🍁
Setelah semua hyungnya pergi juga Jeno dan Chenji yang sudah masuk kamar masing-masing, Haechan diam-diam juga ikut keluar dari mansion.
ia pergi ke taman belakang, mengedarkan pandangannya guna mencari sosok adik kembarnya dan ketika netranya menemukan sosok yang dicari, bukannya menghampiri Haechan malah hanya berdiri ditempatnya sembari memerhatikan
"Cih, sedang apa dia" gumamnya dengan tangan yang ia letakkan didepan dada
Sedangkan objek yang diperhatikan tau jika kini dia sedang diperhatikan, hatinya memang se'peka itu jika saudaranya sedang berada disekitarnya, Jaemin berbalik menatap Haechan yang kini berdiri gugup karena ketahuan sedang memerhatikan--niatnya hendak langsung pergi, namun sang adik menghentikannya
"Ayo bicara" ucap Jaemin yang membuat mau tak mau Haechan kembali berbalik hanya untuk melihat raut sendu adiknya
"Untuk apa??kau ingin aku meminta maaf karena telah mengatakan fakta tentang dirimu??"
Jaemin menghela nafas, kemudian berjalan mendekat dan menarik tangan Haechan untuk berjalan mengikutinya
"Kau mau membawaku kemana??aku tak ingin menemanimu jika kau hanya ingin mengajakku kabur untuk membeli ice krim"
Jaemin tak menghiraukan, masih tetap berjalan tanpa menoleh,ada sedikit senyum tipis mendengar celoteh sang matahari--Haechan tak membencinya, Haechan menyayanginya, Haechan masih hafal dan terus mengingat setiap kejadian yang mereka lakukan bersama saat kecil dulu
"Yakk,kau tuli!!jangan berulah Choi Jaemin,aku lelah"
Jaemin melepas genggaman tangannya saat keduanya sudah berada di belakang mansion, tepatnya berada dibelakang gudang yang terletak di bagian belakang mansionnya yang terhalang pagar besar sebagai pembatas antara area mansion Choi dan entah apa diluar sana
Keduanya saling diam untuk beberapa saat.
"Ayo, kau bisa memukulku, disini sepi tidak ada pengawal yang akan menghukum jika mereka tau kita bertengkar" ucap Jaemin memecah hening
Haechan berdecih "kau bodoh, yang ada aku akan disalahkan oleh semuanya jika kau mati"
"Kau ingin aku mati??"
Haechan melengos, hatinya menjerit tidak,dia tidak ingin saudaranya hilang dari bumi, dia masih ingin melihatnya lebih lama, lama dan lamaaa lagi, selamanya.bisakan??
"Chan??"
"Aku membencimu Choi, kau hiks kau merebut semuanya"
Hati Jaemin berdesir nyeri kala air mata itu luruh dan mengalir di pipi saudaranya.
"Kau juga merebutnya Haechan, aku hanya meminta eomma dan Appa darimu bukan semua hyungmu,apa kau juga tak memperbolehkanku mengambilnya??"
"Jika aku tak memperbolehkannya juga kau sudah mengambilnya lebih dulu sialan!!" Emosinya
"Kau marah sekarang??" Tanyanya
Haechan menggertakan giginya juga mengepalkan kedua tangannya "kau masih bertanya eoh??kau buta Choi Jaemin!!"
"Lalu jika kau marah, apa aku juga boleh marah??kau sudah keterlaluan Haechan, aku tidak suka kau membentak pada Ren--"
"Apa masalahmu??apa pedulimu aku tanya" Haechan mendorong tubuh Jaemin membuat omongannya terpotong
Jaemin pun ikut tersulut emosi, tangannya mencengkram kerah baju Haechan "aku peduli bodoh,kau saudaraku,kau alasanku kembali Haechan,Kau juga Ren dan Jeno adalah alasan aku kembali hiks" dan tangisnya luruh, bersamaan dengan cengkraman yang terlepas

KAMU SEDANG MEMBACA
[5] Our home || 𝙽𝚌𝚝²³
Fanfic°°° '𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ𝑘𝑢 𝑟𝑎𝑚𝑎𝑖,𝑛𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑖𝑡' '𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎,𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑘𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛...