Memaknai Kegagalan

4 0 0
                                    


Kegagalan di dalam hidup ini di definisikan dengan tidak berhasilnya suatu pekerjaan, tidak tercapainya suatu target dan tidak sampainya suatu tujuan. Kegagalan terjadi karena dua sebab, yaitu sebab di dalam diri dan sebab di luar diri. Untuk sebab di dalam diri dikarenakan  karena antara pikiran perasaan dan tindakan tidak berjalan dengan selaras sedangkan sebab di luar diri bisa terjadi karena orang lain, alam dan lain sebagainya.

Jika orang melalui suatu ujian dan gagal maka akan timbul kesan yang tidak enak di dalam dirinya, dari kesan yang tidak enak ini bisa membawa orang untuk trauma dan tidak mau untuk melangkah lagi. Tuhan menguji hati dan mengijinkan iblis untuk mencobai manusia. Seseorang yang di siapkan untuk hal hal yang besar, di uji dan di murnikan dengan hal hal yang besar juga. Ujian ini bertujuan untuk melihat isi hati kita, apakah kita tetap berpegang pada perintahNya dan mengasihi Dia dengan segenap hati, ataukah ada sesuatu yang salah didalam hati kita. Ujian memurnikan hati kita, saat kita mengalami ujian dan gagal kita mengetahui kesalahan kita di mana dan bisa belajar darinya, tetapi saat kita tidak pernah mengalami ujian, maka kita juga tidak tau seberapa kualitas diri kita. 

Saat kesengsaraan dan penindasan datang menghampiri kita, apakah pikiran kita tetap memikirkan firman? Apakah kita bersungut sungut dan mengeluh? Apakah kita takut dan sedih serta gentar hati? Apakah kita mengambil jalan pintas dan tidak setia pada proses yang terjadi? 

Saat harta dan kekayaan bertambah, saat semuanya tampak membahagiakan, apakah pikiran kita selalu memikirkan harta kita? Apakah perasaan kita takut jika harta dan kekayaan ini tiba tiba hilang? Apakah kita menjadi kehilangan damai sejahtera kita? Apakah kita mulai tidak puas dengan pendapatan kita dan mulai memeras dan merampas orang lain? Apakah kita tetap sederhana sama seperti dahulu ? Apakah kita menjadi sombong dan berpikir bahwa semua kekayaan dan harta benda ini karena usaha kita? 

Saat semua harta kita hilang, saat semua berkat berkat itu pergi, apakah kita mulai bersungut sungut dan mengutuki Tuhan? Apakah kita berusaha untuk menahan agar harta dan kekayaan itu tidak pergi? Apakah perasaan kita tetap sama saat kita tidak punya apa apa lalu kita kaya dan kita menjadi tidak memiliki apa apa lagi? 

Ujian tidak selalu berbicara tentang kesengsaraan dan penindasan, tetapi juga berbicara kekayaan dan kebahagiaan. Ujian memperlihatkan kepada kita apa yang ada di pikiran kita, apa yang ada di perasaan kita dan tindakan apa yang kita lakukan. Jika segala sesuatu berjalan dengan lancar saja, maka kita memandang hidup kita adalah hidup yang paling sempurna. 

Kecelakaan pesawat terbang jarang terjadi, tetapi saat kecelakaan itu terjadi, maka media ramai memberitakannya. Semisal kita hendak ke negara lain dengan menggunakan pesawat terbang, sewaktu kita hendak check in, ternyata kita ketiduran,  di jalan kita sudah berdoa kepada Tuhan untuk tidak terlambat, ternyata kita terlambat dan tidak bisa naik pesawat. Kita mulai menggerutu, menyalahkan Tuhan dan menyalahkan diri kita sendiri. Mungkin karena banyak dosa yang saya perbuat dan banyak kesalahan yang nenek moyang saya buat, maka saya sial. Kita melihat uang kita hilang dan sangat sedih. Besoknya kita membaca berita bahwa pesawat yang kita hendak tumpangi ternyata kecelakaan dan semua penumpangnya meninggal dunia. Kita segera bersyukur akan kebaikan dan kemurahan Tuhan di dalam hidup kita. Kita memandang diri kita adalah orang yang beruntung. Peristiwanya adalah sama, tetapi di sini tergantung dari orang yang memaknainya. 

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Apa yang kita anggap rugi, kadang adalah keuntungan, sedangkan kadang apa yang kita anggap untung bisa jadi adalah kerugian. Di atas semuanya itu, yang perlu kita jaga sebenarnya adalah sikap hati kita. Saat kita berada di sisi yang menurut kita menyedihkan maka bersyukurlah dan saat kita berada di situasi yang menurut kita membahagiakan maka bersyukurlah juga. Tuhan membawa kesedihan dan kebahagiaan, kesukaran dan kemudahan, hambatan dan percepatan,  semuanya untuk menguji hati kita dan menyingkapkan kepada kita hal hal apa yang kita perlu berubah supaya menjadi lebih baik. Semua nya itu sama saja, semua nya itu adalah berkat bagi kita. 

Bisa jadi kita memandang diri kita ruwet banyak hambatannya banyak tantangannya, dan selalu gagal, tetapi dari apa yang kita hadapi ini kita bisa mengecek, apakah pola dari kegagalan kita ini? waktu pencobaan dan ujian datang kepada hidup saya, bagaimana kondisi hati saya? Apa yang saya pikirkan? Apa yang saya rasakan? Tindakan tindakan apa yang saya lakukan? Biasanya jika pikiran perasaan dan tindakan kita benar maka kita akan damai sejahtera dan melewati pencobaan dan ujian dengan baik. Jika kita gagal, maka kita patut bersukacita karena kegagalan kita ini menyingkapkan hal yang perlu di perbaiki di dalam hidup kita. Jika pikiran perasaan dan tindakan sudah benar tetapi kita masih mengalami segala sesuatu yang tidak enak bagi kita, yang perlu kita lalukan adalah bertekun di dalamnya. 


"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. 

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, – yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit –, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. 

Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. 

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."


=====

When God wants to drill a man,
And thrill a man,
And skill a man
When God wants to mold a man
To play the noblest part;

When He yearns with all His heart
To create so great and bold a man
That all the world shall be amazed,
Watch His methods, watch His ways!

How He ruthlessly perfects
Whom He royally elects!
How He hammers him and hurts him,
And with mighty blows converts him

Into trial shapes of clay which
Only God understands;
While his tortured heart is crying
And he lifts beseeching hands!

How He bends but never breaks
When his good He undertakes;
How He uses whom He chooses,
And which every purpose fuses him;
By every act induces him
To try His splendor out-
God knows what He's about.

Ketenangan Jiwa Seorang Pengikut KristusWhere stories live. Discover now