Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[author]
liburan natal telah usai. kini, semua murid hogwarts kembali ke sekolah nya. baru saja menginjakkan kaki di hogwarts, harry dan [name] kembali dipanggil oleh dumbledore ke ruangannya—lagi.
kedua anak itu diminta untuk mengungkapkan memori tom riddle atau sekarang lebih dikenal dengan voldemort melalui the pensieve kepada harry dan [name], juga memori profesor slughorn di mana tom riddle menanyakan mengenai suatu sihir hitam.
"aku tak terpikirkan orang lain untuk didatangi. para profesor lain, mereka tidak sepertimu, mungkin mereka salah paham" ujar tom riddle basa-basi.
"lanjutkan" suruh profesor slughorn.
"aku berada di perpustakaan kemarin malam, di seksi terlarang dan aku membaca sesuatu tentang sebuah sihir langka. lalu kupikir kau bisa memberiku pencerahan" gumam tom riddle.
"sihir itu disebut, seperti yang kupahami" sambung tom riddle.
"maaf? aku tak tahu apapun hal-hal seperti itu, dan jika aku tahu aku tidak akan memberitahumu!" bentak profesor slughorn dengan nada tinggi.
"sekarang, pergilah dari sini, dan jangan biarkan aku mendengarmu menyebutkan itu lagi!" usir profesor slughorn. setelah kejadian singkat itu, [name] dan harry kembali ke ruangan dumbledore.
"bingung? aku akan terkejut jika kalian tak bingung" dumbledore menatap dengan tatapan khasnya ke arah [name] dan harry.
"i don't understand. what happened?" tanya harry.
"ini mungkin ingatan terpenting yang aku kumpulkan. itu juga sebuah kebohongan. ingatan ini telah di ubah oleh pemilik ingatan ini, teman lama ku, profesor slughorn" jawab dumbledore.
"tapi, kenapa dia merubah ingatannya sendiri?" [name] ikut bertanya.
"aku curiga dia malu akan itu" dumbledore menebaknya.
"kenapa?"
"itulah pertanyaannya. aku meminta kalian untuk mengenal profesor slughorn dan kalian melakukannya. kini, aku ingin kalian membujuk dia agar dia mengungkapkan ingatan yang sebenarnya dengan cara apapun" pinta dumbledore.
"aku tidak mengenal dia sebaik itu, sir. begitu pula [name]" ujar harry.
"ingatan ini adalah segalanya, tanpa itu kita buta. tanpa itu, kita meninggalkan nasib dunia kepada takdir"
