Yesus Tempat Perhentian Kita

4 0 0
                                    



"Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya"


Di Ibrani di katakan ada sejumlah orang yang di beritakan kabar keselamatan, tidak dapat masuk ke tempat perhentian. Jadi mereka terus menerus bekerja tiada henti dan tidak beristirahat. Apakah ini berarti jika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan JuruSlamat, kita berhenti bekerja, bersantai dan beristirahat sampai kita meninggal?

Yesus Tempat Perhentian Nya Bagi Kita

 Tuhan sudah menyediakan Yesus sebagai tempat perhentian kita. Berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya". Yesus menjadi hikmat kita, Ia membenarkan menguduskan dan menebus kita. Di Kayu Salib Ia mengerjakan keselamatan kita. Kebanyakan orang terus bekerja untuk mendapatkan kebenaran kekudusan dan penebusan. Mereka bekerja beribadah dan melakukan segala sesuatu untuk membenarkan diri, menguduskan diri dan menebus diri. Ini adalah perbuatan yang mati dan sia sia, alih alih percaya Yesus sudah mengerjakannya bagi kita, kita terus menerus bekerja untuk mendapatkan apa yang Yesus sudah kerjakan bagi kita. 

Kebenaran kekudusan dan penebusan sudah di berikan kepada kita, jika kita tidak percaya bahwa Allah ingin memberkati kita dan telah memberkati kita dengan segala berkat dalam Kristus Yesus; kita akan terus bekerja dan bekerja tanpa istirahat.

Kita melelahkan diri mencoba meraih apa yang sebenarnya SUDAH DIBERIKAN.

Jika kita berusaha untuk keselamatan, untuk pengudusan dan upah -bukannya percaya- kita akan selalu ketakutan dan merasa tidak aman.

Kita akan selalu bertanya, "Apakah yang kulakukan sudah cukup?".

"Kita bisa percaya, atau kita bisa berusaha. Perbedaannya adalah surga dan neraka."

Di Dalam perjanjian lama, orang tidak dapat memasuki tempat perhentian Tuhan karena dia tidak taat, mereka tidak mentaati seluruh perintah Tuhan, maka mereka binasa. Maka kita haruslah berusaha melakukan seluruh perintah Allah agar kita selamat.

Tetapi berusaha yang sejati adalah beriman kepada Yesus Kristus dan karyaNya di Kayu Salib. 

Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Jika kita tidak mempercayai Allah memelihara kita dan telah menyediakan apa yang kita perlukan, maka kita akan berusaha.

Adalah lebih baik jika mulai kini kita 'berusaha' untuk masuk ke suatu tempat dimana kita menghentikan segala pekerjaan sia-sia dan mengijinkan hati kita berdiri teguh dalam kebenaran sejati.

Kita berusaha BUKAN untuk 'mendapatkan' tempat perhentian, tapi untuk 'masuk' ke tempat perhentian. Bedanya besar.

Kita belajar untuk mengerahkan segala upaya untuk masuk ke tempat perhentian, suatu peristirahatan yang Allah sediakan.
Sekarang, jika ada masalah, respon awal kita bukan lagi, "Apa yang harus kulakukan untuk mengatasi ini?"; tapi "Apa yang Roh Kudus katakan untuk situasi ini?".

Jika hidup menghantam keras, pikirkan ini, "Apakah aku mau bergulat seperti Ayub, atau tenang seperti Yesus?".
Memang seringnya tak mudah.
Kadang kita menerima kabar tak menyenangkan, dan tidak menemukan apapun di sekitar kita yang membawa ketenangan dan harapan.
Tapi kita berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan.
Memandang diatas situasi kita ada Bapa kita yang mengasihi dan bahkan menghitung jumlah rambut di kepala kita.
Kita mendaratkan diri dalam ucapanNya, memilih untuk percaya apa yang Dia katakan, maka kita akan menjadi rumah yang dibangun di atas batu karang, tak tergoyahkan.



Ketenangan Jiwa Seorang Pengikut KristusWhere stories live. Discover now