal lain." (Fade)

Ryca melengkungkan bibir merah mudanya setelah Fade mengatakan itu.

"Aku senang kamu cepat untuk mengerti. Memang benar, kamu telah mati seperti yang kamu pikirkan. Namun, tujuanku membawamu kesini adalah untuk hal lain. Sebagai Dewi Reinkarnasi, diriku bertugas sesuai dengan julukanku, yaitu mereinkarnasikan jiwa seseorang. Tentunya itu termasuk dirimu, Fade." (Ryca)

Fade mengangguk pada perkataan Ryca, menunjukkan bahwa dia mengerti.

"Kemudian-kenapa kau tidak langsung mereinkasikanku saja? Lagipula Dewi Reinkarnasi tidak akan perlu repot-repot berbicara kepada orang yang ingin dia reinkarnasikan kecuali ada beberapa hal yang dia inginkan, bukan?" (Fade)

Ryca tertawa kecil.

"Hehehe. Seperti yang kukira, kamu sangat peka ya, Fade. Karena itu aku akan langsung ke inti pembicaraan saja. Sebelum aku mereinkarnasikan dirimu, aku ingin memberimu permintaan." (Ryca)

"Permintaan?" (Fade)

Fade memiringkan kepala dan agak bingung. Bukan menginginkan sesuatu, Ryca ini sebaliknya malah memberikan permintaan padanya. Ini membuat Fade agak bingung.

Dia melihat Ryca mengangguk.

"Mmh. Permintaan apapun itu. Selama kamu menginginkan-aku akan mengabulkannya." (Ryca)

Fade mengangkat alis untuk kedua kali dan menunjukkan keheranan yang dia alami lagi. Namun, dia tetap mengangguk juga. Dewi Reinkarnasi di depannya ini nampak tidak bohong. Apakah permintaannya akan benar-benar dikabulkan saat dia menginginkan?

Memikirkan dirinya sendiri yang telah mati, Fade tidak memiliki banyak permintaan untuk dikabulkan. Tapi dia juga tidak bisa menolak tawaran ini. Lagipula dari awal kenapa seorang Dewi kelas tinggi seperti Ryca ini repot-repot menjadi Sugar Mommy dadakan dari manusia biasa seperti dirinya? Pasti dia memiliki tujuan tertentu.

Maka dari itu, Fade, kemudian tanpa ragu membuka mulutnya.

"Aku ingin kekuatan untuk mengejek realtias dan logika-kekuatan imajinasi." (Fade)

"-Baik. Aku akan mengabulkan keinginamu, Fade. Dengan ini aku bisa mereinkarnasikan dirimu sekarang. Tentunya, ingatanmu akan tetap utuh." (Ryca)

Ryca menjawab dengan cepat dan menepuk tangannya dengan santai, seolah dia telah menebak Fade akan membuat permintaan seperti ini.

Ini membuat Fade membelalakan mata dengan terkejut. Dia tidak menyangka Ryca akan benar-benar menerima keinginannya.

Ini, ini, membuatnya tak bisa menahan tawa.

"Tolol." (Fade)

"Sungguh kata yang kasar. Tapi, aku akan memaafkannya. Ingatlah Fade-kekuatanmu akan bangkit saat kamu mencapai umur tujuh belas tahun. Untuk sekarang, sampai jumpa." (Ryca)

Setelah mengucapkan itu, Ryca melambaikan tangan dan Fade perlahan memudar...

---

Di sebuah taman; tepat berada di bawah naungan pohon, terlihat seorang anak lelaki berambut putih yang tidur dengan santai di bangku.

Dia, kemudian perlahan membuka matanya dan langsung merasakan angin sepoi-sepoi bertiup dengan lembut.

"Mimpi bertemu dia lagi, kah ... kenapa dia terus muncul dalam kepalaku ... walaupun, aku belum mencapai umur tujuh belas tahun." (Fade)

Anak ini adalah Fade. Dia baru saja bereinkarnasi dan masih duduk di bangku sekolah dasar. Jika ingin dijelaskan secara singkat, dia adalah seorang pria dewasa yang masih bertubuh anak-anak setelah bereinkarnasi.

"Nyaaa~~" (----)

Fade mendengar suara kucing mengeong. Menoleh, dia menemukan seekor kucing dengan bulu berwarna hitam yang tidur dengan nyaman di bangku tepat di samping dia duduk.

Ini membuat Fade menguap juga. Awalnya dia mengira kucing hitam ini adalah Kuroka. Namun, setelah melihat sosoknya yang terlihat tanpa pertahanan sama sekali, Fade membuang pikiran itu.

Fade mendesah dan menggosok wajahnya. Membersihkan bekal yang dia bawa, dia lalu keluar dari taman dengan hening.

---

Fade membuka matanya lagi namun yang dia lihat sekarang hanyalah kegelapan. Penutup mata hitam telah dipakai di wajahnya dan dia menguap dengan santai. Telinga yang dia andalkan untuk melihat keadaan sekitar sekarang mendengar suara berisik dari siswa yang ada di kelas.

Dia telah menjadi buta dan sudah memasuki bangku sekolah menengah.

Meski menyedihkan karena tidak bisa melihat menggunakan matanya seperti dulu, dia telah terbiasa dengan ini.

Tangannya kemudian bergerak untuk mematikan perekam suara dan dia berdiri ketika memulai olahraga ringan untuk meregangkan otot.

Pada saat setelah dia selesai, dia tiba-tiba merasakan hawa keberadaan yang mendekat kearahnya.

"Ya, Fade-kun. Bagaimana kalau kita makan siang bersama?" (----)

Itu adalah suara yang Fade kenal. Mengeluarkan senyum khas, Fade kemudian menoleh kebelakang.

"Oh, Kiba kah? Tentu, aku tak keberatan. Tapi semua sayuran akan kuberikan padamu." (Fade)

"Aku tak keberatan. Jadi, apakah ini seperti biasa?" (Kiba)

Fade bisa merasakan Kiba tersenyum tampan sambil mengangkat bahu dengan tak berdaya.

Jadi, Fade menirunya dan mengangkat bahu juga.

"Benar. Ini seperti biasa." (Fade)

Fade: Exploring the Multiverse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang