ASN5; Sepupu

4 3 0
                                    

Ngetik itu capek..
dan mikirin cerita itu gk mudah
jadi voment ya biar capek authornya hilang..😅

☆☆☆


"Suho sama junkyung romantis kali, Sakit aja masih sempatnya uwu uwuan, kan jiwa jomblo sejak lahir gw meronta-ronta melihat ini"

"Eh.. ada seojun rupanya di belakang, yah.. kasihan banget seojun harus melihat orang yang di cintainya uwu uwuan sama rivalnya sendiri"
"Gw sebagai team seojun merasa tak rela, kalau junkyung gk mau sama seojun mending gw aja yang sama seojun"

Cklek..

"Heh...pendek" kata seseorang yang membuka pintu kamarku tadi, dan aku refleks menoleh ke arah sumber suara

"Sepupu dateng bukannya di sambut, malah enak dia nge-drakor disini" katanya sambil menutup laptop yang ada di depanku

"Ih.. apaan sih bang, main tutup-tutup aja" kataku kesal

"Buatin gw minum sana, capek gw baru nyampe" perintahnya seenak jidat

"Kenapa mesti gw kan ada bibi"

"Gw maunya buatan lo"

"Males"

"Oh.. jadi lo malas buatin gw minum" dan aku pun mengangguk mantap
"Yaudah deh nanti tinggal gw bilangin sama mama dan papa lo kalau lo malas belajar dan asik ngedrakor aja"
ancamnya

"Is.. yaudah gw buatin minum, tapi awas aja kalau lo bilang sama mama dan papa gw kalau gw malas belajar, habis lo sama gw" kataku kesal lalu pergi meninggalakan kamar dan menuju dapur


*****

"Loh non, ngapain di dapur?" tanya bibi

"Oh ini... buatin bang Yuda minuman" jawabku

"Loh kenapa gak suruh bibi aja non?"

"Gak papa bi, lagiankan bibi masih banyak kerjaan"

"Em.. yaudah ya non bibi lanjut kerja lagi" pamit bibi yang ku balas anggukan

Setelah selesai aku melangkahkan kakiku menuju ruang tamu

"Nih minumnya" kataku seraya menyodorkan minuman yang ku buat
lalu aku melangkahkan kakiku untu duduk di sofa tunggal

"Makasih" balasnya setelah itu ia meneguk minuman itu

"Ngapai kesini?" tanya ku to the point

"Emang gw gak boleh main kesini?" tanyanya

"Gak" jawabku

"Yeu.. dasar adek durhaka, kalau ngomong gak di filter dulu" katanya sambil mengacak rambutku gemas

"Is.. jangan ngacakin rambut gw" kataku kesal

"Is.. anak siapa sih ini?"tanyanya

"Anak orang"

"Pasti anak tante Layli sama om Rahmad" jawabnya sendiri

"Udah tau nanya lagi" balasku

"Gw di suruh sama nyokap lo buat jagain lo di rumah selama gak ada dia" jelasnya

"Oh" balasku sambil mengngguk anggukan kepala

"Jadi lo harus nurut sama gw"

"Eh.. enak aja lo"

"Orang tante kok yang nyuruh, katanya kalau lu harus nurut sama gw, atau gak semua fasilitas lo ditarik dan lo gak boleh keluar rumah selain sekolah" Katanya

"Ini pasti akal-akalan lu kan, pasti lu bilangin ke mama yang iya-iya..
"Eh maksud gw yg enggak-enggak tentang gw kan?"

"Berdosa banget lo sama gw, gw gak ada ngomong apa-apa ya sama tante, tante sendiri yang nyuruh gw jagain lo sampai tante pulang dari Bandung"

"Hm.. yain" ujarku malas

Setelah itu hanya ada keheningan karena kami sibuk dengan ponsel masing masing

Ting...

"Permisi.. pesanan" teriak orang dari luar sana

"Dek.. bukain pintunya"Suruhnya

"Ck.. punya kaki kan? punya tangan kan?, ya bukalah sendiri"

"Kalau ada lo yang bisa bukain, kenapa harus gw" katanya dengan wajah tengilnya

"Dasar abang laknat"

"Heh mulutnya, gw ganti sama congor nanti mulut lu ye"

"Wlek" aku mengejeknya sambil menjulurkan lidah

ting..

"Permisi pesanan" teriaknya untuk ke2 kalinya

"Kalau lo bukain gw kasih deh separuh sama lo" katanya pasrah

"Bener ya"

"Ck.. iya iya buru gih"

Aku langsung berjalan ke pintu untuk membuka pintunya

"Permisi apakah ini rumah Yuda?" tanya kurirnya

"Iya saya adeknya"

"Ini pesanannya, tolong tanda tangan disini"

Lalu aku menandatangani kertasnya dan memberikan sejumlah uang kepadanya

Setelah mengucapkan terima kasih dan kurirnya sudah pergi dari halaman rumahku, aku langsung menutup pintunya

"Nih. pesanan lo" sambil memberikan pesanannya tadi dan dia menerimanya

"Btw lo mesan apa?" tanya ku,

"Oh ini" katanya sambil menunjukkan bungkusan itu, dan akupun mengangguk sebagai jawaban iya

"Nih buka aja sendiri"

Karna aku sudah terlanjur kepo, akupun mengambil bungkusan itu dan membukanya..

"Hah.. lo beli mi instan?"

"Iya, emang kenapa?

"Lo cuma beli mi instan lewat online, mana satu lagi mi instannya, padahal ada kedai di depan rumah dan lo tinggal nyebrang aja untuk sampai kekedai itu" kataku sambil geleng geleng kepala.... heran

"Gw mager nyebrang, makanya gw beli online aja" jelasnya

"Serah lo aja dah" kataku lalu pergi menuju kamarku

*****

Aku terbaring dikamarku yang dominan warna biru..
Aku menyukai warna biru karena bagiku warna biru itu membawa ketenangan tersendiri

"Mah.. Pah... Ila kangen kalian, Kalian kapan pulangnya, sebegitu pentingnyakah pekerjaan kalian sampai meninggalkan anaknya sendiri" tak terasa air mataku mulai berjatuhan

"Jujur.. Ila iri lihat mereka yang orang tuanya selalu ada disampingnya, Setiap hari Ila selalu berfikir positif, kalian bekerja untuk masa depan Ila"

"Walaupun hari minggu tiba, yang sda di pikiran kalian selalu bekerja dan bekerja"

"Setiap hari Ila merasa sendirian"

"Huh.. yaudahlah ngapain pula gw nangisin hal yang gak penting gitu, mending gw tidur aja"

Lalu setelahnya akupun memejamkan mataku dan mulai memasiki alam mimpi

Tanpa sadar sedari tadi ada yang mendengarkan Pembicaraanku di balik pintu kamarku

To be continued...
Ih.. tangan author gatal pingin cepet cepet up cerita ini...
Lama ya author up nya?
Makin gaje ya ceritanya?😅
Jangan lupa voment oke
ditulis dengan 860 kata
sampai jumpa di chapter berikutnya by by

 Best FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang