Happy Reading
.
.
.
-adakah rasa cinta tanpa cemburu. Ataukah ada rasa cemburu tanpa cinta?"-___________________
Nadir- laki-laki jangkung berkulit putih serta pahatan wajah yang bisa di katakan sempurna. Laki-laki blasteran Indonesia-Belanda. Memiliki ibu berkewarganegaraan Belanda dan ayah Indonesia-Arab membuat pahatan wajahnya indah.
Alis tebal serta bulu mata sedikit lentik, hidung bangir juga bibir merah muda tak tersentuh nikotin, bahu tegap dan lengan kekar. Sulit sekali mendefinisikan fisiknya yang hampir sempurna itu.
Kini, Nadir berjalan menuju dapur. Pakaian nya sudah ia ganti dengan piyama setelah makan tadi. Membuka kulkas kemudian mengambil susu rendah kalori miliknya. Dia ini seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Ketika minum susu terlihat jakun nya yang naik turun. Lihatlah, meskipun usianya sudah kepala tiga namun wajah nya tak termakan oleh usia. Dia hanya terlihat lebih dewasa saja.
Setelah selesai menghabiskan satu gelas susu Nadir bangkit. Menaruh kembali botol susu di kulkas kemudian mencuci gelas yang baru saja di pakainya.
Ketika tengah mencuci suara ponsel menarik perhatian Nadir. Laki-laki itu mengelap tangan nya kemudian meraih ponsel dekat rak piring. Nadir melihat-lihat sebentar ponsel tersebut. Ini milik Nafisha seperti nya.
Nadir berjalan menuju kamar Nadia karena Nafisha ada disana. Mengetuk pintu pelan, tak ada sahutan akhirnya Nadir membuka pelan pintu tersebut.
Dari tempat Nadir berdiri laki-laki itu bisa melihat Nafisha yang tertidur seraya memeluk Nadia. Wanita yang mengenakan hijab berwarna milo itu agaknya sudah terlelap.
Ponsel Nafisha kembali berdering setelah tadi mati. Nadir menggenggam ponsel tersebut agak ragu, tertera nama mas Rey disana. Nadir menutup pintu kembali dan berniat mengangkat panggilan tersebut. Dia tidak ingin mengganggu Nafisha.
Setelah telepon tersambung Nadir pun bersuara, "Hallo."
Lama tak ada sahutan dari sebrang sana laki-laki dengan bola mata coklat gelap itu kembali bersuara.
"Hallo. Maaf anda mencari Nafisha? Dia sedang tidur di rumah ku, kalau boleh tahu anda siapa?" Nadir kembali berucap, matanya naik turun seperti menahan kantuk.
"Saya suami Nafisha. Dimana istri saya sekarang?!"
Suara serak dan tegas itu mampu membulatkan bola mata coklat gelapnya. Melihat layar ponsel yang tertera nama mas Rey dengan emot hati berwarna merah sudah bisa di tebak kalau pemilik nomer tersebut adalah orang sepecial.
Namun, Nadir sama sekali tidak tahu bahwa Nafisha sudah menikah.
___________________
Rey mengetuk pintu tak sabaran. Kancing atas kemejanya terbuka menandakan dia sedang kacau saat ini. Pintu berwarna putih di depan nya terbuka setelah dia mengetuk secara brutal dan menampilkan sosok laki-laki jangkung.
Rey menarik kasar kerah piyama laki-laki di depan nya. Matanya menyorot tajam bersamaan dengan suara gemeletuk giginya.
"Dimana Nafisha?" Tanya nya tidak sabaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sayap
Poesia"mencintaimu adalah anugrah, memilikimu adalah kebahagiaan untuk ku namun penderitaan untuk mu" -Zeina Nafisa- "kata mereka memiliki dua istri adalah kesenangan, menurutku mereka keliru. sebab yang ku rasa hanyalah beban...